#Please, bearing for my typos :v
Rain menarik dua koper besarnya menuju aula bandara yang sangat luas yang kini dipadati banyak pengunjung sekaligus para penumpang. Gadis itu mengedarkan pandangan ke sekelilingnya untuk melihat keadaan sekitar dan tepat di ujung tak jauh dari tempatnya berpijak, rombongan kknnya sudah menunggu di seberang untuk segera melakukan check-in. Bergegas Rain melajukan jejak ke arah mereka.
"Halo... Semua, maaf ya kalian lama nunggu. Tadi macet banget soalnya." Rain menyesal. Raut wajahnya menunjukkan rasa bersalah.
Salah satu dari mereka yaitu gadis mungil berambut cokelat dengan panjang sepunggung, Zhevanya tampak tersenyum tipis seraya menggeleng. "Santai aja Rain. Gak apa-apa kok."
"Chill." Merynda, gadis berambut kucir kuda dengan perawakan sedikit tomboi pun menyahut serupa.
Tetapi, hanya ada satu orang gadis yang diam saja sesekali melirik sinis. Sok cantik sekali sehingga Rain begitu muak melihat wajahnya.
Sedangkan empat pemuda yang berbaris rapi di tempatnya disebelah para gadis yang lain sedang menatap Rain tanpa kedip.
Rain sedikit bingung ditatap lamat seperti itu oleh mereka. "Ada yang aneh ya sama gue?" gadis itu bertanya retoris. Padahal dalam hatinya kini ia sedang bersorak sorai penuh kemenangan. Lihat! Dasar manusia lemah dan bodoh. Rain baru begini saja mereka sudah terjebak pesona.
Buset... Cakep banget.
Aduh, pipinya chubby banget pengen deh gue gigit gemes.
Kok gue gak pernah lihat ini cewek di kampus ya. Selama ini gue ke mana aja?
Auranya Rain kok beda ya.
Mendengkus geli dalam hatinya, Rain memilih menyelipkan potongan rambut barunya ke belakang telinga. Potongan bob sebahu yang sangat lucu. Ini mungkin karena sewaktu pertemuan di cafe lazio kemarin saat membahas proker Rain memang mengenakan masker beserta hoodie jumbonya. Dietnya hanya berjalan satu minggu for too much information.
Ia hanya defisit lima kilogram yang mana beratnya sekarang adalah 65kg. Rain (Venoma) mungkin tidak bisa berdiam diri begitu saja melihat usaha dari raga Rain yang begitu berusaha keras. Maka dengan sedikit kecurangan ia pun membantu defisit berat badannya menjadi 60kg. Arkian kata, Rain tidak kurus dan juga tidak gemuk kendati tingginya masih dianggap minimalis bagi sebagian orang.
Netra hazel Rain menyala dan berkilat beradu dengan penerangan bandara yang pekat.
"Gak kok Rain, lo cantik malah." Merynda memuji retoris.
Zhevanya tak urung mengangguk setuju sekaligus membenarkan. "Gimana ya bilangnya, gue jujur nih ya yang lebih cantik itu banyak atau mungkin standar kecantikan tiap orang kan beda-beda. Tapi aura lo ini gak biasa, aura yang beneran classy. Aura yang gak manusiawi gitu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kronik Dewi Hujan (On Going)
FantasyContains of Comedy+Romance+Fantasy. Bagaimana jikalau kamu sang dewi hujan yang kerap kali menurunkan hujan untuk penduduk bumi mendadak ditugaskan menjadi seorang mahasiswi di salah satu kampus agar mengikuti serangkaian kegiatan empat puluh hari...