The King and I

7.3K 676 67
                                    

B A C A perlahan-lahan dan bayangkan ....

Pada sebuah kamar besar, aku duduk di tepi ranjang. Gaun yang berwarna senada dengan kulitku, langsung membalut tubuhku tanpa perantara lain-lain. Tiap lekuknya nggak cuma terlihat, tapi juga teraba oleh mata. Kedua tungkaiku terbuka, satu telapak menyentuh lantai, satu lagi bertaut dengan bibir ranjang, menantang. Rambut dan separuh bagian bawah gaunku tertiup angin. Please, jangan bayangkan kipas angin raksasa ala video klip Bollywood. Angin ini berasal dari jendela yang bersisian dengan samudera raya. 

Lalu, musik mengalun pelan ....

Two people making memories

Just too good to tell

These arms are never empty

When we're lying where we fall

Forbidden pictures

Making magics

Taking chances

Making love ....

Anyway, itu Celine Dion yang nyanyi, bukan aku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anyway, itu Celine Dion yang nyanyi, bukan aku. You knew it, mulutku disibukkan urusan lain.

Begitulah atmosfir tahun pertama pernikahanku. Santai, bebas, banyak gaya, dan tanpa rencana punya anak sampai batas waktu yang kutentukan. Ya, aku yang menentukan karena sedang sibuk-sibuknya dengan pekerjaan. Pencapaian karier yang tengah kukejar ini ibarat lomba panjat pinang pas tujuh belasan. Di puncak nun tinggi di sana, Kawahara-san alias Pak Bos, bertengger dengan jumawa. Hei, hei, bukan dia hadiahnya, loh, yaaa, tapi selembar surat kenaikan pangkat yang dia pegang di tangan kirinya. Di tangan kanannya, katana. Buat penggal kepala kami kalau gagal.

Stop ngomongin Pak Bos. Nggak baik ghibahin aki-aki lanjut usia.

Oke. Laki-laki yang menikahiku adalah kawan baik Mak (nenek) dan mamaku. Boleh percaya, boleh enggak, kerap kali kelakuannya menyatakan bahwa dia menikahiku cuma karena nggak mungkin menikahi Mama, lebih-lebih Mak.

Mau tahu kenapa dia memilihku?

"You're my best friend, Bella. Best friend ever."

Itu ☝

Apesnya, berkali-kali aku jatuh cinta, belum pernah pada laki-laki lain. Dia lagi, dia lagi. Selalu dia. Sementara di pikirannya, dia bobok sama best friend, dia ngasih uang tiap bulan tuh ke best friend. Yang ngurus makan, pakaian, dan semua kebutuhan dia, ya best friend.

Nggak ada salahnya, sih. Toh aku merasakan kasih sayangnya. Hanya aja ... aku masih punya sisi perempuan pada umumnya, butuh kata-kata.

Hmm ... kalau dia mengganti kalimat friend-friend tadi dengan I love you, ich liebe dich, je t'aime, atau sejenisnya, aku akan minta dihamili saat itu juga, apa pun risikonya. Hahah!

Medium Rare Mom [Elex Media]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang