[LOKAL VERSION]
"Ada tiga alasan kenapa gue klaim lo jadi milik gue. Pertama, lo cantik dan pinter. Kedua, lo bisa bantu gue keluar dari perjodohan. Dan ketiga, rahasia. Alasan ketiga cuma gue yang tau."
Ketua gangster itu tiba-tiba saja mengklaim S...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seharian ini Sheerin di bawa bersenang-senang oleh Theo, laki-laki itu benar-benar membuatnya merasa bahagia. Sudah lama juga Sheerin tidak pergi keluar di hari libur.
Di mulai dari sarapan, main di taman sambil bercerita tentang bagaimana mereka waktu kecil lalu di lanjut ke mall, zona permainan kemudian makan siang. Intinya, hari libur ini Theo mampu membuat Sheerin merasa sangat bahagia. Satu lagi, semua biaya yang dikeluarkan, Theo yang menanggungnya.
"Lo gak mau mampir dulu?" tanya Sheerin. Padahal sebenarnya Sheerin sangat berharap Theo tidak mau mampir dulu, karena Kakaknya sudah pulang. Apa nanti yang akan dikatakan Kakaknya dia pulang bareng laki-laki?
Theo melirik ke arah mobil berwarna putih, itu pasti milik Kakaknya Sheerin. Karena tadi pagi saat dia ke sana, mobil itu tidak ada dan sekarang ada.
Theo mengangguk, dia turun dari motornya dan mengikuti Sheerin dari arah belakang.
"Sheerin kamu dari mana?"
Suara khas orang dewasa itu yang Theo dengar ketika masuk, tatapan matanya yang selalu datar itu menangkap sosok laki-laki tampan yang turun dari arah tangga.
"Maaf, Kak. Sheerin gak bilang dulu, Sheerin abis pergi sama te--"
"Pacarnya Sheerin," ucap Theo cepat, menyela ucapan Sheerin.
Gadis itu mendelik ke arahnya yang hanya Theo balas dengan satu alis terangkat.
"Gue mau mandi dulu, lo bisa ngobrol dulu sama Kakak gue."
Theo mengangguk dan Sheerin pun langsung pergi ke arah kamarnya.
"Theo, berapa lama kita gak ketemu? Kayaknya kamu memimpin Phoenix dengan baik. Jefran berucap dengan langkahnya menuju dapur.
Dia mengambil dua gelas kaca, kemudian di isi dengan sirup dan es balok. "Kamu pacaran sama adik Abang, ini hanya kebetulan atau di sengaja."
Theo mendengus, "Ini sengaja, Theo yang rencanain semua ini."
"Jadi, kamu gak bener-bener tulus sama Sheerin dong. Kalau dia tau gimana?"
"Theo cuma mau tau, di mana Kak Thea? Abang yang sembunyiin dia 'kan?" tanya Theo dengan berusaha mengatur tinggi suaranya, ia takut jika Sheerin mendengarnya.
Jefran menenggak minumannya sampai tandas dan hanya menyisakan es baloknya saja. "Kenapa kamu tanya sama Abang? Abang bahkan gak tau dia di mana."
"Kenapa Abang kayak gini? Seharusnya Abang cari di mana Kaka Thea sekarang, Abang cinta 'kan sama Kak Thea?"
Jefran menatap Theo dengan tajam, dadanya pun bergemuruh. Ada emosi yang sekarang ia tahan, "Seharusnya kamu tau, selama dua tahun ini Abang berusaha untuk cari dia. Tapi apa hasilnya? Gak ada sama sekali, Thea pergi bak ditelan bumi."
Theo memalingkan wajahnya ke arah lain, sekarang rencana yang ia susun hancur begitu saja. Karena Theo pikir, Jefran lah yang menyembunyikan Thea namun ternyata bukan. Shit! Terbuang sia-sia waktunya hanya untuk mendekati Sheerin.