chapter 3

2.1K 29 0
                                    

#Fiksi_penari_telanjang
#chapter_3

Setelah berbelanja keperluan saur ku kita pergi ke tempat kostnya Frans.

Tempat kostnya di daerah pemukiman padat di Jakarta, kamarnya sangat sederhana hanya ada lampu satu, kasur lipat, meja kayu, lemari kain. Lantainya dari semen ditutupi tikar plastik sekat antara kamar terbuat dari triplek.

Ini tempat tinggal ku kata Frans, Mempersilahkan aku masuk.

Dikamar nya agak pengap dan panas,terus Frans buka pakaiannya ganti celana boxer tanpa memakai baju.

Maaf ya disini kurang nyaman bisa jadi kamu gak terbiasa ditempat seperti ini katanya, gpp kok kataku daripada bengong dihalte jawabku.

Kamu mau saur sekarang atau nanti, sekarang aja deh kataku baru 2.30 gak kecepatan tuh kata Frans. Gpp kok kataku kadang aku juga gak saur ya itung itung sekaligus diet kataku. Mendengar itu Frans ketawa, bisa aja Dion ni.

Ya uda aku makan lemper, dan minum air rebusan kacang kedelai dan Aqua. Cukup tuh kata Frans menggoda ku, kayanya kamu biasa makan banyak deh, katanya.

Aku jadi malu, ya jujur dalam hati ini gak cukup cuman melihat kebaikan Frans ditambah pas liat dia tinggal ditempat kost yg sederhana malu aku kalau bilang gak cukup, aku hanya jawab dengan tersenyum.

Baru aku perhatikan ternyata Frans gak makan kue, aku bertanya kok kamu gak beli kue untuk dirimu, dijawab Frans aku gampang, aku kan gak puasa. Besok tinggal beli makanan. Mendengar jawaban Frans aku jadi salah tingkah.

Terus akhir nya kita tiduran, namun aku gak bisa memejamkan mata, masih terngiang di pikiran ku kisah hidup Frans, gak terasa aku meneteskan air mata ya Allah engkau menguji hambamu sesuai kemampuan nya, seandainya aku yg berada diposisi Frans aku ragu aku akan sanggup melewati nya ujarku dalam hati.

Akhirnya aku memperhatikan Frans yg lagi tidur, aku liat wajahnya yg ganteng, alis matanya yg lebat, bibirnya yg tipis warna merah muda, belum lagi kulitnya yg putih mulus. Ditambah lagi dia tidur hanya pake celana boxer sehingga nampak perutnya yg sixpac, dan pahanya yg putih mulus dihiasi bulu bulu halus, mulai deh nafsu dalam diriku meronta.

Namun akal pikiran ku menyadarkan ku, ayo ini bulan romadhon, tahan nafsumu.

Jantungku berdetak lebih kencang nafasku juga jadi berat, antara nafsu dan logika ku saling berebut berusaha menguasai diriku, bahkan sempat terbersit di pikiranku ayo kapan lagi, nanti nyesel Lo, anuku juga mulai mengeras.

Aku langsung istighfar, minta ampun sama Allah, ya tuhan maafkan hambamu yg lemah ini, bahkan dibulan suci masih saja terpikir untuk berbuat dosa, beri aku kekuatan ya Allah agar aku bisa mengalahkan nafsu ku. Aku berdoa dalam hati sambil meneteskan air mata.

Aku mengalihkan pandanganku dari menatap tubuh Frans ke ruangan kamar, di meja kayu terlihat ada sertifikat, iseng aku membacanya.

Disana ada tulisan ucapan terimakasih untuk BPK/ibu SDR/Saudari Frans yg sudah menjadi donatur tetap di panti asuhan x, semoga diberikan kesehatan dan rezeki yg berlimpah, sumbangan anda sangat berarti untuk sekolah dan kebutuhan anak anak yatim piatu.

Ntah mengapa aku membacanya bagaikan ditampar mukaku.

Aku jika ada kelebihan uang saku kuabiska berfoya-foya, ntah ke discotiq, kolam renang atau membayar pekerja sex

Sementara Frans yg jauh kondisi ekonomi nya dari ku, masih bisa berbagi sama sesama. Malu aku sama diriku dan sama Tuhan.

Ya Allah aku berdua sama Frans walaupun dia cari nafkah dari jual diri ataupun penari telanjang, namun banyak menyadari aku, aku jadi ingat dosa dosaku.

Belum lagi perkataan Frans dia melakukan semua ini karena terpaksa, dan keinginan terbesar nya kerja halal menikah dan punya anak.

Asli perasaan ku bergejolak, antara malu,sedih namun juga bersyukur, terimakasih ya Tuhan, engkau kasih hidayah ke diriku melalui Frans.

Ya Allah kabulkan lah doa dan harapan Frans. Aamiin. Doa ku dalam hati.

Lalu aku tiduran lagi sambil istighfar minta ampun kepada Tuhan. Dan akhirnya aku tertidur.

Akhirnya terdengar suara azan subuh, Frans bangun dari tidurnya dia juga
Membangun kan diriku, Dion dah subuh katanya, kamu gak sholat subuh katanya lembut.

Aku bangun dari tidurku, ini handuk untuk mandi, Frans kasih handuk dan ember kecil isi odol,sikat gigi,sampo dan sabun.

Ayo mandi dulu kamu mau ketemu Tuhan kan katanya, aku tersenyum sambil malu, ya ampun malah teman baru ku ini yg mengingat kan aku untuk sholat.gumamku dalam hati.

Aku pergi ke kamar mandi. Yg ditunjukkan Frans.

Rupanya kamar mandi umum dibawah udara terbuka, tidak ada atap hanya dibatasi seng yg sudah berkarat, didalamnya ada sumur, bak mandi dari semen dan closet jongkok.

Yauda aku nimba dulu untuk penuhi bak kecil itu baru mandi.

Terus terang ini pengalaman yg luar biasa buatku, karena ini baru pertama kalinya aku nimba air dan mandi di udara terbuka. Bener bener pengalaman yg gak bisa diungkapkan dengan kata kata.

Selesai mandi dan ambil air wudhu, dan berpakaian. Frans kasih aku sarung batik. Pakai ini untuk sholat katanya.

Aku tersenyum bahagia menerima perhatian Frans.

Lalu aku sholat shubuh di kamar kost Frans.

Ini merupakan sholat subuh ku yg lain daripada yg lain, karena saat sholat aku menangis terus, ntah mengapa kisah Frans, kisah diriku bergantian teringat di pikiran ku.

Bahkan saat berdoa selesai sholat aku bersungguh sungguh meminta kepada Allah agar Frans kawan baru ku diberikan hidayah dan dikasih kesempatan untuk lepas dari maksiat yg dia tidak inginkan.

Dan agar keinginannya untuk menikah punya anak dan kerja yg halal agar menjadi kenyataan.

Selesai berdoa dan menyapu muka dengan kedua tanganku aku merasakan ada yg ganjal disaku bajuku.

Kulihat rupanya ada uang 20.000, baru ku ingat sebelum masuk discotiq aku makan pecel lele dan teh es dan ini uang kembalian nya, untung saat itu aku tidak taruk ke dompet, kalau gak ikut hilang semua raib kena copet.

Dan aku lupa bisa jadi juga karena sudah panik duluan saat itu.

Setelah sholat aku pamit sama Frans dan mengucapkan terimakasih banyak, atas keramahannya.

Frans bilang dia juga terima kasih sama aku, karena aku adalah orang pertama yg dia bisa curhat mengenai kisah hidupnya.

Apalagi kebanyakan orang melihat hina bahkan kaya najis kepada pekerja sex seperti dirinya.

Aku jawab yg baik Dimata Allah yg berguna bagi sesama, masalah pekerjaan mu itukan bukan keinginan mu, semoga Allah kasih jalan keluarnya, ujarku. dijawab Aamiin katanya.

Frans mau memberikan ongkos pulang, aku tolak . Aku bilang rupanya disaku bajuku masih ada uang 20.000 dan itu cukup untuk naik bus menuju rumah ku, kataku.

Setelah pamitan aku berjalan ke halte menunggu bus, tidak lama kemudian bus yg ditunggu tiba, lalu aku naik bus menuju rumah.

penari telanjangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang