7. Makan Siang

3.2K 386 102
                                    


Halilintar turun dari mobil di ikuti 6 adiknya setelah memarkirkan mobilnya di garasi rumah umah.

"Kak Hali buruan! Sudah lapar nih." rengek Rimba yang terus menarik ujung jaket Halilintar.

Kristal yang merupakan adik paling waras berinisiatif untuk membawa barang belanjaan sang kakak. Halilintar yang dibantu adik ketiganya merasa sedikit bersyukur karena masih diberi kewarasan, bisa gila lama lama jika dirinya menghadapi adik adiknya yang selalu haus perhatiannya. Lihat saja sekarang.

Blizzard yang tertidur dalam gendongannya dengan tangan yang dilingkarkan pada lehernya, Rimba dan Beliung yang merengek ingin dibuatkan makanan darinya sesegera mungkin sembari menarik narik jaketnya, Nova memeluk pinggangnya erat seolah olah akan ditinggal pergi selamanya, sementara Gamma terus terusan menanyakan materi kimia yang seharusnya untuk mata kuliah semester 2.

"Eh! Kenapa pulangnya cepat sekali?"

"Jadi kita gak boleh pulang Ma? Mama benci kami ya sampai mau mengusir kami." Rimba hampir meneteskan air matanya mengira dirinya dan saudara saudaranya akan diusir.

Rusty kelabakan dengan pikiran polos super ngawur Rimba yang hanya bisa ia hela nafas, pusing juga kalau mengurus anaknya yang terkenal katanya polos itu.

"Mama menanyakan kenapa kita pulang cepat Rimba, bukan mau mengusir kita." Halilintar mengelus pucuk kepala Rimba lembut. Rusty menghela nafas lega, ia sangat bersyukur karena memiliki Halilintar di keluarganya, bisa repot kalau tidak ada dia.

"Kami pulang Ma."

"Iya, buruan masuk, ganti baju. Mama akan buatkan makan sia-"

"GAK! KAMI MAUNYA KAK HALI YANG MASAK MAKAN SIANG!"

Rusty terlonjak kaget dengan seruan 6 anaknya, bahkan sang bodyguard keluarga Alexander yang berada didekat sana yaitu Borara sedikit melompat saking kagetnya. Manakala Halilintar yang sepertinya harus memeriksa gendang telinganya yang berdengung nyaring karena teriakan barusan, apa lagi Blizzard yang berada di punggungnya juga ikut berteriak.

"Kalian berniat ingin membuat kakak tuli ya?!" tanya Halilintar dengan sedikit menaikkan nada suaranya. 

Beliung dan 5 adiknya menunduk. "Maaf kak." lirih mereka menyesal. 

"Tapi kami maunya kakak yang membuat makan siang." cicit Rimba yang di angguki sebagian saudaranya

Halilintar itu jarang marah pada mereka dan rasanya agak menakutkan jika kakak kesayangan mereka itu tiba tiba meninggikan suaranya, jika dengan orang lain mungkin sudah wajar. Yah, walau mereka juga sering kena hajar  tapi penuh kasih sayang dari Halilintar, tapi tidak seserius saat menghajar orang lain yang berniat mencelakai mereka.

Halilintar mendengus pelan, tidak berlangsung lama ia menyunggingkan senyum. "Kakak minta maaf karena membentak kalian. Sebagai penebusan, kakak akan membuat makan siang special untuk kalian. Bagaimana?"

Mereka berbinar dan segera menganggukkan kepala semangat.

"Aku mau masing masing 5 porsi!" seru Rimba bersemangat dengan tatapan penuh harap yang hanya bisa di angguki pasrah oleh Halilintar karena selera makan monster adiknya satu ini, sementara tanpa sadar Blizzard semakin mengeratkan pelukannya pada leher Halilintar.

"Blizzard." panggil Halilintar yang sudah berjalan masuk ke dalam rumah dengan Blizzard yang masih dalam gendongannya.

"ya kak?" remaja pemalas itu semakin menyamankan posisinya dipunggung sang kakak, mengabaikan tatapan tajam dari saudara saudara yang lainnya.

My Big BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang