Bab 33

1.6K 210 36
                                    

Haechan yang termangu melihat pemandangan kota akhirnya terlelap. Rasa lelah di perjalanan membuat dia mengantuk. Suara-suara di sekitarnya mulai meredup dan hilang dari indra pendengarannya, Ia menyerah pada rasa kantuk yang menguasai diri pada akhirnya dia benar-benar terlelap terbuai oleh dunia mimpi.

"Haechan" Panggil seseorang dalam kegelapan. Mendengar suara itu membuat Haechan enggan membuka matanya untuk menatap orang yang memanggilnya berulang kali.

"Haechan" Panggilnya lagi, Haechan masih tidak mempedulikan suara yang mengusik tidur nyamannya.

"Haechan, aku tahu kau pasti bisa mendengarkan ku, jadi buka matamu dan jawab aku" Ucap suara itu berujar.

Haechan masih tak bergeming.

"Haechan kau tidak bisa berpura-pura di hadapanku, aku sangat mengenal dirimu dan aku juga mengetahui apa yang kamu pikirkan" Ucap suara itu tak mau menyerah, entah kenapa Haechan merasa itu mirip seperti dirinya.

Dengan terpaksa Haechan membuka matanya, tidur indahnya terganggu sudah, itu semua karena suara yang tak mau kalah.

"Haechan akhirnya kau membuka matamu. Bagaimana? Apakah kau sudah menemukannya?" Tanya suara itu lagi.

Saat dia membuka mata dan menatap ke arah suara yang sejak tadi mengusiknya Ia kembali kaget dan juga bingung.

"Dimana ini? kenapa tempat ini tidak memiliki warna apapun hanya gelap yang memenuhi tempat ini" Ucap Haechan masih memperhatikan sekeliling sambil menerka-nerka.

"Kau melupakan tempat ini?" Ucap suara itu lagi.

"Melupakan? Apa maksudmu? Aku tidak mengerti dan siapa kau sebenarnya kenapa aku tidak dapat melihat dirimu hanya suara yang bisa aku dengar dari mu" Ucap Haechan menatap ke sekeliling tempat yang tidak menarik itu.

"Kau bertanya kepadaku siapa aku? Aku dengan jelas menjawab aku adalah dirimu, kamu adalah aku dan kita adalah sama"

"Apa maksudmu? Bagaimana mungkin kamu adalah aku dan aku adalah kamu. Kamu ingin menipu ku?"

"Tidak, aku tidak menipu mu bagaimana mungkin aku menipu diriku sendiri"

"Kau jangan mengaku-ngaku sebagai diriku. Aku adalah aku dan aku bukanlah kau"

"Haechan apakah kau masih belum menyadari kenapa kau ada di sini? Bukan kah semuanya sudah terlihat jelas"

"Kenapa kau mengatakan kata-kata yang aku sendiri tidak tahu apa jawabannya"

"Apakah kau masih belum mengerti Lee Haechan, oh tidak mari kita panggil dengan namamu yang sebenarnya Lee Donghyuck"

Mata Haechan bergetar saat namanya di ucapkan, itu bukanlah nama panggung melainkan namanya sendiri, nama pemberian dari orang tuanya, nama yang di semat kan padanya saat pertama dia lahir ke dunia ini. Ayah, Ibu dan adik-adiknya entah kenapa ingatan tentang keluarganya sudah kabur di pikirannya semua bayangan mereka tidak bisa dia ingat terlihat gelap bagi Haechan.

"Mengapa kau tahu nama itu. Nama itu hanya orang-orang yang ada di dunia ku yang dulu tahu"

"Bukankah aku sudah katakan padamu, aku adalah dirimu apa pun yang kau pikirkan apapun itu kalau semua itu tentang dirimu aku tahu"

"Siapa kau sebenarnya?" Haechan bertanya pada udara kosong.

"Bagaimana lagi cara aku menjelaskannya kepada mu, aku adalah dirimu. Aku adalah dirimu yang sebenarnya. Dirimu yang selalu kau sembunyikan dari semua orang"

"Apa kau sekarang mulai bicara omong kosong pada ku!" Haechan berkata dengan nada kesal.

"Tidak, aku bicara yang sebenarnya. Haechan berapa lama lagi kau harus seperti ini. berhentilah tidak peduli pada dirimu"

DUNIA APA INI!?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang