Dua tahun berlalu. Namun, sosok Bae Jina masih bertahta di hati seorang Lee Heeseung. Kepergian gadis itu pun masih meninggalkan luka di hati banyak orang, tak terkecuali lelaki itu.
"Na, annyeong" ucap Heeseung sembari meletakkan bunga dandelion dan lily di sebelah foto mendiang Jina
Seperti yang dilakukannya akhir-akhir ini, ia akan selalu mengunjungi lemari abu Jina setiap hari Sabtu. Semenjak ia masuk universitas, kegiatannya menjadi sedikit padat. Ia tidak bisa mengunjungi rumah abu Jina tiga kali seminggu seperti dulu.
"Nggak kerasa ya udah dua tahun. Selamat ulang tahun, Jina"
"Makasih kamu selalu nepatin janji kalo kamu nggak akan pergi kemana-mana. Nyatanya sampai sekarang pun kamu masih di sini, di hati semua orang"
"I promise, perasaanku buat kamu nggak akan pernah berubah sedikitpun. Aku akan tetep di sini, buat kamu, Na"
Liquid bening itu mengalir dari kedua ekor mata Heeseung.
"I miss you so bad, Na. I want to see you again"
"Sakit banget, Na. Merindukan seseorang yang udah nggak bisa kita temuin lagi di dunia"
"Kak Heeseung"
Buru-buru Heeseung menghapus air matanya.
"Annyeong, Jungwon, Sunoo" sapa Heeseung
"Annyeong, Heeseung Hyung" ucap Sunoo
"Udah lama kita nggak ketemu" ucap Heeseung
"Iya, Kak. Kita udah jadi siswa tingkat akhir, jadinya harus fokus buat ujian" ucap Jungwon
"Ah, iya hampir lupa kalo kalian udah kelas tiga. Belajar yang rajin, biar bisa masuk ke universitas impian kalian" ucap Heeseung
"Gue, Jungwon, sama Ni-ki mau masuk ke universitas yang sama kaya Kak Heeseung, Kak Jay, Kak Jake, sama Kak Sunghoon juga tau" ucap Sunoo
"Wah, daebak! Nanti kita bisa ngumpul lagi kaya dulu" ucap Heeseung
"Seandainya Kak Jina masih di sini, pasti besok bakalan lebih seru" ucap Jungwon
"Kak Jina, selamat ulang tahun ya. Oh iya, Uwon udah mau lulus loh. Kakak apa kabar di sana? Kalo Uwon di sini baik-baik aja sama yang lain" lanjutnya
"Kak Jina, Jungwon masih sering nangis tau. Dia selalu kangen sama Kakak. Huh, gue sama Ni-ki kan jadi ikutan nangis" ucap Sunoo
"Na, Mama juga masih suka nangis kalo inget kamu. Padahal kalian baru ketemu sekali doang, tapi seolah-olah kamu itu anak Mama yang udah tinggal sama dia selama bertahun-tahun" ucap Heeseung sambil terkekeh
"Kak, setiap hari Papa selalu ke kamar Kakak tau. Nggak pernah absen sekali pun, rajin kan? Papa juga masih suka nangis diem-diem, Kak" ucap Jungwon
"Bahkan Papa pernah beberapa kali masuk rumah sakit gara-gara mikirin Kakak sampe nggak mau makan" lanjutnya
"Na, kamu itu disayang banyak orang. Tapi Tuhan lebih sayang sama kamu" ucap Heeseung
"Kak Jina itu orang baik, baik banget. Mungkin dunia ini terlalu jahat buat orang sebaik dia, makanya Tuhan bawa Kak Jina ke tempat yang indah, di samping orang-orang baik lainnya" ucap Sunoo
Jungwon tersenyum, yang diucapkan oleh Sunoo dan Heeseung benar. Sekarang, dirinya harus berusaha mengurangi kebiasaan menangisnya ketika teringat Kakaknya. Bukankah Kakaknya akan sedih jika melihat dirinya terus-terusan menangis?
"Aku pamit dulu ya, Kak. Besok aku bakal ke sini lagi" ucap Jungwon
"Na, aku juga mau pulang dulu ya. Minggu depan aku ke sini lagi" ucap Heeseung
KAMU SEDANG MEMBACA
DANDELION | HEESEUNG ENHYPEN
Teen Fiction"Dandelion itu kaya kamu, Na" -Heeseung Cerita tentang Lee Heeseung dan dandelionnya, Bae Jina.