Di hari pertama Jina melakukan kemoterapi, dirinya ditemani Jungwon, Sunghoon, Jay, dan Yeji.
"Hikss ... hikss ..."
"Udah kali, Ji. Kan gue yang mau kemoterapi, kenapa malah lo yang nangis?" tanya Jina
"Bodoh banget sih lo malah ngomong gitu. Gue sedih liat sahabat gue sakit parah kaya gini, mana Jay baru ngasih tau gue semalem. Jahat banget kalian ... hikss ..." ucap Yeji sambil terisak
"Everything will be okay, Ji" ucap Jina
"Jina, bisa mulai sekarang?" tanya Dokter Nam
"Bisa, Dok" ucap Jina
"Jina, harus sehat lagi ya pokoknya" ucap Yeji
Jina hanya membalas ucapan Yeji dengan senyuman.
Setelah Dokter membawa Jina ke ruangan untuk kemoterapi, keempatnya memilih untuk menunggu di kursi tunggu.
"Kak, efek samping kemoterapi itu apa?" tanya Jungwon
"Tergantung, Won. Tapi kalo dari film yang gue liat sih rambutnya rontok sama mual" ucap Jay
"Kakak ... hikss ..."
"Won" ucap Sunghoon sembari mengusap pundak Jungwon
"Gue nggak tega liat Kak Jina kesakitan" ucap Jungwon dalam isakannya
Jay dan Sunghoon terdiam, keduanya pun sama dengan Jungwon. Sementara Yeji, ia makin terisak dalam pelukan Jay.
"Ni-ki sama Sunoo mau ikut nyusulin ke sini juga, mereka udah berangkat nebeng Jake sama Aerin" ucap Sunghoon
Jay mengangguk.
"Semoga aja karna banyak yang nemenin Jina kemo, dia jadi lebih semangat buat sembuh" ucap Jay
"Geonu mana? Kenapa dia nggak ke sini?" tanya Yeji
"Lagi sama Heeseung katanya, jadi nggak bisa ke sini" ucap Sunghoon
"Kenapa Heeseung juga nggak ke sini?" tanya Yeji
"Jina yang minta biar Heeseung nggak dikasih tau" ucap Jay
"Kak Heeseung udah nggak sama Kak Jina lagi, jadi tolong jangan bahas Kak Heeseung waktu sama Kak Jina nanti" ucap Jungwon
"Mwo?"
"Aku ceritain nanti ya" ucap Jay
"Hikss ... Heeseung pabo" ucap Yeji
***
Di sudut kota, tepatnya di cafe yang menjadi favorit dirinya dan teman-temannya, Heeseung sedang asik bertukar cerita dengan Park Soojin. Tentunya ada Geonu yang menjadi nyamuk.
"Belakangan ini cuacanya dingin banget ya, Seung" ucap Soojin
"Iya, lo kedinginan sekarang?" tanya Heeseung yang langsung diangguki Soojin
"Nih, pake jaket gue" Heeseung langsung melepaskan jaketnya dan memberikannya pada Soojin
"Ck, padahal nggak dingin-dingin amat" gumam Geonu
"Kenapa lo? Iri?" tanya Heeseung
"Sorry I'm an anti romantic" gumam Geonu bernada
"Seung, tau nggak sih waktu gue di Jepang, gue pernah kejatuhan vas bunga waktu ada gempa" ucap Soojin
"Mampus" gumam Geonu
"Jinjja? Kepala lo yang kena?" tanya Heeseung
"Iya, terus sampe harus dijahit" ucap Soojin
Deg.
Seketika Heeseung teringat dengan kejadian yang menimpa Jina di hari itu. Dimana dirinya melihat secara langsung bagaimana botol kaca itu mengenai kepala Jina. Bahkan hingga saat ini, Heeseung masih ingat bagaimana paniknya ia ketika insiden itu terjadi.
"I miss you, Na" batin Heeseung
"Seung? Seung? Lo melamun?" ucapan Soojin membuyarkan lamunan Heeseung
"A-ah nggak, gue lagi dengerin cerita lo kok" ucap Heeseung
"Nah, terus abis itu gue lang—" ucap Soojin terpotong
"AIGO!" pekik Geonu
"Kenapa?" tanya Heeseung setengah panik
"A-ah nggak. Pingin teriak aja" ucap Geonu
"Sialan lo ngagetin gue aja" ucap Heeseung
"Lagian ini mau sampe kapan sih kita di sini? Bosen gue mau balik" ucap Geonu
"Lo juga keluar sama cewek lain kaya gini apa nanti Jina nggak marah?" lanjutnya
"Heeseung kan ud—" ucap Soojin terpotong
"Ya udah ayo balik sekarang aja, gue juga lupa ada janji sama Jake" ucap Heeseung
"Nah dari tadi kek" ucap Geonu
"Ck, buru-buru amat sih, Seung" ucap Soojin
"Ya kalo lo masih mau di sini ya udah di sini aja, biar gue sama Heeseung aja yang pulang" ucap Geonu
"Ish ... Iya-iya" ucap Soojin
🌼🌼🌼
Empat laki-laki ini sejak tadi tidak juga beranjak dari rooftop sekolah. Padahal, jam sudah menunjukkan pukul 21.45 KST.
"Gue masih nggak habis pikir sama Heeseung" ucap Jake
"Gue juga" ucap Jay
"Ini serius nggak ada yang kasih tau Heeseung tentang penyakit Jina?" tanya Geonu
"Nggak ada, Jina yang minta ke kita buat nutupin dari Heeseung" ucap Sunghoon
"Bahkan setelah apa yang dilakuin Heeseung, Jina masih mau jaga perasaan itu anak. Jina takut kalo bakal bikin Heeseung sedih, walaupun mungkin sebenernya nggak" ucap Jake
"Sebenernya gimana ceritanya sih Heeseung bisa ninggalin Jina dan lebih milih Soojin?" tanya Geonu
"Nggak tau" ucap Jay
"Jake" panggil Geonu
"Nggak tau juga, lo yang saudaranya Heeseung harusnya lebih tau lah" ucap Jake
"Kalian lupa ya? Gue tau mereka putus aja baru tadi. Dan gue juga baru tau tadi kalo Soojin tetangganya Heeseung dari mereka kecil" ucap Geonu
"Mm ... Kalo menurut gue sih ..." ucap Sunghoon
"..."
"Apa?" tanya Geonu
"Apa, Hoon? Lanjutin anjing jangan ngebug dulu" ucap Jake
"Hoon, apaan anjing?" tanya Jay
"..."
"Dah lah skip aja ni anak, anggep aja yang tadi angin lalu" ucap Jake
"Ngomong-ngomong, gimana keadaan Jina?" tanya Geonu
"Kabar terakhir dari Jungwon sih Jina udah tidur setelah tadi kerasa sakit karena efek kemo" ucap Jay
"Kenapa harus Jina?" gumam Sunghoon
Ketiga temannya langsung menoleh ke laki-laki yang saat ini sedang menatap ke langit.
"Hoon?" panggil Jake
Jay menepuk pundak sahabatnya itu. Jay tau, sejak tadi pagi Sunghoon susah payah menahan air matanya supaya tidak keluar.
"Gwaenchana" ucap Sunghoon
"Mm ... Mending kita balik aja gimana? Kita udah tiga jam di sini. Kalian juga pasti capek seharian di rumah sakit" ucap Geonu
"Bener sih, yaudah ayo balik. Takut ketahuan satpam juga" ucap Jay
KAMU SEDANG MEMBACA
DANDELION | HEESEUNG ENHYPEN
أدب المراهقين"Dandelion itu kaya kamu, Na" -Heeseung Cerita tentang Lee Heeseung dan dandelionnya, Bae Jina.