10. Menyidang

3.6K 393 145
                                    

Retak'ka hanya bisa terdiam dengan keadaan rumahnya yang super bin ajaib dengan kelakuan banyak tingkah anak anaknya. Ia baru saja pulang dari kantor dan disuguhi dengan pemandangan yang.. umm.. cukup membuat siapa saja geleng geleng kepala.

Rusty ditawan bagaikan penjahat yang berbahaya di kursi meja makan oleh dua anaknya yang bisa Retak'ka tebak adalah Nova dan Rimba, mungkin agar istrinya itu tidak membantu Halilintar membuat makan malam seperti biasa. Hah! Dasar adik adik gak ada akhlak. Bukanya dibantu malah menawan sang Mama dan cuma dilihat saja.

Manik amber Retak'ka bergulir ke ruang keluarga dimana Voltra yang dikelilingi 4 adiknya dan jangan lupakan teflon yang terlihat masih baru ditangan Kristal. Mereka menatap tajam Voltra yang menunduk.

Hanya imajinasi Retak'ka saja atau memang pemandangannya sungguh nyata? Pasalnya Beliung, Kristal, Blizzard dan Gamma menatap Voltra seperti kawanan predator yang berhasil menjebak mangsanya.

"Borara." panggil Retak'ka pada bodyguard kepercayaannya yang berada dekat sana.

"Ya ada apa tuan?" sahut Borara.

"Ada apa dengan Voltra?"

Borara menatap salah satu tuan mudanya yang masih dikelilingi adik adiknya, ia tertawa kecil karena jarang jarang melihat salah satu tuan mudanya itu terlihat seperti kelinci yang terpojok. "Tuan muda Voltra sedang di sidang."

Retak'ka mengernyit. "Di sidang karena?" tanyanya walau ia sedikit tahu sendiri pasti jawabannya tidak akan jauh jauh dari-

"Tuan muda Voltra menjadi tersangka utama dalam perubahan sikap tuan muda Halilintar tadi setelah pulang menjemputnya." ungkap Borara.

Nah kan! Apa yang Retak'ka pikirkan tentang hal hal yang bersangkutan dengan Halilintar pasti tidak akan pernah meleset, tangan kanannya menutup sebagian bibirnya yang bergetar menahan tawa. Ouw, sensasi menggelitik ini tak bisa ia tahan terlalu lama. Manik amber nya menatap bodyguardnya yang terlihat juga menahan tawa.

Kalau Retak'ka ingat ingat, Borara adalah mantan ketua mafia yang mengabdi padanya sejak remaja, dan juga hubungan mereka terlihat seperti sahabat dibanding hubungan tuan dan penjaga, toh mereka selalu bersama dalam kurung waktu yang cukup lama sejak remaja, jadi tidak ada masalah jika mereka terlihat akrab. Lagi pula Borara bisa ia percayai dalam hal apa saja terutama untuk menjaga keluarganya dari sembarang macam bahaya. Malah Borara menganggap anggota keluarga di rumah ini seperti keluarganya sendiri.

"Papa kapan sampainya? Kenapa tidak menyapa?" Retak'ka dan Borara menoleh ke arah dapur dimana Halilintar yang masih memakai apron hitam bercorak kilatnya menatap mereka dengan tatapan datar.

Suara berat Halilintar mengundang setiap atensi yang berada disana. Halilintar mengalihkan perhatiannya pada Voltra yang menatapnya dengan tatapan memelas seolah olah meminta pertolongan darinya.

Halilintar menaikkan sebelah alisnya dan menatap bingung kelima adiknya yang berada diruang keluarga. Memang semenjak ia menyiapkan makan malam apa saja yang terjadi pada adik tertuanya itu? Sampai sampai Kristal siap siaga dengan teflon baru yang dibelikan Voltra tadi.

"Voltra? Ada apa denganmu?" Halilintar bersidekap menunggu jawaban tanpa ada niatan untuk menolong, jika jawabannya sedikit memuaskan mungkin akan ia pertimbangkan. Sudah seperti hakim saja.

Voltra yang melihat ada peluang kebebasan langsung tidak menyiakan kesempatan. Tapi! Belum mengeluarkan satu kata pun aura dari empat adiknya lebih dulu membuatnya ciut. Voltra meringis pasrah. Ia tidak akan sanggup menang melawan Kristal dan teflon legend yang baru ia belikan tadi, seketika perasaan menyesal melingkupi dirinya karena memilihkan teflon yang berkualitas super itu, ditambah adanya Gamma, Blizzard dan Beliung.

My Big BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang