"Hai."
Sheerin memutar bola matanya malas kala mendapati makhluk hidup menyebalkan itu datang menghampirinya dengan motor ninja berwarna hitam yang dipadukan dengan biru tua. Terlihat keren, tapi jika sifatnya masuk kriteria idaman Sheerin pasti akan Sheerin pamerkan.
"Hei, mau ke mana?" Theo menarik tangan Sheerin saat gadis itu akan melangkah menghindarinya. Padahal Theo sudah dengan sabar menunggu Sheerin keluar dari kelas selama tiga puluh menit.
Sheerin menepis tangan Theo sampai tangan kekar laki-laki itu menjauh dari tangannya. "Apaan, sih?! Terserah gue dong mau ke mana juga, bukan urusan lo!"
"Tentu itu jadi urusan gue, karena mulai hari ini lo adalah pacar gue."
"Gak sudi! Makan, tuh, pacar!" bentak Sheerin. Gadis itu melengos pergi begitu saja.
Dan Theo tak menyerah begitu saja, laki-laki tampan itu mengikuti ke mana pun Sheerin melangkah dengan motor ninjanya.
Langkah Sheerin berhenti di halte bus, ia menatap sinis ke arah Theo yang berada di sampingnya dengan perasaan kesal. Bagaimana bisa kehidupannya langsung jungkir balik karena kehadiran laki-laki ini? Dasar hama!
"Lo bisa pergi gak?"
"Engga," jawab Theo santai. Laki-laki itu masih terduduk di atas motor ninjanya, enggan untuk turun.
Sheerin mendengus, mendaratkan bokongnya di kursi panjang yang tersedia di sana. Ia mencoba untuk mengabaikan keberadaan Theo dan berusaha untuk tidak menatap wajah laki-laki itu.
Sepuluh menit berlalu, Theo masih setia menunggu Sheerin dengan keheningan dan jangan lupakan tatapannya yang terus menatap Sheerin. Seakan Sheerin itu adalah makhluk kecil yang gampang hilang.
"Lo masih mau duduk di situ? Ini udah jam empat sore, mendingan gue anter lo ke rumah sekarang," usul Theo yang memecahkan keheningan.
Sheerin tak peduli, ia berusaha untuk pura-pura tidak mendengarkan apa kata Theo. Sial! Sheerin lapar, perutnya demo minta diisi. Mana dia pengin ke toilet lagi.
Theo menghembuskan nafasnya jengah, gadis ini ternyata keras kepala juga, pikirnya.
Sheerin merapatkan kakinya dan kedua tangannya dengan kuat mencengkram pahanya. Sungguh, Sheerin tidak kuat ingin ke toilet.
Theo mengangkat alisnya, melihat gerak-gerik Sheerin yang aneh. Dia mendengus, turun dari motor dan langsung mengangkat tubuh mungil Sheerin untuk duduk di atas motornya.
Gadis itu memekik keras, terkejut dengan perlakuan Theo yang tiba-tiba. "Dasar gila! Kalo jantung gue copot gimana?!"
Theo ikut duduk di atas motor, siap untuk melajukan motor kesayangannya. "Kalo copot tinggal pasangin lagi, gampang 'kan?"
Sheerin tak membalas, dia memalingkan wajahnya. Theo benar-benar sangat menyebalkan.
Theo tertawa kecil, ia melajukan motor dengan kecepatan di atas rata-rata dan hal itu membuat Sheerin berteriak keras dengan tangan yang memeluk tubuhnya erat. Theo tersenyum senang, meskipun pelukan Sheerin begitu erat dan berhasil membuatnya sempat kesulitan bernapas tapi entah kenapa dia tak mempersalahkan akan hal itu.
"SIALAN THEO!"
•••
Jefran masuk ke dalam ruangannya, dia baru saja menyelesaikan operasi. Laki-laki itu duduk di kursinya dengan lelah yang tercetak jelas di wajah tampannya. Kemudian, dia mengambil sebuah bingkai foto yang terpajang di meja kerjanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/269746200-288-k773405.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[i] [END] You're Mine
Novela Juvenil[LOKAL VERSION] "Ada tiga alasan kenapa gue klaim lo jadi milik gue. Pertama, lo cantik dan pinter. Kedua, lo bisa bantu gue keluar dari perjodohan. Dan ketiga, rahasia. Alasan ketiga cuma gue yang tau." Ketua gangster itu tiba-tiba saja mengklaim S...