TL-34 (END)

129 21 5
                                    

Dalam perjanan hati Lika tak tenang, tapi di saat bersamaan dia juga merasa senang, semuanya akan secepatnya selesai. Begitu pun dengan Edam, walau ia terlihat tenang saat menyetir, namun sebenarnya ia sangat gelisah.

Sebenarnya ini tuh mau ada acara apa sih! batin bingung plus kesal Raven.

Kita mau apa sih, batin bingung Ara.

"Ra, Ven, turun udah sampe!" panggil Lika yang sudah turun dari mobil.

Baik Ara maupun Raven pun melihat sekeliling mobil dan ternyata memang sudah sepi. Bahkan Ano pun sudah berada di luar mobil, melihat itu Ara segera keluar dari mobil dan menghampirinya.

"Kok Ano ninggalin Ara!" rengek Ara dan bergelendotan pada lengan Ano.

"Udah aku panggil, kamunya aja ngelamun terus," sindir Ano membuat Ara memajukan bibirnya.

"Udah, mau aku cium tuh bibir!" Hal itu membuat Ara mencebik. Ano pun berjalan ketika melihat Lika dan Edam sudah berjalan masuk ke dalam restoran.

Ketiga remaja itu hanya mengikuti ke mana langkah orang tuanya yang berjalan di depan. Hingga berhenti di ruangan yang khusus atau privat.

"Silahkan tuan, anda sudah ditunggu!" pelayan itu membukakan pintu ruangannya.

Saat pintu dibuka mata Ara membulat ketika melihat siapa yang duduk di dalam. "KAK XANDER!" pekik Ara kaget.

"Hai Ra!" reflek Ara maju dan memeluk Kakak laki-lakinya itu.

"Kakak kok nggak hubungin Ara!" memang setelah pertemuannya di hari pernikahan Edam dan Lika hubungan mereka sedikit membaik.

"Maaf ya." Yang lain kecuali Raven melihat itu hanya tersenyum hangat, melihat hubungan kakak dan adik.

"Ekhem!" dehem Edam.

"Eh, maaf Dad," ringis malu Ara.

Ara pun mendudukkan dirinya dengan sopan. Ara hanya mampu meringis malu, ia bahkan sampai lupa bahwa sekarang bukan hanya ada dirinya dan Xander.

"Oh iya, kenapa kita makan malam sama Kak Xander?" tanya Ara ketika ada keanehan.

"Kamu baru sadar," gemas Xander. Ia menjawil gemas hidung Ara.

Keempatnya pun akhirnya duduk di tempat masing-masing. "Kita akan membicarakannya setelah makan!" tegas Edam yang lain pun diam dan menurutinya. Mereka menghormati Edam yang memang paling tua dari yang lain.

"Permisi, saya ingin mengantar makanan!"

Pintu pun terbuka dan terlihat pelayan yang mendorong meja dengan roda di bawahnya. "Selamat menikmati!"

Suasana makan terasa hening, karena mereka makan dalam diam. Semuanya makan dengan tenang, mungkin kecuali Ara. Dia makan sedikit berantakan dengan beberapa yang tertinggal di sekitar mulut.

Xander yang melihat itu pun terkekeh geli. Dia pun mengusap bibir Ara yang belepotan. "Makannya berantakan!"

"Makasih ya, kak!" Xander pun mengusak rambut Ara gemas.

"Kak Xander!"

30 menit kemudian mereka sudah selesai makan. Mereka pun menunggu makanan mereka turun sebelum memulai perbincangan serius.

"Baiklah, Daddy harap setelah perbincangan ini semuanya masih sama." Suasana tegang mulai terasa.

Apa maksud Daddy? batin bingung Ara.

"Daddy dan Mama pertama minta maaf karena udah merahasiakan ini. Sebenarnya juga kita nggak mau rahasiain hanya aja karena keadaan memaksakan kita untuk melakukannya."

Three Loves (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang