Sheerin keluar dari dalam kelasnya sebab sekarang waktunya untuk pulang. Tadi Abangnya, Jefran, mengirim pesan katanya laki-laki itu tidak bisa menjemputnya karena ada banyak pasien.
Saat Sheerin keluar dari dalam kelas ia melihat cowok yang tadi ia tabrak saat jam istirahat pertama tengah bersandar pada tembok dengan tangan dilipat di dada, jangan lupakan teriakan heboh para siswi di koridor.
Sheerin cuek saja, menganggap laki-laki itu sebagai angin lalu. Namun belum juga Sheerin melewati cowok itu, tangannya sudah dicekal oleh Theo.
"Urusan kita belum selesai, Sheerin," ujarnya dengan suara bariton yang mampu membuat hati anak perawan meleleh.
Sheerin mendelik, menatap cowok itu dengan sinis. "Lo kekanakan banget, sih. Cuma karena gue gak sengaja tabrak lo, lo besarin masalah ini."
"Sheerin, lo gak tau siapa gue?" tanyanya sambil menarik Sheerin agar lebih dekat dengannya. Tubuh Sheerin yang mungil-mungil imut itu, tingginya hanya sampai dada Theo.
"Gue gak peduli lo siapa! Mau lo anak pejabat, anak yang punya sekolah ini, anak presiden, turunan dedemit. Gue.gak.peduli!" bentak Sheerin tepat di wajah Theo. Sementara cowok itu hanya memejamkan matanya kala gadis mungil itu berbicara dengan nada tinggi.
"Wow, kayaknya cuma lo satu-satunya orang yang gak tau siapa gue," ujarnya. "Kalau gue bilang, gue ini ketua gangster gimana?"
Sheerin memasang wajah takutnya, "Ya ampun, takut banget." Kemudian dia tertawa garing, "Haha, kenapa? Kalo lo ketua gangster, gue harus banget gitu takut sama lo. Harus gue sujud-sujud minta ampun sama lo atau gak lo mau nyuruh gue buat jadi babu lo selama satu Minggu biar maaf gue lo terima? Basi!"
Sheerin menepis tangan Theo yang menggenggam tangannya lalu pergi dengan menghentak-hentakan kakinya. Aksi Sheerin barusan membuat para siswi yang menyaksikan hal itu sangat tidak percaya, baru kali ini ada yang berani kepada Theo dan yang lebih parahnya ini dia cewek.
"Ternyata gak semudah itu buat deketin adiknya Jefran," gumamnya pelan dengan mata yang menatap punggung sempit Sheerin.
•••
Hari ini benar-benar hari tersial bagi Sheerin. Berurusan sama ketua gangster dan sekarang dia pulang terpaksa jalan kaki, sudah menunggu satu jam tapi tidak ada bus atau angkot. Mana hari semakin gelap lagi, perut Sheerin juga udah demo minta diisi.
"Argh! Sialan banget gue hari ini, dosa apa gue di masa lalu sampe jadi kayak gini," gerutunya kepada diri sendiri.
Langkah Sheerin terhenti saat melihat banyak segerombolan laki-laki di depan sana, mereka semua naik motor dan kebanyakan motor ninja, ada juga yang membawa seperti tongkat baseball, balok kayu, batu bata, dan senjata lainnya yang digunakan untuk tawuran.
Sheerin menghela napasnya panjang, menatap segerombolan laki-laki itu dengan malas. "Masih ada aja orang yang kayak gitu, untungnya tawuran apaan, sih? Heran gue."
Dengan langkah menggebu-gebu Sheerin mendekati gerombolan itu, "HEH! TUTUP PEPSODENT! KALIAN NGAPAIN DI SINI? MAU TAWURAN?! DASAR NORAK!"
Agar lebih mudah menjelaskannya mereka semua adalah gangster dengan nama kelompok Dark Jerk dan Phoenix.
"Eh, itu 'kan si Sheerin? Ngapain dia di sini?" bisik Haikal yang ternyata adalah anggota dari Phoenix.
Revandra yang mendengar bisikan Haikal hanya mengedikkan bahunya acuh.
Sementara itu, ketua gangster Dark Jerk tersenyum miring melihat aksi berani dari Sheerin. Alexander Gramantha. "Wow, punya nyali berapa lo?"
Sheerin mengangkat dagunya seakan menantang laki-laki itu, "Apa? Sini lo kalo berani, gini-gini juga gue juara satu pencak silat tingkat kabupaten."
Sheerin melepaskan tas gendong beserta almetnya, mengambil ancang-ancang untuk memukul para cecurut itu. "Ayo, sini. Pengecut lo semua!"
Salah satu anak buah Dark Jerk turun dari motornya, siap melayangkan tinjunya kepada Sheerin. Namun si ketua gangster Phoenix menahannya.
"Jangan main tangan sama cewek!" bentak Theo lalu mendorong tubuh laki-laki itu sampai jatuh tersungkur ke aspal.
Theo memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana, menghampiri Sheerin yang nampak kecewa karena mangsanya malah jatuh tersungkur.
"Ngapain lo di sini?" tanyanya dengan suara yang entah kenapa terdengar seperti ngajak ribut di telinga Sheerin.
"Buta lo, mata lo! Gue mau balik tapi kalian malah halangin jalan gue," bales Sheerin. Gadis itu mengambil almetnya lalu memakainya dan mengambil tasnya juga. "Argh! Awas, minggir lo pada! Mending balik deh sono, kerjain tugas dari guru atau kagak bantuin Emak di rumah masak buat makan malam."
Semuanya melongo, menatap Sheerin yang dengan entengnya melewati mereka semua. Apalagi Sheerin juga mendumel menceramahi mereka.
Alex sang ketua Dark Jerk turun dari motornya sambil bertepuk tangan, tentu hal itu mengundang tanda tanya. Kenapa dia tepuk tangan?
"Wow, seorang Theo ngebela cewek? Keajaiban dunia yang kedelapan, nih, Wajid di catat dalam sejarah," katanya. "Jangan-jangan...cewek itu gebetan lo? Asik, nih, kalo kita berbagi."
Theo menatap tajam ke arah musuh bebuyutannya itu, ia mengepalkan kedua tangannya kuat. Terlihat juga urat-urat yang menonjol di area leher dan pelipisnya.
"Jangan ganggu cewek itu!" sentaknya.
Tetapi hal itu malah membuat Alex semakin yakin jika gadis itu adalah kelemahan Theo. Terbukti dengan emosi Theo yang langsung naik drastis hanya dengan candaan yang ia layangkan tentang Sheerin.
"Hari ini kayaknya kita gak jadi buat adu jotos, gue mau balik dan pikirin rencana apa yang bakalan berhasil ngambil cewek tadi dari tangan lo beralih ke tangan gue."
Theo ingin sekali meninju wajah sok ganteng itu, tapi Alex malah ke buru naik ke atas motornya lalu pergi bersama para antek-anteknya.
Veno turun dari motornya, menghampiri sang ketua. "Sekarang gimana? Alex pasti bakal jadiin Sheerin sasarannya, padahal cewek itu gak tau apa-apa."
"Padahal dia tadi cuma numpang lewat, kok malah kebawa sama urusan kita," timpal Haikal yang diangguki oleh Revandra dan juga Veno.
"Sekarang kita balik dulu, nanti gue pikirin lagi urusan Sheerin."
Semuanya mengangguk paham, menuruti sang ketua untuk pergi ke rumah masing-masing.
Sheerin, lo sekarang berada di genggaman gue.
Next||Delete
You're Mine
KAMU SEDANG MEMBACA
[i] [END] You're Mine
Novela Juvenil[LOKAL VERSION] "Ada tiga alasan kenapa gue klaim lo jadi milik gue. Pertama, lo cantik dan pinter. Kedua, lo bisa bantu gue keluar dari perjodohan. Dan ketiga, rahasia. Alasan ketiga cuma gue yang tau." Ketua gangster itu tiba-tiba saja mengklaim S...