Pagi ini Jungwon sudah sibuk sendiri di dapur untuk membuatkan sarapan dirinya dan Jina.
"Won, belakangan ini kamu jadi sering masak ya kayanya? Keren anak Papa" ucap Papa nya
"Jungwon nggak ada apa-apanya kalo dibanding Kak Jina, Pa" ucap Jungwon
Papanya langsung terdiam, seperti tidak tertarik dengan obrolan mereka setelah Jungwon menyebut nama itu lagi.
Sudah dua hari yang lalu semenjak Jina pulang dari rumah sakit, ia telah kembali ke rumah Ayahnya atas permintaan Jungwon. Dan selama itu juga, Ayah Jina dan Jina tidak pernah berinteraksi sedikit pun.
"Ya sudah Papa mau mandi dulu" ucap Papa
"Iya, Pa" ucap Jungwon
Tak selang lama setelah itu, Jina datang menghampiri adiknya.
"Enak banget nih kayanya" ucap Jina
"Kakak beneran udah sehat kan? Nanti kalo masih sakit Uwon yang diomelin Kak Heeseung" ucap Jungwon
"Udah kok, Won. Tenang aja pokoknya" ucap Jina
"Ayo kita sarapan dulu" ucap Jungwon sembari menyerahkan sepiring nasi goreng untuk Kakaknya
"Makasih, Uwon. Oh iya, Ayah sama Mama nggak sarapan juga?" tanya Jina
"Nggak, mereka udah jarang sarapan di rumah" ucap Jungwon
Jina mengangguk. Ia segera memakan nasi goreng buatan adiknya itu. Toh sebentar lagi Heeseung akan menjemput dirinya dan Jungwon.
***
Sejak tadi pagi, banyak pasang mata yang menatap Jina dengan tatapan iba. Dan Jina benci itu. Sekali lagi, Jina paling tidak suka dikasihani.
Heeseung yang menyadari itu langsung menggenggam tangan Jina lebih erat.
"Gwaenchanayo" bisik Heeseung
Heeseung membawa Jina ke rooftop sekolah. Ia tau, Jina akan tidak nyaman jika diajak ke kantin untuk makan bersama.
"Kita makan siang berdua di sini aja ya" ucap Heeseung sembari mengeluarkan isi dari paperbag
"Kamu yang masak?" tanya Jina
"Bukan aku, tapi Mama. Aku cuma nontonin doang" ucap Heeseung
Jina hanya terkekeh. Ia teringat pada cerita Jay tentang Heeseung yang paling dimanja Mamanya di antara mereka berempat.
"Na, buka mulutnya" ucap Heeseung
Jina segera menuruti perintah Heeseung.
"Gimana rasanya, Na?" tanya Heeseung
"Enak banget, Hee. Mau dong kapan-kapan diajarin masak sama Mama kamu" ucap Jina
"Boleh, besok Minggu aku ajak ke rumah ya" ucap Heeseung
Jina mengangguk senang.
"Di rumah gimana, Na?"
"Gimana apanya, Hee?"
"Ayah"
"Ya gitu deh" senyuman pahit itu terukir di bibir Jina
"Na, percaya sama aku. Satu hari nanti, Ayah bakal perhatian lagi sama kamu" ucap Heeseung
"Semoga aja ya. Lagi pula, aku bisa diterima di rumah itu lagi udah bersyukur banget. Seenggaknya aku bisa jagain Ayah kaya janjiku ke Bunda waktu itu" ucap Jina
KAMU SEDANG MEMBACA
DANDELION | HEESEUNG ENHYPEN
Teen Fiction"Dandelion itu kaya kamu, Na" -Heeseung Cerita tentang Lee Heeseung dan dandelionnya, Bae Jina.