chapter 2

3.3K 39 0
                                    

#Fiksi_penari_telanjang
#chapter_2

Ketahuan kamu tidak pernah bekerja keras, palingan dirumah mu ada pembantu yg mengerjakan mencuci baju, cuci piring dll. Katanya.

Aku diam menunduk malu, dalam hatiku mengakui semua omongan Frans.

Mau nginap di kost ku ngak, dari pada bengong aja di halte katanya.

Gak apa apa tuh, kataku. Kita kan baru kenal aku segan merepotkan mu kata ku.

Dia jawab yg membedakan manusia sama binatang hanyalah hati dan rasa saling membantu ujarnya tersenyum.

Mana mungkin aku membiarkan kamu yg lagi kesulitan tanpa berbuat apapun. Ujarnya.

Ucapan nya seperti menampar diriku. Aku membela diri, banyak juga kok manusia yg lebih kejam dari binatang binatang tidak akan pernah makan anaknya, ini banyak berita bapak perkosa anak, perampokan dll. Kataku gak mau kalah.

Frans tersenyum, ya kita hidup bukan di dunia yg sempurna katanya, ada yg baik ada juga yg tidak namun aku yakin sama karma, apapun yg kita buat akan kembali ke diri kita, cepat atau pun lambat.keadilan itu pasti ujarnya.

Aku pun ikut tersenyum mendengar penjelasan nya.

Oh ya kamu puasa ngak tanya Frans ke aku.

Aku jawab ia, kamu gimana puasa ngak tanya ku ke Frans.

Aku Kristen kata Frans, walaupun aku juga jarang ke gereja.

Bahkan kadang kadang aku ragu apakah Tuhan itu ada. Kata Frans lirih.

Kaget aku mendengar pernyataan Frans. Kok kamu bicara begitu gak takut masuk api neraka kah kata ku.

Frans menarik nafas panjang, kamu gak tau apa yg aku alami katanya lirih.

Kujawab jika lau itu tidak memberat kan mu boleh kah aku tau kisah hidupmu, tanya ku ragu ragu. Aku kuatir kawan baru ku Frans tersinggung.

Frans diam memandang langit terus nampak seperti ada beban berat dipikirannya, melihat itu aku jadi merasa bersalah, apa aku terlalu mencampuri kehidupan orang lain siapa aku kok terlalu kepo mau tau urusan orang lain. Aku bergumam dalam hati.

Akhirnya Frans bercerita dia adalah anak dari hasil pergaulan bebas orang tuanya ketika muda. Banyak yg menyebut dirinya anak haram.

Bahkan ayahnya meninggalkan dia dan ibunya. Pergi ntah kemana.

Di rumah kakek nenek nya dia sering di hina dan dipukul nenek ataupun ibunya, katanya wajah ku mengingat kan ayahku yg tidak bertanggung jawab.

Di masa SMP aku tidak tahan lagi ledekan kawan sekolah sebutan anak haram tanpa ayah dan perlakuan kasar dirumah aku kabur dari rumah.

Aku jadi pengamen dijalanan kadang aku jadi pemulung sampah bahkan minta minta kujalani semua itu demi perut.

Hanya perbuatan yg merugikan orang lain aku gak mau kaya mencuri, copet, dll.

Kehidupan dijalanan keras aku pernah diperkosa preman yg mabuk aku digilir mereka, aku yg masih bocah melawan 4 orang dewasa aku tidak berdaya,

aku hanya bisa menangis namun Mereka tidak perduli,sakit sekali anus ku, darah mengalir dari anusku menerima hujaman senjata mereka, akhir nya aku pun pingsan

Bangun bangun aku ditemukan oleh seorang waria tua, dia kaget melihat kondisi ku dan merawat ku, memberikan saleb kasih makan dan menyemangati aku hidup.

Karena awal awal aku sempat mau mati saja, pikiran ku dah gelap.

Gak ada yg sayang sama aku ibu ku gak perduli ayahku kabur ntah dimana, kawan kawan ku sering menghina ku anak haram.

Belum lagi nenekku yg suka pukul aku dibilang aku anak pembawa sial.

Namun waria tua itu mengingat kan ku, mati bunuh diri hanya untuk orang orang yg pengecut.

Kita mungkin gak berkuasa sama nasib kita namun yakinlah jika kita berbuat baik sama sesama balasan akan datang cepat atau pun lambat itulah yg disebut hukum karma. Ujarnya.

Kaya aku, banyak yg bilang aku hina karena jenis kelamin gak jelas pria ngak wanita ngak, dipengajian ataupun ceramah agama aku dibilang pasti masuk neraka.

Keluarga ku juga sudah tidak ada yg mengakui aku, aku hidup sebatang kara, cari makan kalau gak ngamen jual diri, itu juga kadang gak laku. Yg penting bisa makan bayar kontrakan dah cukup katanya.

Yg kutau berbuat baik sama sesama, masalah dosa haram halal aku pasrah, siapa sih yg mau terlahir jadi waria ujarnya.

Mendengar itu aku malu ternyata ada yg lebih parah hidupnya dari ku, kata Frans. Akhirnya frans jadi anak angkat waria tersebut.

Bahkan ketika waria tua itu alm tidak ada yg mau mensholatkan jenazahnya. Hanya sesama waria yg mau, masyarakat seperti menganggap waria seperti sampah.

Aku sedih saat itu namun aku bertekad tidak akan menjadi orang yang pengecut, atau yg merugikan orang lain.

Begitu dewasa aku jadi pemuas nafsu Tante Tante atau om om senang, aku tidak peduli pria ataupun wanita asal dia membayarku aku akan servis dia sampai puas.

Selain itu aku juga ikut kerja sebagai penari telanjang. Karena hanya itu yg bisa kulakukan, mau kerja jadi pelayan toko aku gak punya ijazah dan identitas jadi orang ragu menerima ku bekerja.

Bagaikan disambar petir aku mendengar penjelasan Frans, gak terasa akupun ikut menangis melihat Frans meneteskan air mata ketika menceritakan kisah hidupnya.

Itu yg membuat aku ragu apakah Tuhan itu ada kata Frans lirih.

Aku juga gak tau mau sampai kapan aku begini, toh suatu saat aku juga akan tua.

Kalau boleh milih aku maunya menikah punya anak dan bekerja yg halal. Katanya lirih. Aamiin jawab ku semoga keinginan mu dikabulkan Tuhan kataku.

Dah agh kita cari makanan yuk, kata Frans ke aku. Gak usah kuatir aku yg bayar.

Yuk kita ke pasar Senin beli buat saur untuk mu. Aku ngikut Frans pasrah. Dipasar Senin ada pasar kue.

Disana berbagai macam kue ada, kamu mau apa kata Frans, melihat aku yg diam bengong.

Frans berkata gak mau makan uang haram ya katanya, penghasilan ku ya kalo ngak jual diri atau jadi penari telanjang, namun aku gak pernah kok cari nafkah dari merugikan orang lain ujarnya.

Ntah mengapa aku merasa gak enak mendengar nya dan jadi salah tingkah, padahal aku karena takut menyusahkan Frans kawan baru ku.

Akhirnya ku jawab ngak kok, aku cuman gak enak merepotkan mu, baru kenal kok dah minta macam macam ujarku.

Frans ketawa kalo cuman kue atau makanan masih sanggup lah aku katanya tertawa, akupun ikut tersenyum melihat wajah Frans tertawa.

Aku bilang aku mau bakcang aja satu, Frans kaget jangan Dion bak itu babi, babi kan haram cari yg lainnya aja deh.

Malu aku ditegor oleh Frans mengenai makanan halal haram. Atau kue bolu mau gak katanya, aku bilang aku kurang begitu suka bolu atau gorengan.

Jadi maunya apa kata Frans sambil tersenyum, yg ada dagingnya kalau bisa kaya lemper Kataku, malu. Dalam hatiku ini sudah ditraktir orang milih lagi dasar deh kamu ni kataku menyalahkan diriku.

Akhirnya ketemu lemper mau berapa kata Frans, cukup satu kata ku, lempernya kecil mana kenyang kata Frans. Cukup kok kata ku, dalam hatiku sebetulnya aku mau lebih cuman gengsi aku minta lebih. Akhirnya aku bilang aku saur dikit ini cuman buat syarat aja kok, buka baru aku rakus.

Benertuh kata Frans, nanti besok kamu lemes loh kalau saur cuman satu buah lemper doang. Gpp kok kataku.

Terus dia membelikan ku air rebusan kacang kedelai dan Aqua, kalau lemper doang nanti kamu lemes katanya, aku diam dan menurut, walaupun dalam hatiku merasa gak enak merepotkan Frans kawan baruku.

penari telanjangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang