09. Sayang?

552 76 8
                                    

Sheerin keluar dari dalam rumahnya, gadis itu sudah siap dengan seragam sekolahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sheerin keluar dari dalam rumahnya, gadis itu sudah siap dengan seragam sekolahnya. Hari ini Kakaknya tidak akan mengantarkannya ke sekolah, karena ada supir baru yang akan mengantarkan jemput Sheerin untuk sekolah.

"Ayo, kita berangkat," ajak Sheerin dengan semangat. Gadis itu sudah duduk dengan nyaman di atas motor ninja Theo. "Bentar, ini paha gue keliatan banget. Para mata cowok malah keenakan liat paha mulus gue."

Theo mendengus, ia melirik paha Sheerin yang begitu terlihat jelas di sana.

Bugh'

Sheerin memukul kepala Theo yang dibaluti oleh helm full face, "Apaan lo liat-liat?! Gue colok mata lo, nih!"

Laki-laki tak menjawab, Theo malah membuka jaketnya yang di belakangnya terdapat tulisan Phoenix. Ia memberikan jaket itu kepada Sheerin guna untuk menutupi paha mulusnya.

"Pake."

Gadis itu mengerucutkan bibirnya, kemudian memakai jaket itu seperti perintah Theo.

"Pegangan."

Sheerin menaruh kedua tangannya di pundak Theo, membuat laki-laki itu kembali mendengus.

Dengan santai Theo membawa satu persatu tangan Sheerin untuk melingkar di perutnya, hingga posisi Sheerin menjadi memeluk Theo.

"Gini, biar lo gak jatuh ke belakang."

Tidakkah Theo sadari jika jantung Sheerin berdetak lebih cepat dari biasanya? Bagaimana bisa Sheerin merasakan hal ini hanya dengan perhatian sederhana yang Theo lakukan?

Kejadian mereka tak luput dari pandangan Jefran yang ternyata diam-diam memperhatikan dari balik jendela. Dia tersenyum melihat bagaimana Theo memperlakukan adiknya, ia jadi teringat kenangannya dulu dengan Thea.

Jefran menundukkan kepalanya dan tertawa miris, mengingat kenangan indah itu membuat hatinya seakan terasa perih. Kenangan itu ingin ia hapus dari ingatannya dan ingin ia tutup serapat mungkin, tapi sialnya. Ia tak mampu untuk membuat hal itu, bahkan di setiap napasnya hanya nama Thea yang ia ingat.

"Thea, sebentar lagi kita pasti bertemu."

•••

Sheerin turun dari motor Theo, ia mengembalikan jaket laki-laki itu dan tak lupa mengucapkan terima kasih juga. Dia langsung saja berjalan menuju gedung sekolahannya, tetapi sebuah tangan kekar menarik pergelangan tangannya.

"Ada apa?" tanyanya kepada Theo.

"Gue anterin ke kelas," jawabnya dengan santai.

Sheerin melongo, ia tidak salah dengar 'kan? "Ihh, ngapain di anterin segala? Lo pikir kelas gue di Korea Selatan sampe lo harus anterin gue? Gue juga bukan anak kecil kali, dari parkiran ke kelas juga deket, kagak bakalan ada yang nyulik gue. Meskipun ada, itu penculik bakal rugi."

[i] [END] You're Mine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang