AWAN HITAM

8 0 0
                                    

ZUKAI adalah nama legendaris seorang pemimpin yang sangat kuat dan ahli dalam strategi perang, memiliki banyak keahlian, terampil dalam memainkan berbagai jenis senjata, sangat ahli dalam berburu.

Teknik bela dirinya telah mencapai titik kesempurnaan. Dia laki-laki yang amat disegani baik kawan maupun lawan.
Seorang penakluk begitu julukan yang diberikan oleh khalayak luas.

Zukai pada usia muda 16 tahun telah dipercaya dan mendapat pengakuan dari anggota sukunya sebagai ketua untuk menjadi pemimpin membawa kemahsyuran pada kaumnya yang selama ini dipandang sebagai klan terkuat.

Para tetualah yang merekomendasikan Zukai karna ia memiliki bakat serta sifat yang menonjol seperti Kakeknya Oruq Khan.

Oruq Khan memiliki pengaruh kuat selama puluhan tahun asal menyebutkan nama Oruq siapapun dari suku TarTar akan membungkuk hormat dan bagi kaum yang dijajah akan mengalami trauma mendalam begitu mendengar nama Oruq.

Namun kini Zukai telah berusia 35 tahun dan telah membawa banyak perubahan bagi kaum TarTar. Kaum yang dulu tertindas kini bertransformasi menjadi penindas, sering sekali aksi suku TarTar kelewat batas.

TarTar kini memiliki luas wilayah yang terbentang jauh mulai dari ujung sungai khanil hingga tembus ke wilayah kekuasaan negeri tetangga yang bernama
Bongoli.

Kaum Bongoli adalah bangsa kuat namun cinta damai biasanya Bongoli dan Tartar dapat saling bekerjasama untuk mewujudkan persekutuan demi melawan musuh kuat dari bangsa Damali atau sering disebut kaum Mali.

Bangsa Damali inilah yang sering berperang melawan dua kekuatan gabungan dari Tartar dan Bongoli. Mali sangat kuat karena memiliki jumlah tentara hingga 3 kali lipat dari gabungan keseluran bangsa Tartar dan Bongoli.

Perang terus berlangsung selama beberapa tahun dan akhirnya ketiga bangsa tersebut memilih untuk melakukan genjatan senjata saat ketiga negeri telah mencapai kerugian yang amat besar.

Yang paling menderita akibat perang ini adalah kaum Bongoli sehingga negeri itu terpuruk dan menarik diri dari pasukan gabungan yang dibentuk bersama dengan Tartar. Bongoli mengalami kerugian yang amat besar, jumlah kekuatan militer mereka menyusut dari angka 600 ribu menjadi berkekuatan 200 ribu saja setelah perang gabungan melawan bangsa Damali yang berlangsung sepanjang musim.

Namun ambisi Zukai tidak serta merta padam begitu saja, ia tetap berhasrat untuk menaklukan saingannya yaitu pemimpin kaum Mali yang punya julukan si 'raja pedang suci' Boya.

Boya adalah rival Zukai sekaligus seorang pemimpin dari kuil atas awan putih merupakan perguruan tertua dan sangat kuat. Tiap kali berduel dengan rivalnya, Zukai tak pernah bisa menorehkan luka apalagi membunuh si raja pedang suci. Membuat dirinya begitu frustasi segala cara telah ia lakukan namun selalu saja gagal.

Mulai dari mengirim mata-mata, mengutus pembunuh gelap, meracuni makanan dan minumannya Boya, itu semua dapat diatasi oleh Boya tanpa banyak kendala.

Menggunaka strategi picik seperti itu Boya sudah sangat akrab. Dirinya takkan mudah disingkirkan dengan cara rendahan yang dilakukan oleh Zukai dan para pengikut setianya.

Semenjak kekalahan besar, meski sudah menggabungkan diri dengan kaum Bongoli Zukai lebih gencar menyerang secara diam-diam atau licik.

Jika hanya mengandalkan kekuatan anggota Awan Hitam, mana mungkin cukup untuk membuat Boya takluk paling hanya sekedar keributan kecil saja yang mampu dibuat oleh kelompok ini. Boya tak perlu repot mengerahkan tenaganya cukup mengirimkan murid terbaiknya Awan Hitam dapat dibereskan.

Zukai lebih sering mengerutkan dahinya lantaran laporan yang ia tetima dari anak buahnya tidak selalu bagus di telinganya. Uring~uringan dalam singgasananya tempat ia duduk memberi perintah kepada bawahannya. Saking takut terhadap amarah Zukai para bawahan menjadi sangat berhati~hati untuk menemui pimpinannya sehingga ada beberapa laporan yang tertunda.

"APAA!?"

"Apa~apaan ini!? bentak Zukai

"MA, MAAFKAN HAM~BA TUAN...Ku".

Bawahannya tergagap~gagap menjawab pertanyaan Zukai. Ia berlutut, raut wajahnya ditekuk keringat membajiri wajahnya.

"Apa yang dilakukan awan hitam sekarang membuatku MUAKK!!"

Disertai menggebrak meja. Meski tanpa tenaga internal kekuatannya tetap dahsyat.

Si hamba langsung menjerit memohon ampunan dengan posisi bersujud bergetar sekujur tubuh, nada suaranyapun  menunjukkan rasa ketakutan yang mendalam.

"AKU MERASA AWAN HITAM SEPERTI BRAMOCORAH!! Yang hanya bisa bikin onar tanpa membawa hasil memuaskan. Ini bukanlah tujuan awal aku bentuk kelompok Awan Hitam." Sambung Zukai.

"AKU INGIN DUNIA TUNDUK PADAKU!!"

"Tu-Tu, Tuanku. Tahun matahari perguruan kuil Atas Awan menerima calon murid dan pesertanya lumayan banyak." Bawahan terus bersujud gemetaran.

"Lantas apa gunanya bagiku?"

"Begini, Tuanku kita bisa menyusupkan beberapa calon murid untuk mengikuti seleksi di kuil itu tuan"

(...)

Masih terdiam, merenung sejenak...

Belum mendapatkan respon si bawahan melanjutkan perkataanya.

"Lalu setelah itu, kita dapt mengamati dari dekat pergerakan orang di dalam serta mencuri inti sari dari ilmu pedang kebanggaan mereka. Bagaimana, Tuanku?" sepertinya ide bagus tapi Zukai masih diam entah apa yang dipikirkannya, sementara bawahan menunggu dengan sangat cemas.

"Menurutmu, siapa yang cocok untuk pekerjaan ini?" Zukai mengaharap ide cemerlang dari sang bawahan. Ia menatap sang bawahannya itu lebih teliti.

"Kita bisa mengirim putra milliter dari panji elang ataupun panji serigala, Tuan."

"Elang adalah barisan kekuatan utama suku kita jika dia pergi untuk jangka waktu yang lama bisa merugikan kita. Dan putra panji serigala dia agak ceroboh, emosional, sifat angkuhnya itu bisa mendatangkan masalah untuk dirinya sendiri serta dapat dipastikan misinya akan gagal!"

"Lalu bagaimana dengan putra dari panji beruang apakah dia juga tidak memenuhi syarat, tuan?"

"HA~...!" Zukai menghela napas panjang dan berat rasanya mendengar usulan si bawahan.

"Mengambil putra panji sebagai penyusup merupakan ide bagus namun berisiko bagi kita selama ini yang dikirim adalah anggota Awan Hitam, yang belum lama terbentuk." Kata Zukai.

"Aku akan mempertibangkan kembali usulanmu ini dan mencari kandidat yang sesuai."

"Baik, tuanku!"

Mengirim seorang penyusup diantara peserta tidak akan terlalu sulit masalahnya apa penyusup itu mampu lolos dari ujian seleksi? ini yang jadi beban pikiran Zukai. Kali ini ia tidak akan mengandalkan anggota awan hitam untuk misi sensitif. Pilihan terbaik adalah mengambil anggota militer dari putra panji unggulan.


Sumpah PedangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang