"Mau sampai kapan ngambeknya sayang...."
"Lagian mama ih Renjun itu paling benci kalau dibanding-bandingin, dia baperan kaya perawan."
Taeyeon tertawa, ia mengelus rambut anaknya, "Habis wajahnya lucu."
"Renjun sama Mark beda, Mark pada dasarnya tabah ngehadepin mulut ceplas-ceplos mama, kalau Renjun ngga."
"Kurang ajar kamu ya!!"
Kini gantian Haechan yang tertawa, beberapa detik kemudian tawanya berhenti, Haechan menunduk, wajahnya menjadi muram.
"Renjun gak mau bales pesanku ma, beneran depresi dia, aku takut kalau dia makan racun tikus." Keluh Haechan, Taeyeon tersenyum tipis, ia mengelus rambut anaknya.
"Besok bawa dia kesini ya." Pinta Taeyeon.
Haechan mengangkat kepalanya, wajahnya terlihat kaget, "Mau diapain!? Mama tuh kaya tukang jagal tau ngga!!"
"Kualat kamu sama mama, mama tuh mau minta maaf, kamu ngajak dia buat minta ijin kemah kan? Besok suruh dia dateng."
"Ngga diapa-apain kan? Awas ya bisa-bisanya pacarku masuk RSJ."
"Iya iya." Taeyeon menepuk punggung Haechan, "Dah sana masuk kamar." Usirnya halus.
Bibir Haechan mengerucut, dengan enggan ia kembali ke kamarnya. Menghela nafas panjang ia menatap langit-langit kamarnya dan membayangkan apa yang akan terjadi besok.
"Ngga lucu bangsat masa gua kangen Renjun...." Keluh Haechan dengan dengan muka yang tenggelam dibalik bantal abu-abunya.
"Ren?"
Jaemin terheran melihat Renjun yang sudah berdiri didepan pintu kelas, Renjun lupa menjemput Haechan apa gimana?
Renjun menoleh, menatap datar Jaemin, "Kunaon?"
"Lu lupa jemput Haechan apa gimana?"
Renjun mendelik kesal, ia menggeleng lalu berkata, "Aing takut sama mamaknya...."
"Lah, emang lu diapain?"
"Bacot ah, ngga mood cerita..."
"Lah salah gua apaan anjing."
Renjun sepertinya takut diledekin seperti ketika curhat dengan Jeno kemarin sore.
"Udah ngerjain sosiologi belum?"
"Hah? Y-"
"MANEH TEH KENAPA SI REN?!"
Jaemin dan Renjun terkaget dengan gebrakan di daun pintu dan teriakan barusan. Mereka berdua menatap wajah merah Haechan, tampaknya lelaki itu habis berlari dari halaman sampai kelas.
"Gua ngapain?" Tanya Renjun dengan wajah dongo.
"Mamah nyariin, dia bingung kok lo gak jemput gua, ck, jangan-jangan gara-gara omongan mamah?"
"Bu-"
"Iya Chan, takut katanya." Cepu Jaemin dengan wajah kesenangan, tampaknya menganggu Renjun adalah hobi barunya.
Haechan berkacak pinggang, "Lo cowok kaga punya nyali sih?"
"Dia kan mantan uke Chan, maklumi lah."
"Yaiya sih tapi lo kan cowok! Sekarang status lo pacar gua masa sama mamah gua aja takut gimana sama kakek gua! Lo tau kalau salah dikit aja bakalan suruh kerja rodi seminggu!"
Kenapa jadi bahas keluarga?
"Pokoknya nanti pulang ikut gua kerumah! Oke!?"
"....."
"OKE GAK!??"
"O-oke."
Saat ini Haechan dan Renjun ada di mall, tadi mamanya Haechan nitip susu buat adiknya Haechan yang masih bayi, Haera, jadi mau gak mau kedua orang itu menjadi babu dalam sehari.
"Beli satu atau dua?" Tanya Haechan tiba-tiba.
Renjun mengerutkan keningnya heran ketika Haechan memegang 2 kotak susu dengan wajah bingung.
"Lho tadi mama pesen apa?"
"Gak denger."
"Kok bego?"
"Kok ngatain?"
"Ya lu kan bego."
"Lu lebih bego!"
"Lu-" Renjun ingin membalas perkataan Haechan tapi kalau begini perdebatan mereka tidak akan selesai-selesai. Oke lebih baik seme mengalah.
"Chat atuh sayang."
Bgst berdamage asu, gerutu Haechan dalam hati.
"Aku mau beli 2 aja."
"Oh ambil aja, ud-
"Hah? Aku?"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
nge-gas , renhyuck
Romance[ follow dulu baru baca ya ] Bukan Renjun namanya kalau gak ngegas, apalagi soal Haechan ║▌│█║▌│ █║▌│█│║▌║ ©albusjr