chapter 6

1.2K 25 0
                                    

#Fiksi_penari_telanjang
#chapter_6

Akhirnya Jumat sore aku sampai ditempat kerja Frans, di mini market kepunyaan pak haji.

Setelah mengucapkan salam, pintu dibuka nampak
Si neng karyawan pak haji, mau ketemu kak Frans ya, katanya. Sebentar ya neng panggil kan.

Makasih neng kataku.

Lalu datang Frans menemui ku, Frans nampak bahagia sekali, senyumnya nampak lepas serasa dia tidak punya beban.

Frans nampak pake baju baru, melihatnya, aku bergumam dalam hati, duh kamu kok ganteng banget sih Frans. Seandainya kamu bisa jadi pacarku.

Jadi kita makan di HokBen tanya frans, jadilah kataku sambil tersenyum.

Dion boleh ajak neng gak. Kaget aku sama pertanyaan nya Frans.

Tiba tiba dibelakang ada suara, masa neng aja yg diajak, aku gak diajak. Aku juga mau makan atau berbuka di HokBen. Rupanya itu suara Jaka.

Frans salah tingkah, ya ini semua tergantung Dion katanya.

Melihat itu aku tersenyum dan berkata, Gpp kok ayuk bareng semua kataku, akhirnya kami berempat pergi ke HokBen naik mobil orang tuaku.

Disampingku duduk Jaka,. Neng dan Frans duduk dibelakang.

Kulihat Frans dan neng nampak akrab, ntah mengapa perasaan ku jadi gak nyaman melihat keakraban mereka di mobilku.

Walaupun mereka tidak melakukan apa apa.

Terus Jaka bilang, Frans mantap loh Dion, yg belanja di mini market pak haji nambah rame, terutama ibu ibu dan anak gadis bolak balik belanja katanya suka liat frans yg ganteng kaya artis.

Kami bahkan sempat kewalahan melayani pembeli yg membeludak,

pak haji juga ikut senang bahkan mengikutkan Frans kursus setir mobil biar bisa jadi sopir ambil dan antar barang. Dan membelikan pakaian baru, apalagi Frans juga rajin.

neng juga ikut bicara, ia ni kakak Frans banyak fansnya.

neng cemburu ya, kata Frans sambil tersenyum, sayang Frans untuk neng doang kok. Bales Frans.

Neng dan Jaka senyum senyum, berbeda dengan aku.

Aku gak ada ekspresi.

Ntah mengapa aku seperti sakit dan merasa gak nyaman, aku jadi bertanya tanya sama diriku apakah aku cemburu.

Padahal aku baru kenal Frans, itu pun baru hitungan hari, namun melihat dan mendengar Frans akrab sama neng dan bukan diriku aku merasa sakit dan nyeri di dada.

Cuman itu semua hanya ku tahan dalam hati., ayo Dion seharusnya kamu senang Frans bahagia, mana ada kawan yg sedih melihat kawannya bahagia. Pikiran ku mengingat kan ku.

Namun nafsuku bicara lain, baru tau kan, percuma baik sama orang, kasian deh Lo, berharap dapat pacar rupanya hanya dimanfaatkan..

Hati nurani ku berbicara ngak la, kita kan ada kewajiban menolong kepada sesama yg membutuhkan apalagi dia sebelumnya sudah baik sama kamu.

Nafsuku. Gak mau kalah, memangnya kalau Frans gak ganteng mau Dion membayarkan uang biaya buat KTP dan KK.gak murah Lo.

Aku karena bingung kesal marah sedih kecewa gak terasa akhir nya aku melelehkan air mata, ntah mengapa aku merasa sedih dan dikhianati.

Jaka yg duduk disamping diriku bertanya, kenapa Dion kok menangis.

Aku jawab aku sambil berzikir jadi kadang inget dosa akhirnya tanpa sadar air mata meleleh aja kataku berbohong,

ntah mengapa aku malu mengungkapkan perasaan ku.

Masya Allah kata Jaka, hatimu lemah lembut ya bersyukur lah hati yg sering menangis karena zikir dan ingat dosa kata Jaka, itu ciri ciri orang beriman.

Neng juga ikut bicara hebat ya kawan kak Frans. Semoga suatu saat neng bisa seperti kak Dion.

Frans juga gak mau kalah, Dion kawan ku yg paling baik yg pernah kukenal,

gak sombong ramah suka membantu, gak pilih pilih kawan, aku kalau gak dibantu Dion bisa jadi belum bekerja di tempat pak haji.

Dan masih jadi ob di discotiq. Katanya sambil merenung.

Mendengar itu semua aku jadi salah tingkah,

Aku bergumam dalam hati, seandainya kalian semua tau isi hati dan pikiran ku, ntah apa yg akan kalian ucapkan.

Aku merasa malu dan salah tingkah dan menghapus air mataku.

Akhirnya kita sampai di HokBen setelah aku memesan makanan dan membayar untuk kita berempat. Akhirnya kami makan bersama, setelah mendengar azan magrib.

Melihat Jaka, neng dan Frans makan dengan lahapnya aku pun ntah mengapa ikut senang dan terhibur, walaupun hatiku treasa pedih dan sesak di dada,

apalagi frans duduk disamping neng berhadapan dengan aku yg duduk berdua dengan Jaka.

Selesai makan dan berbuka kami mencari mesjid terdekat, aku Jaka dan neng sholat magrib, adapun Frans menunggu di mobil.

Selama sholat magrib aku menangis, ntah mengapa aku merasa sedih sekali dan tidak berdaya.

Selesai sholat dan berdoa, hati nurani ku mengingat kan, ayo sekarang bulan puasa. Jangan mikir dan keinginan aneh aneh, pahala yg diperbanyak jangan mau kalah sama hawa nafsu.

Akupun mengucapkan istighfar mohon ampun kepada Allah, ya tuhan berikan aku kekuatan agar bisa mengalahkan nafsu ku. Abis itu aku menghapus air mataku.

Di mobil nampak Frans, neng dan Jaka sudah menungguku
Jaka memuji ku salut aku sholat dan doanya lama. Katanya.

Aku pun senyum tersipu malu, sambil bergumam dalam hati dan mengucapkan syukur Alhamdulillah, ternyata Allah masih menutupi aib ku.

Seandainya mereka tau apa yg kurasakan ntah apa yg akan mereka katakan.

Bisa jadi meledekku, laki kok suka laki, memangnya sudah gak ada wanita lagi apa.

Setelah itu aku mengantar mereka bertiga ke mini market pak haji.

Sebelum nya Frans neng dan Jaka mengucapkan terimakasih,

mereka bilang mereka belum pernah makan ataupun berbuka seenak ini, dan mengucapkan banyak terimakasih, dan mendoakan agar menjadi ladang amal dan pahala. Bagi ku, diaminkan oleh kami berempat

Abis itu aku pamit pulang dan kitapun berpisah.

penari telanjangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang