12. Wangi Parfum

461 83 19
                                    

Dengan tatapan yang sendu, Theo duduk di kursi dekat ranjang dimana Sheerin terbaring dengan lemah serta wajah pucat dan perban putih yang mengelilingi kepalanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dengan tatapan yang sendu, Theo duduk di kursi dekat ranjang dimana Sheerin terbaring dengan lemah serta wajah pucat dan perban putih yang mengelilingi kepalanya.

Gadis itu dinyatakan kritis karena benturan di kepalanya yang cukup keras, mungkin beberapa Minggu lagi Sheerin akan sadar dari masa kritisnya jika Sheerin mampu melewatinya.

Ini sudah hari kelima Sheerin di rawat, entah kenapa Theo merasa aneh dengan dirinya sendiri. Dia bertanya-tanya tentang kenapa dia harus begitu khawatir dan peduli kepada Sheerin? Kenapa ia begitu sangat ingin Sheerin cepat sadar dan ingin dirinya yang pertama kali Sheerin lihat saat gadis itu bangun nanti.

Bahkan Theo sampai melupakan bahwa ia harus segera menemukan keberadaan Kakaknya. Sementara Jefran, laki-laki yang menyandang status dokter itu malah disibukkan dengan kegiatan di rumah sakit. Jefran juga baru dua kali menjenguk Sheerin di rumah sakit, itu pun hanya sebentar.

Sudah lima hari ini juga Theo tak masuk sekolah, dia meminta izin untuk tidak sekolah sampai Sheerin benar-benar sembuh.

Theo beranjak dari duduknya, dia menghampiri jendela dan menatap ke arah luar. Ia masih tak mengerti tentang dirinya sendiri yang begitu sangat mengkhawatirkan Sheerin.

Hufh~

"Gue emang bener-bener udah gila."

Theo menolehkan kepalanya ketika rungunya mendengar suara ringisan dan ternyata suara itu berasal dari Sheerin.

Gadis yang terbaring di ranjang itu memegangi kepalanya dan mengeluh sakit.

"Jangan bangun dulu, lo tiduran aja," pinta Theo yang disanggupi oleh Sheerin. Gadis itu juga merasa tidak kuat untuk bergerak sedikit pun. "Gue panggil dokter dulu."

Sheerin menahan tangan Theo kala laki-laki itu hendak memencet tombol darurat. Tombol itu berguna untuk memanggil dokter ketika keadaan pasien drop atau semacamnya yang mengkhawatirkan.

Sheerin menggeleng, "Gue gak kenapa-kenapa kok."

Theo mendengus, "Gak kenapa-kenapa gimana? Liat, kepala lo di perban. Lo udah lima hari di sini."

Tentu Sheerin terkejut mendengar ucapan Theo, ternyata sudah lama juga dia tak bangun. "Gue pasti ketinggalan banyak materi dari sekolah."

"Lo jangan mikirin yang lain dulu, sekarang lo fokus sama kesembuhan lo."

Suasana kembali hening. Theo terus memperhatikan Sheerin yang memejamkan kedua matanya dengan sesekali meringis sakit.

"Ada yang sakit gak? Kalo ada bilang, biar gue panggil dokter."

"Engga, cuma kepala gue rada nyut-nyutan dikit."

"Oh iya, siapa yang lakuin semua ini sama lo?" tanya Theo membuat Sheerin membuka kedua matanya dengan cepat. Theo memang belum melakukan apapun terhadap sang pelaku karena dia harus menanyai hal ini kepada Sheerin. Dia tidak mau gegabah dan malah melukai orang yang tak bersalah, meskipun sebenarnya Theo merasa ini ulah Oliv.

[i] [END] You're Mine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang