Seperti yang sering dilakukannya akhir-akhir ini, Jina sering menggunakan liptint untuk menutupi bibirnya yang pucat.
"Ini kenapa bibir gue pucet terus gini sih? Bisa-bisa dikira mayat hidup sama orang-orang" batin Jina
"Na, buruan kenapa deh" ucap Aerin
"Iya bentar" ucap Jina
"Lagian lo tumben banget sih pake liptint? Mau tebar pesona ke Heeseung ya?" tanya Yeji
"Yeu ngapain harus pake liptint buat tebar pesona ke Heeseung? Jina nggak pake liptint aja si Heeseung udah terpesona. Lah situ, mau tebar pesona sampe dandan kaya Geisha juga Jay nggak bakal nengok" ucap Aerin
[Geisha di sini bukan nama band ya]
"Lo ngeremehin seorang Jung Yeji? Mohon maaf ya saudari Aerin, sore ini seorang Jung Yeji diajak kencan oleh seorang Park Jongseong" ucap Yeji penuh penekanan pada dua kata terakhir
"Nggak percaya gue" ucap Aerin
"Nih, dibaca yang teliti ya sayangku" ucap Yeji sambil menunjukkan chat dirinya dan Jay semalam
"Ige mwoya? Kok bisa sih? Serius ini gue ketawa banget. Bisa-bisanya kita bertiga deket sama laki-laki satu geng. OMG!" ucap Aerin excited
"Diem bego, suara lo bisa kedengeran sampe ruang kepsek" ucap Yeji
"Mana ada, ngaco" ucap Aerin
"Udah-udah, jangan ribut di sini ih malu tau. Kita lanjutin aja nanti di kelas" ucap Jina
***
Istirahat kali ini Jina memutuskan untuk tetap di kelas saja. Lima menit sebelum bel istirahat berbunyi, Heeseung mengirimkan pesan kepada Jina jika dirinya tidak bisa menjemputnya di kelas.
"Ayo, Na, kita beli makanan di kantin. Kan ada kita, lo nggak usah takut" ucap Aerin
"Iya, Na. Masa gara-gara Heeseung nggak ke sini lo jadi nggak makan sih?" tanya Yeji
"Ya udah gini aja, lo mau nitip apa gitu biar kita beliin?" tanya Geonu
"Nah, oke tu" ucap Aerin
"Nggak usah, Nu. Gue emang lagi nggak mau makan apa-apa" ucap Jina
"Ya udah deh kalo gitu. Kasian juga kalo liptint nya luntur dia harus touch up lagi" ucap Yeji
"Sialan lo" ucap Jina
"Bercanda bestai" ucap Yeji
"Ya udah yuk ke kantin, laper gue" ucap Geonu
Jina menenggelamkan wajahnya di atas meja. Kepalanya pusing, tubuhnya pun rasanya lelah, ia hanya berharap darah itu tidak keluar lagi dari hidungnya karena Jina lupa membawa tisu ataupun saputangan.
Tapi percuma, darah itu keluar lagi, bahkan sampai mengenai pergelangan tangan kirinya. Ia segera membersihkan darah itu dengan almamater hitamnya sebelum ada seseorang yang melihatnya.
"Nih" Jina terkejut dengan kehadiran seseorang yang tiba-tiba
"Lo butuh tisu kan? Abisin aja, gue nggak butuh soalnya" ucap Min Jee
Jina tertegun. Jauh di lubuk hatinya, ia merindukan sahabatnya itu. Entah Min Jee masih menganggapnya sebagai sahabat atau tidak, yang jelas Jina tidak akan pernah melupakan persahabatan mereka.
"Makasih, Jee" ucap Jina
Min Jee tidak merespon ucapan terima kasih dari Jina, ia langsung pergi ke tempat duduknya dengan susu stroberi di tangan kirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DANDELION | HEESEUNG ENHYPEN
Teen Fiction"Dandelion itu kaya kamu, Na" -Heeseung Cerita tentang Lee Heeseung dan dandelionnya, Bae Jina.