Bab 20

1.8K 234 22
                                    

"Kyaaa oppa itu tersenyum"

"Astaga dia tampan sekali"

Para siswi kembali ribut.

Mendengar teriakan mereka membuat Haechan reflek menutup telinganya. Sejak tadi telinganya selalu berdengung mendengar suara mereka semua. Haechan memutuskan untuk mencari tempat yang tenang agar telinganya terselamatkan. Tapi di mana semua tempat ini penuh sesak. Dia mendapat tempat duduk di sini pun merupakan keberuntungan. Sejak pertama datang ke tempat ini dia tidak melihat satu pun tempat duduk yang kosong dan hanya di sini saja yang masih tersisa untuknya. Haechan kembali memegangi telinganya yang berdengung karena teriakan ber-oktaf-oktaf para siswi.

'Oh aku tidak sanggup lagi, lebih baik aku menghindar dari tempat ini dulu' Pikirnya berjalan meninggalkan tempat itu. Tanpa Haechan sadari Jaehyun mengikutinya dari belakang.

Haechan semakin mempercepat langkahnya saat mendengar suara para siswi semakin menggelora di belakangnya. Dalam hati dia bertanya-tanya hal apa yang membuat mereka seperti orang kesurupan yang bersorak riuh. Haechan tak berniat untuk melihat ke belakang untuk mencari tahu penyebabnya. Haechan terus berjalan menjauh dari aula, dia tidak berminat tentang itu.

"Terserahlah, aku tidak peduli. Yang terpenting sekarang aku harus menyelamatkan indera pendengaran ku dulu" Ucapnya bergumam dan terus keluar dari aula menuju balkon yang ada di sana.

"Wah di sini cukup tenang. Terkadang waktu sendiri ini juga di butuhkan" Ucapnya lagi.

Haechan memejamkan matanya menikmati semilir angin yang bertiup di balkon. Terpaan angin lembut membuatnya tenang dan damai. Di dunianya dulu dia sangat jarang menikmati waktu sendiri seperti ini. Waktunya selalu dia habiskan dengan banyak kesibukan di depan layar dan terkadang Ia juga menjahili para hyung dan membuat keonaran kecil lainnya di saat mereka istirahat syuting.

"Benarkah? Kalau di tambah satu orang lagi bagaimana?"

Haechan mendengar suara seorang pria yang tidak asing lagi baginya.

Haechan tersentak dan segera membuka matanya. Sekarang seorang laki-laki tampan berdiri tepat di depan Haechan. Wajah tampan itu begitu dekat menatapnya. Matanya menatap Haechan dengan lembut. Dia tersenyum, senyuman itu begitu indah terlukis di wajah tampan-nya. Baru pertama kali Haechan merasa gugup di tatap begitu intens oleh hyungnya ini. Haechan tak dapat berkata dengan cepat dia mengalihkan pandangannya dari Jaehyun. Entah kenapa wajahnya terasa panas dan memerah.

Haechan merutuk dirinya sendiri. Ada apa dengannya, kenapa di grogi berhadapan langsung dengan hyungnya yang satu ini. Bukankah dulu dia tidak pernah begini. Dulu dia sering menatap Jaehyun dari dekat tapi tidak ada rasa grogi seperti ini. Jaehyun hyung dulu juga pernah menatapnya dari dekat, tapi tatapan-nya saat ini sangat berbeda dari waktu itu. Tatapan matanya sangat lembut sehingga membuat Haechan salah tingkah.

'Apakah selama ini tatapan Jaehyun hyung seperti ini?' pikir Haechan masih membuang mukanya dari Jaehyun.

Jaehyun menyeringai menatap wajah Haechan yang memerah. Itu sangat lucu untuk di lihat. Jaehyun menyentuh wajah Haechan dan membuat wajah itu kembali menatapnya.

Haechan yang kembali menatap Jaehyun membuang rasa gugupnya.

"Jaehyun hyu... Jaehyun oppa, ada apa? Apakah ada sesuatu di wajah Haechan?" Tanyanya dengan santai. Haechan telah kembali bersifat normal dan menepis perasaan gugupnya.

Jaehyun yang tersadar, melepaskan tangannya dari wajah Haechan, sebenarnya ada perasaan tidak rela saat melepaskannya.

"Oh ti..tidak ada apa-apa"

Jaehyun menjawab dengan gugup. Dia terlihat salah tingkah. Jujur dia tidak sadar saat tangannya menyentuh wajah Haechan. 'Apakah itu namanya terpesona, ah entahlah lupakan' pikirnya kacau.

DUNIA APA INI!?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang