SELEKSI TAHAP AWAL

2 0 0
                                    

Tahun Matahari bulan kelima ada pelaksanaan pembukaan bagi calon murid yang berkeinginan untuk mengikuti seleksi di Kuil Atas Awan. Nama perguruan suci yang sangat dihormati dan disegani sebagai pesohor agung di jagat dunia persilatan. Meski tahun ini begitu panas namun tidak menyurutkan niat para pendekar muda yang datang dari berbagai kalangan dan daerah.

Lokasi pendaftaran untuk tahap pertama sudah ditentukan, itu berada di kota besar yaitu kota Mali. Kota inilah yang menjadi tujuan dari Mama Sun serta rombongan untuk menemui keluarga setan golok dan juga merupakan tempat yang dituju oleh calon murid bernama Shu.

{ Pos Penjagaan Kota Mali }

Banyak orang berkerumun bagai sekawanan semut merah di tengah cuaca panas sedang memandangani selebaran Kertas pada papan pengumuman tidak jauh dari pos penjagaan yang dijaga dengan sangat ketat. Barikade yang rapi, rapat, kokoh bahkan seekor lalat terbangpun akan sulit menembus barisan penjagaan ini. Wajarlah karena saat ini adalah momentun terpenting yang telah dinantikan oleh seluruh pendekar di jagad persilatan.

Para warga yang berkerumun itu, sangat bersemangat untuk membaca isi dari pengumuman pada kertas meski sebagian tak berniat ikut serta tapi mereka tetap berdesakan sebagian orang berkasak~kusuk heboh seusai membaca dan membentuk kelompok sendiri hanya untuk berdiskusi membahas isi dari surat edaran tersebut.

Di Kertas berwarna putih dengan tinta gelap yang masih tercium aroma segar itu bertuliskan beberapa kalimat seperti berikut ;

    PERGURUAN KUIL ATAS AWAN DARI ISTANA ATAS AWAN

Membuka Peluang bagi jiwa muda yang berminat mengikuti seleksi tahap awal pernerimaan calon murid baru dengan syarat batas usia 15 hingga 20 tahun selain itu, para calon murid yang sudah atau belum memiliki dasar ilmu silat ataupun belum memiliki tenaga internal diperbolehkan turut serta dalam ujian ini. 

Bagi mereka murid yang telah memiliki tenaga internal lebih dari 5 tahun maka tidak akan diterima sebagai murid walaupun diperkenankan mengikuti tahap seleksi, kecuali mendapatkan rekomendasi dari kekaisaran DaMali. 

Tiap calon murid wajib mematuhi semua aturan yang ada. Mengisi formulir pendaftaran dengan jujur dan benar. Boleh membawa, mempergunakan senjata sebagai alat perlindungan diri. Dilarang keras membunuh sesama anggota calon murid. Punggunaan racun sangat dilarang meskipun hanya untuk melumpuhkan. Boleh berkelompok, peserta tidak boleh diwakilkan atau didampingi oleh pendekar.

Dan bagi mereka yang melanggar semua aturan dan persyaratan tertulis tersebut dirinya tidak akan pernah bisa mengikuti seleksi yang akan datang! dan untuk itu akan ada konsekuensi yang harus ditanggung oleh si pelanggar. Pelanggarannya akan dikenakan hukuman penjara sebagai kejahatan serius.

Yang berkuasa Azzuk.

Demikianlah isi dari pada surat edaran terbuka yang ramai dibahas oleh warga. Lalu pada bagian tertera stempel kekaisaran DaMali. Ini artinya seleksi ini mendapatkan perhatian dan dukungan dari kekaisaran sebelumnya sangat jarang terjadi kekaisaran ikut campur terlibat dalam jagad persilatan.

Dengan suara yang sangat lantang dan berat menggema dalam keramaian warga yang berkerumun. " Dengarkan!! Kalian yang serius ikut seleksi silahkan menuju ke pos penjagaan guna mengambil dan mengisi formulir pendaftaran, pastikan kalian mendapatkan stempel dari petugas mengeri!"  Pria ini melakukannya hanya dalam satu tarikan napas saja.

Sejak Pagi hingga tengah hari orang~orang sudah mengantri, antrian yang sangat banyak sulit dipercaya ternyata peminatnya banyak juga namun beberapa orang nampaknya sudah ada yang tumbang karena cuaca yang begitu panas jika harus keluar dari barisan antrian untuk berteduh bisa~bisa tidak akan mendapatkan formulir pendaftaran yang tidak diketahui berapa banyak jumlahnya.

Shu baru saja tiba di kota Mali dan tidak sulit banginya mencari informasi soal seleksi dan begitu dirinya tiba di lokasi yang dicari, Shu sangat terkejut menyaksikan lautan manusia dari berbagai arah sungguh gila pikirnya. "Maaf nek, sejak kapan ini sudah berlangsung?" tanyanya kepada seseorang penjual di dekat lokasi. 

"Sejak pagi tentunya. Apa kau baru saja datang? dari mana?" kata si nenek

"Baru saja dan aku dari Bukit Pelangi". Sambil bercakap~cakap dengan si nenek Shu mengamati para calon peserta dengan cermat. 

"Nek, apa mungkin dirimu mengetuhui kapan pendaftaran ini ditutup?"

"Aku tak tahu baiknya kau bertanya saja pada para penjaga".

Shu sedikit bimbang ingin mendekati salah satu penjaga tampaknya mereka kurang bersahabat sosoknya lebih garang dari bandit~bandit yang menyerbu desanya.

Dari arah kiri posisi Shu saat ini sedang berdiri dengan santai, terlihat segerombolan pemuda dan pengawalnya mencoba menerobos kerumunan orang dengan arogannya menggunakan cambuk. Tentu saja ini tak dapat diterima namun begitu mengetahui siapa pelakunya orang~orang terpaksa menyingkir dengan geram.

"Minggir sampah!! Jangan menghalangi jalan. Kalian jika bukan peserta, minggir sana!!" Kata si pengawal yang membawa cambuk.

Siapa sosok pemuda ini? mengapa ia begitu arogan?

Orang segera menyadari bahwa rombongan arogan itu adalah berasal dari anak Tuan tanah yang terkenal di seluruh kota Mali. Si anak Tuan tanah selalu mendapatkan apa yang ia inginkan dan tak jarang juga bikin orang di sekitarnya jengkel. Misalnya jika dia melihat barang atau benda bagus ia harus mendapatkannya, berapapun harga tidak jadi masalah dan apabila tidak bisa diraih dengan cara uang, maka direbut dengan paksa atau dengan cara~cara yang licik. Meskipun harus merugikan dan melukai atau melenyapkan nyawa orang . Contoh lain kebiasaan buruh si anak Tuan tanah ini adalah bila melihat perempuan cantik entah siapa dan apapun statusnya ia harus memilikinya dengan cara halus sampai cara yang licik. Itulah sebabnya pemuda ini punya banyak perempuan simpanan di rumahnya sebagai penghiburnya.

"hey! kubilang minggir!! apa kau tuli hah!!" teriak si pengawal lagi lebih garang.

Namun sosok yang ditegur itu tetap diam tak bergeming dari posisinya berdiri. Orang yang melihat jadi semakin penasaran dengan sosok pemberani itu. Siapa gerangan??

Termasuk Shu, menjadi tertarik dengan sosok unik ini. 

"Kurang ajar, kau berani sekali membangkangku sudah bosan hidup?!" dan pengawal ini hendak melayangkan sebuah cambukan ke arah sosok pendiam itu tapi dengan gesit ia menghidari dan menginjak ujung cambuk itu dan menahannya. Si pengawal tambah makin jengkel dibuatnya namun ia kesulitan menarik kembali cambuknya. Pengawal lain yang membawa toya mencoba menyerang sosok itu akan tetapi berakhir menyedihkan secara tiba~tiba toya itu patah karena si sosok misterius mampu menahan dan menghantam toya dengan pukulan yang unik.

Keributan kecil ini tak berlangsung lama sebab penjaga yang berada di lokasi sigap merespon aksi yang mengundang kekisruhan yang tak perlu.

"Siapapun akan ditindak tegas yang bikin onar di sini! bubar atau tetap mengantri dengan tenang dan tertib!!" bentak si penjaga.

Rombongan anak Tuan tanah itupun tak kuasa harus menahan diri dan rasa malunya karena baru kali ini ia mendapatkan perlawanan dari seseorang yang tak jelas asal~usulnya. Sementara itu Shu tersenyum sendiri dan berencana untuk menjalin pertemanan dengan sosok pemberani itu.


Sumpah PedangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang