Bab 13

2.6K 304 17
                                    

"Haechan! Aku mohon jangan tinggalkan aku"

"..."

"Haechan jangan pergi!"

"..."

"Haechan kenapa kamu selalu menjauh dariku"

"..."

"Lee Haechannn!" Teriak Jeno frustrasi mengejar Haechan yang berjalan semakin menjauh darinya. 

Jeno berlari menggapai Haechan namun Haechan semakin menjauh dan semakin jauh darinya. Jeno terus berusaha meraih tangan Haechan, namun saat tangan itu dia raih, dengan mudahnya terlepas dari genggaman Jeno. Jeno terus berusaha lagi dan lagi menangkap tangan Haechan, hasilnya sama genggamannya terlepas begitu mudahnya walaupun dia dengan sangat erat menggenggamnya, tetap saja terlepas.

"Haechan!"

"..."

"Lee Haechan berhenti!"

"..."

"Aku tidak mau sendiri!"

"..."

"Aku mohon Haechan, aku mohon" Isak Jeno berlutut menatap Haechan yang terus berjalan menjauh meninggalkannya.

"..."

"Lee Haechan! Kau tidak bisa meninggalkanku seperti ini. Kau sudah berjanji padaku!" Teriak Jeno. Punggung Haechan semakin menjauh dari pandangan Jeno.

"Lee Haechan jangan pergi!" Jeno berteriak sekeras mungkin berharap Haechan mendengarnya dan berbalik menatapnya.

"Jeno, Jeno! Lee Jeno! Sadarlah" Ucap seseorang membangunkan Jeno dari tidurnya.

"..."

"Jeno, ada apa? Apa kamu bermimpi buruk lagi?" Tanyanya khawatir menatap Jeno yang sudah bangun dari tidurnya.

"Hyung, Haechan meninggalkanku. Dia tidak mau mendengarkan aku" Isak Jeno memeluk Doyoung.

"Jeno jangan menangis, hyung percaya Haechan tidak akan meninggalkan kamu maupun kita semua, Haechan itu anak yang kuat dan pantang menyerah" Hibur Doyoung yang sudah mulai berkaca-kaca menatap wajah tidur Haechan. Sebenarnya Doyoung sama frustrasinya dengan Jeno, setiap dia tertidur, Doyoung selalu memimpikan Haechan yang tersenyum menjahilinya. Namun saat Doyoung terbangun dia kembali bersedih melihat Haechan yang masih tak sadarkan diri terbaring di ranjang pasiennya. 

Sudah hampir dua bulan Haechan koma. Keadaannya masih sama seperti saat operasi keduanya. Dia belum juga membuka mata. Melihat ini membuat Doyoung sangat sedih, saat Haechan koma hidupnya menjadi hampa, tak ada lagi Haechan yang selalu mengusilinya, tak terdengar lagi suara tawa lucu yang selalu keluar dari mulut Haechan, tak ada lagi keceriaan, semua terasa suram tak berwarna.

'Lee Haechan cepatlah bagun. Hyung kesepian tanpa kamu' Batin Doyoung sedih menatap Haechan yang terbaring diranjang pasiennya.

Jeno berusaha mengendalikan emosinya, dia tidak ingin terlihat rapuh dan lemah di depan para hyung. Dia hanya akan menampakkan emosinya di depan Haechan seorang.

Jeno menatap Haechan yang masih terbaring koma di ranjang pasieannya, dengan lembut dia menggenggam tangan Haechan. Jeno semakin megeratkan genggaman tangannya pada Haechan, Jeno sangat takut mimpinya beberapa saat lalu menjadi kenyataan. Dia sangat takut tangan yang dia genggam ini terlepas darinya. Dia tidak mau kehilangan Haechan. Haechan adalah sumber kebahagiaannya. Dia tidak ingin Haechan pergi dari sisinya. Tidak, tidak, itu tidak akan pernah terjadi, Haechan akan selalu bersamanya. Tangan ini akan selalu dia genggam dengan erat.

"Jeno beristirahatlah, akhir-akhir ini kamu selalu mengabaikan kesehatanmu, hyung tidak ingin kamu sakit" Ucap Doyoung menepuk bahu Jeno lembut.

"Tidak hyung, aku tidak apa-apa, kondisi kesehatanku juga baik-baik saja. Hyung jangan khawatir" Ucap Jeno masih menggenggam tangan lemah Haechan dengan erat.

DUNIA APA INI!?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang