chapter 8

958 14 3
                                    

#Fiksi_penari_telanjang
#chapter_8

Akhirnya Jumat, aku, pak haji,jaka sholat Jumat di mesjid agung Sunda kelapa

Adapun Frans, bu haji dan neng menunggu di mobil.

Selesai sholat Jumat dan doa, imam mesjid mengumumkan akan ada yg mau jadi mualaf, dan meminta jamaah mesjid menjadi saksi.

Imam membimbing Frans membaca dua kalimat syahadat.

Sebelum nya, imam bertanya, kepada Frans nama siapa, kenapa mau masuk Islam, tau Islam dimana, pekerjaan apa, tinggal dimana, sebelumnya agama apa dan apakah keluarga sudah tau kepindahan agama ini. Dan apakah pindah agama karena terpaksa atau suka rela.

Semua dijawab Frans dengan baik dan sempurna.

Para jamaah mendengar ucapan Frans mengucapkan Allah hu Akbar.

Lalu pak imam menanyakan mau Menganti nama baru atau tetap, jika diganti namanya disarankan berubah dari Frans ke Yusuf.

Namun itu semua tergantung keputusan Frans.

Frans setuju dijawab ,Allah hu Akbar dari para jamaah.

Aku, Frans, neng, Jaka pak haji dan Bu haji tersenyum bahagia. Dan memberikan selamat ke Frans/ Yusuf.

Terus aku bersama yusuf, pak haji bersama Jaka naik mobil ke mantri sunat.

Adapun Bu haji dan neng pulang ke rumah.

Sampai ditempat mantri sunat dan setelah menjelaskan keperluan nya aku membantu Frans bersiap siap.

Aku membantu Frans mencukur bulu kemaluannya, ntah mengapa saat itu aku bahagia sekali, melihat anu Frans.

Dugh seandainya bukan bulan puasa kata nafsuku, ayo mulai kumat lagi deh kata hati nurani ku. Demikian batin ku bergejolak.

Akhirnya Frans/ Yusuf sudah dikhitan.

Lalu aku kasih sarung untuk dipake Yusuf. Yusuf diledek Jaka penganten sunat katanya.dijawab senyum Frans.

Frans mengucapkan syukur kepada Tuhan dan mengucapkan Terimakasih ke aku dan pak haji.

Terus kita naik mobil menuju rumah pak haji.

Di mobil aku berdua sama Yusuf. Pak haji naik mobil berdua sama Jaka.

Didalam mobil Yusuf bertanya boleh minta tolong lagi, aku bersama neng mau kerumah orangtuaku.

Dalam rangka minta ijin dan doa Restu untuk pernikahan mereka.

Namun belum tau kapan, kalau bisa dalam waktu dekat.

Karena saran pak haji niat perbuatan baik jangan ditunda-tunda.

Mendengar itu aku bagai kena petir di siang bolong, aku berkata dalam hati,

oh Frans sebegitu kejam dirimu, kenapa kau masih minta aku yg nemanin dirimu minta ijin pernikahan mu dengan neng ke orang tua mu.

Apa kamu belum puas menyiksa diriku. Masa kamu gak bisa membaca kalau aku cinta sama kamu. Kamu jahat Frans. Ntah mengapa aku menangis .

Air mataku mengalir dipipiku.

Ya Tuhan sebegitu berat nya ujian mu, seandainya Frans tidak ganteng dan macho.

Mungkin mudah aku untuk melupakan nya.

Kenapa aku jadi suka dan mencintai Frans ya Tuhan. Gumam ku dalam hati.

Kembali aku serasa diiris iris hatiku, oh tuhan pedih sekali rasanya.

Frans nampak kaget melihatku menangis tiba tiba
Dia terdiam, nampak dia salah tingkah.

Setelah puas aku menangis, aku berkata.

Maaf ya aku Zikir lagi dan ntah Mengapa tiba tiba ingat dosa kataku berbohong.

Ntah mengapa berat aku mengungkapkan perasaan ku ke frans.

Frans terdiam.

Lalu Frans berkata jika itu menyusahkan mu jangan Dion biar aku naik taxi sama neng ke rumah orang tuaku.

Setelah aku narik nafas panjang aku berkata, gpp kok.biar aku antar, aku juga mau kenal orang tuamu.

Toh aku sudah berjanji sama mu, masalah mu masalah ku juga dan mari kita hadapi bersama

Awalnya Frans ragu dan merasa berat merepotkan ku namun setelah aku desak akhirnya dia setuju,

Frans berkata sebetulnya aku berat selalu merepotkan mu Dion, namun terus terang aku khawatir dan takut ketemu orang tua ku, apakah mereka menerima ku, dan menyetujui pernikahan aku sama neng, apalagi jika mereka tau aku pindah agama.

Namun selama Dion ada di sisiku aku merasa mampu menghadapi semua masalah.

hanya tuhan yg bisa membalas semua kebaikan mu Dion,

aku bersyukur sama tuhan bisa punya kawan dan sahabat seperti dirimu.

Dalam hati aku berkata, Frans seandainya kamu tau apa isi hati dan pikiran ku,

karena bagiku kamu orang yg paling aku cintai melebihi apapun yg ada di muka bumi, matipun demi kamu aku rela.

Biarlah aku menderita asal kau bahagia.gumamku dalam hati.

Akhirnya kita sepakat mengunjugi orang tua Frans bareng neng di lebaran ke dua

penari telanjangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang