19. Spring : Cinta, Aku Masih Tak Mengerti

12 1 0
                                    

Kandungan Jelita sudah mencapai usia sembilan bulan tapi Jibril masih disibukkan dengan tumpukan pekerjaan yang seolah tak akan ada habisnya. Shara nyaris hanya menambah pekerjaannya berkat permasalahan rumah tangganya dengan Riva yang semakin bergulir dan membesar bagai bola salju. Jibril yang begitu menyayangi Sang Adik mau tak mau ikut pusing memikirkan jalan keluar bagi keduanya. Dan malangnya Jelita sebagai istri yang super pengertian dituntut untuk lebih pengertian lagi. Beruntung ia memiliki Cherry yang dengan senang hati dan antusias mengantarnya kesana-kemari temasuk memeriksakan kandungannya ke dokter.

"Mbak, berat tidak?"

"Apanya?"

"Perut Mbak. Dokter bilang Si Kembar sangat sehat dan aktif, Cherry lihat Mbak tambah kesulitan"

"Mau bagaimana lagi, Mbak bersyukur kok karena mereka tumbuh dengan baik. Lagi pula setiap malam Mas-mu rajin pijitin Mbak"

"Mas Jibril? Gak salah?"

"Heran, kan? Mas-mu itu jago lho, padahal dia dapet belajar dari Youtube"

"Whoa, setidaknya kakakku yang brengsek itu ada gunanya juga"

"Hush! Nanti Si Kembar dengar. Emmm... Memang Mas-mu kadang ngeselin sih,"

"Mbak, Si Kembar juga tau karena itu mereka gak rewel di dalam sini agar Bundanya gak kerepotan"

"Si Brengsek sudah pulang...!"

"Mas?"

"Tidak perlu bangun, Sayang. Lihat, kakimu bengkak sekali. Ayo ke kamar, aku akan memijitmu"

"Mas, Masih siang, lagian juga ada aku disini apa kau tak malu mengajak istrimu bermesraan?"

"Dari mana adikku yang manis mempelajari ini, uhm? Kakak iparmu sedang hamil besar begini kau fikir aku gila mengajaknya bermesraan di tengah hari?"

"Tapi kemarin malam-"

"Sayang, setelah ku fikirkan lagi baiknya aku mandi dulu agar kau tidak mual karena keringatku"

"?"

"..."

"Mbak! Kau apakan kakakku hingga dia jadi menggelikan begitu?"

"Aku memberinya terlalu banyak cinta?"

Makan Malam, Dengan Lilin dan Buket Mawar Merah...

Jibril memberikan bubur suapan terakhir untuk Jelita yang duduk bersandar di sofa. Kaki Sang Istri berselonjor dipangkuannya agar ia bisa memijatnya.

"Mas, pijatanmu tambah enak"

"Syukurlah kau menikmati. Apa... Yang diatas perlu dipijat juga"

"Ih, mesum. Gerak saja sudah membuatku lelah apalagi melayani permainanmu"

"Aku mulai mengerti alasan beberapa pria berpoligami"

Bug!

"Katakan anda akan berpoligami maka saya pergi sekarang juga. Tidak akan ku biarkan anak-anakku tau betapa murahan ayahnya"

"Whoa, pukulan istriku kuat juga. Jangan marah dulu, aku belum menyelesaikan ucapanku tapi kau sudah mengancam dengan bicara formal saja"

"Apanya yang perlu dilanjutkan? Mas ada tertarik dengan seorang perempuan, kan? Siapa dia? Staff kantor? klien? Apa jangan-jangan... Anak magang?"

"Daun muda boleh juga,"

Bug!

"Owh, kau memukul tepat uluh hatiku"

"Gak usah akting. Dasar mata keranjang"

REASON In SEASONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang