#3

3.9K 498 84
                                    

Cem-ceman adek Koo~Ya, siapa sih yang ndak akan meleleh sama Bang Namjun yang pinter, baik sama punya senyuman bikin adem😌

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cem-ceman adek Koo~
Ya, siapa sih yang ndak akan meleleh sama Bang Namjun yang pinter, baik sama punya senyuman bikin adem😌

Cem-ceman adek Koo~Ya, siapa sih yang ndak akan meleleh sama Bang Namjun yang pinter, baik sama punya senyuman bikin adem😌

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saingan cinta adek Koo yang buat insecure semua umat😌






.
.
.







"Hoi, Tae! Bagaimana perkembangan pendekatanmu dan bayi kincimu itu?" Tanya Hoseok penasaran kala mereka berkumpul di Kantin siang itu.






Taehyung yang mendengar pertanyaan Hoseok hanya bisa menampilkan ekspresi datar. Berbeda dengan Jimin yang sudah heboh duluan.







Heboh karena mau membongkar aib sahabatnya sendiri!






"Kenapa masih bertanya pula, Kak?! Sudah jelas, pendekatannya tak semulus kulit Yungi ku~ bayangkan saja saingannya seberat Kim Namjoon, yang kepintarannya tak perlu di ragukan lagi, mana setiap tersenyum dimple mematikannya nya selalu membuat semua gadis atau uke mimisan. Kasihan sekali Taehyung yang harus saingan dengan Kakak sendiri." Koor Jimin sebelum kemudian tertawa heboh sekali sampai tubuh bantetnya jatuh dari kursinya sendiri.






Tak berbeda jauh dengan Hoseok. Lelaki kelebihan energi itu juga tertawa tak kalah heboh. Hanya Yoongi saja yang nampak normal. Duduk manis sembari menyuap makannya amat tenang. Seolah keributan di sekitarnya bukan berasal dari mejanya!







Keduanya masih sibuk tertawa, mengabaikan ekspresi Taehyung yang semakin masam saja.







Walau sebenarnya dalam hati merutuk gusar; sebenarnya apa yang membuat Jungkook enggan meliriknya? Padahal ia juga tampan, malah lebih tampan dari sang kakak. Bahkan tatapan matanya mampu membius semua orang. Namun mengapa Jungkook seolah menganggap kesempurnaan fisiknya adalah hal biasa! Hal itu jelas masih tak bisa Taehyung terima sampai saat ini!







"Tunggu----- tunggu sebentar, tolong berhenti tertawa. Astaga perutku----- aku memiliki pertanyaan penting untuk kalian." Cuit Hoseok yang berusaha meredakan tawanya, meski rasanya sulit. Begitupula Jimin, bahkan wajahnya masih nampak memerah. Hanya Taehyung yang memandang Hoseok malas.






Namun detik selanjutnya suasana seketika berubah hening, kala pertanyaan Hoseok meluncur bebas dari belah bibirnya.






"Sebenarnya aku sudah penasaran dengan hal ini sejak lama, mengapa Jungkook bisa tak naksir Taehyung? Maksudku begini, Taehyung itu tampan bahkan jika mau di bandingkan dengan Namjoon----- Taehyung lebih sempurna secara fisik. Bahkan bisa di bilang, Taehyung selalu ada di sekitar anak manis itu karena terus melakukan pendekatan. Tapi kenapa masih tak mempan juga? Kalau di ibaratkan intensitas bertemu pun sepertinya Jungkook lebih sering bersamamu daripada Namjoon." Cuit Hoseok memulai analisanya.







Taehyung pun terpekur di posisinya. Tak bisa menjawab, karena ia pun mempertanyakan hal serupa.






Jimin pun tak jauh berbeda. Bahkan dominan bantet itu sampai memandang Taehyung intens dari atas ke bawah seolah tengah memberikan penilaian.






Namun jawaban tak terduga Yoongi berhasil memecahkan teori ketiganya.







"Tentu saja akan di tolak, adik kecilku itu lebih menyukai seseorang berdasarkan sifatnya bukan hanya fisiknya. Ibaratkan percuma tampan kalau kau bandel, lebih baik mundur saja. Begitulah teorinya. Namjoon itu pintar, anak baik-baik bahkan tak pernah sekalipun masuk BK. Taehyung? Tak usah kau jelaskan padaku pun semua orang paham bagaimana nakalnya dia. Jadi, sudah jelas----- kau itu tipe pemuda yang akan Jungkook hindari sejauh mungkin!"







.
.







"Sebenarnya aku malas sekali untuk pergi ke Kantin. Entah mengapa perasaanku mendadak berubah tak enak. Seperti ada seekor maung mesum tengah menunggu kedatanganku." Cuit Jungkook dengan wajah menekuk lucunya. Bambam sampai menghela nafas jengah.






Ya, bagaimana tidak akan jengah. Katanya malas ke Kantin karena perasaannya mendadak tak enak. Namun lihat sekarang, pemuda manis terus melangkah menuju tempat itu dengan langkah santai. Seperti tak ada beban sama sekali.







Perawan memang beda!







Hatinya berkata apa, namun mulutnya mengatakan sebaliknya!







"Ya, sudah. Kalau begitu kita putar arah saja. Cari tempat lain, tak perlu ke Kantin. Lagipula aku tak terlalu merasa lapar." Balas Bambam. Ia fikir Jungkook akan menuruti opsinya. Berputar arah dan melipir entah kemana. Mungkin mencari makanan dengan cara mendatangi kelas-kelas yang berisikan teman-teman dekatnya yang memang selalu membawa camilan sendiri dari rumah.






Namun balasan Jungkook membuat Bambam merapalkan kalimat penenang jauh dalam hatinya. Setidaknya ia harus jauh lebih sabar menghadapi pemuda labil seperti sahabatnya ini!







"Tak perlu, kita tetap ke Kantin saja. Tanggung, sebentar lagi sampai. Lagipula aku juga kelaparan karena tadi sempat menangis manly!" Ujarnya pongah. Bambam saja rasanya ingin menangis meraung mendengar jawaban Jungkook. Karena sahabatnya itu mengumbar aibnya begitu sombong!







Hanya bayi yang bisa begini!







Tap





Tap






Keduanya mulai melangkah memasuki Kantin. Suasananya terlihat agak ramai. Namun radar bahaya Jungkook semakin mendengung keras membuatnya seketika berposisi siaga enam sembilan!







Dan ketika mendengar jeritan riang penuh dosa berkumandang, Jungkook seketika menyesali keputusannya pergi ke Kantin.







"BAYI KINCI KU~ PASTI SEDANG MENCARI PAPA? PAPA DISINI SAYANG~ COME HERE TO PAPA, BABY BOY~"







.
.
~tbc~


Ask dong, kalo kamu di posisi Koo mau di apain si Tae itu? Wkwk



Ig; jicho_world
Twt; chuujicho

Salah Sasaran [kth + jjk]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang