Pesta pernikahan ini diadakan dengan sederhana namun terasa mewah. Terdapat banyak hidangan makan tersedia yang sungguh sangat menggiurkan dan lezat. Mulai dari makanan pembuka hingga makanan penutup.
Waktu demi waktu tamu mulai berdatangan, terus menerus seperti tiada habisnya. Na Jaemin yang hari ini statusnya telah dirubah menjadi suami dari Lee Jeno terus merasa bosan dan penat sejak awal.
Serasa ia ingin pulang lalu kembali tidur di kasur lamanya yang sangat empuk dan nyaman, tapi apa daya kini hal tersebut sudah tidak bisa lagi ia lakukan.
Mulai malam ini ia harus berbagi kehidupan untuk selamanya dengan sang suami. Tidak ada lagi yang namanya privacy .
Berbanding terbalik dengan Jeno yang sangat menikmati pestanya. Walaupun terasa lelah dan jenuh melihat tamu yang sangat banyak, tapi ia berusaha untuk tetap terlihat segar.
Untung saja pesta ini diadakan diruang terbuka (outdoor). Mereka sengaja memilih pesta dengan tema ini, pikirnya agar lebih leluasa dan tidak sumpek.
Jeno sedang berbincang dengan sahabatnya. Mark, Hyunjin dan Felix. Mereka asyik bersenda gurau, sedangkan Jaemin hanya duduk dan melamun diantara sahabatnya. Itu Renjun dan juga Haechan
Sebenarnya tadi sebelum sahabat Jeno datang, Jeno ikut dalam topik pembicaraan teman Jaemin. Mereka tak mempermasalahkan itu, toh Jeno juga anak yang seru. Tapi Jaemin sangat tidak menyukainya, jika ia tak punya akhlak bisa saja sedari tadi Jaemin membanting dan melempar Jeno jauh dari pandangannya kalau bisa ia tendang Jeno itu sampai keluar dari dunia. Itu lah pikir Jaemin sejak awal.
"Udahlah terima aja kenyataan ini Jaem, Jeno juga anak yang baik baik kok. Orangnya juga bukan tipe yang semena mena. Harusnya lo bersyukur bisa nikah sama dia. Banyak diluar sana yang ngincar suami lo. Tapi berutung lo yang ngedapetin duluan" Ucap Renjun. Ia bingung kenapa bisa sahabatnya tidak menunjukkan rasa kemenangan akan sudah mempunyai seorang Lee Jeno.
"Kalau orang diluar sana ngincar dia, silahkan ambil aja. Gw juga ga peduli" Jawab Jaemin enteng sambil melihat kukunya yang jauh dari kata cacat.
"Heh! Kalo punya mulut itu dijaga. Tar Jeno beneran diambil loh ama orang lain" Timpa Haechan
"Apa lo liat tampang muka peduli gw ama dia?" Tanya Jaemin pada sahabatnya. Ia menunjukan ekspresi datar pada Renjun dan Haechan dengan tidak kehilangan fokus untuk mengusap kuku cantiknya.
Memang benar adanya tak ada emosi dan raut apapun diwajah Jaemin. Ia hanya diam sambil memandangi wajah sahabatnya satu persatu. Meyakinkan pada Renjun dan juga Haechan agar mereka tau sebegitu tidak perdulinya Jaemin pada Jeno.
"Orang kaya lo memang harus dikasi karma dulu Na, baru lu tau seberapa beruntungnya jadi diri lo" Ucap Renjun. Dengan harap semoga perkataannya barusan bisa merubah Jaemin untuk melihat sisi Jeno
"Oke! Gw tunggu lo karma" Balas Jaemin tanpa dosa. Iangsung berdiri selepas berkata seperti itu. Melenggang pergi dari sana menuju ke tempat sepi. Ia ingin pulang secepatnya tetapi, kenapa waktu terasa sangat lama hari ini.
><><><
Sembari menunggu Jaemin selesai mandi, Jeno memilih untuk memotong buah untuk mereka makan nanti sebagai pengganti camilan. Jeno membagi fokusnya menjadi dua. Fokus untuk memotong buah dan fokus untuk menonton serial TV.
Cklkk
Bunyi tersebut pertanda Jaemin sudah selesai mandi. Ia keluar dengan menggunakan kaos putih dan celana training hitam bergaris putih tiga disamping kiri dan kanannya.
"Makan dulu Na. Baru abis itu kamu boleh-
Jaemin langsung mengambil satu potong buah apel dan pergi menuju lantai atas yang terdapat dua kamar. Benar adanya mereka pisah ranjang, sebenarnya hal itu tidak di setujui oleh Jeno, tapi Jaemin tetap menuntut Jeno akan hal itu.
Bahkan Jaemin sampai mengancam, jika permintaan pisah ranjang ini tidak Jeno turuti besok ia akan pergi ke jalan raya yang sangat ramai kendaran dan bunuh diri dengan cara terbabrak. Mendengar hal itu tentu saja langsung Jeno "iya" kan permintaan pisah ranjang. Jeno tak mau hal itu terjadi, padahal tanpa Jeno ketahui itu hanyalah akal akalan Jaemin saja supaya permintaannya dituruti.
Selesai acara memotong buah Jeno langsung bergegas ke kamar mandi. Ia ingin cepat cepat tubuh atletisnya itu bersih dan wangi.
Jaemin menuruni tangga dengan tenang. Pakaian seusai mandinya ia ganti dengan pakaian pergi yang cukup santai. Tidak terlalu banyak aksesoris yang bergelantungan di tubuh Jaemin.
"Kamu mau kemana?" Tanya Jeno
AGGGHRR
Jaemin kesal "Bukan urusan lo!" Jawab Jaemin tanpa dosa. Matanya terus menatap ponsel, seperti ponsel lebih enak dipandang dari pada Jeno. Ia mengutak atik ponselnya.
"Aku kan cuma nanya. Kamu mau kemana?" Tanya Jeno sabar
"Pergi!" Ucap Jaemin ketus
"Pergi kemana?" Tanya Jeno lagi pelan dan penuh sabar
"Club" Lagi dan lagi Jaemin menjawab pertanyaan dengan enteng tanpa adanya merasa berdosa
Mendengar jawaban Jaemin membuat Jeno menghembus nafas kesal dan pasrah.
"Kenapa? Ga ngijinin? Hah! Bodoamat. Sekalipun lo ga ngizinin gw, gw tetep bakal-
"Iya iya... Perginya sama siapa?" Jawab Jeno jengkel tapi ia masih membalas percakapan tersebut dengan tenang dan sabar
"Bangchan!"
"Dia jemput kamu kesini?"
"Iya! Paling bentar lagi nyampe" Jawab Jaemin. Ia langsung duduk di sofa sambil terus membalas pesan orang pada ponselnya. Sedangkan Jeno masih tetap dalam posisi awal.
Berdiri tegap dan tegas namun tetap terlihat santai sambil memegang handuk dikepalanya yang sedari tadi ia usap pada rambutnya yang basah.
"Jangan pulang terlalu malam" Ucap Jeno memperingati kesayangan kecilnya
"Apa hak lo ngatur ngatur gw?!" Tantang Jaemin ia sungguh sangat kesal dengan manusia yang baru saja menikahinya ini.
Bisa tidak sih Jeno ini seusai mandi tadi langsung pergi kekamar saja atau dia melakukan aktivitas lain? Kenapa Jeno harus menanyakan ini itu dan lain lain?! Pikir Jaemin
"Aku kan suamimu. Kamu lupa?" Jawab Jeno lembut
"Iya! Gw lupa" Balas Jaemin penuh kekesalan
"Oke, kalau kamu terus lupa aku ini siapa. Aku bakal ingetin terus" Jawab Jeno penuh sayang dan diakhiri dengan senyuman manisnya. Oh tidak Jeno mempunyai eye smile. Itu sangat menggemaskan
Setelah berucap seperti itu jeno langsung menuju dapur dan mengambil buah yang sebelumnya sudah ia potong. Padahal rencana awal Jeno ia ingin memakan buah yang sudah ia potong bersama Jaemin sembari menonton film netflix di TV.
Sayangnya rencana Jeno gagal, jika boleh jujur Jeno sebenarnya sangat kecewa dengan malam pertama pernikahannya ini. Jeno sudah berekspetasi malam pertamanya akan menonton bersama Jaemin, tidur dengan Jaemin, menciumi Jaemin, dan melakukan kegiatan panas bersama Jaemin. Pupus sudah harapan Jeno.
Dia memang harus ekstra sabar menghadapi Jaemin. Ada tanggung jawab besar yang harus dipikul Jeno dan ia berusaha untuk tidak mengecewakan apa yang sudah orang tua Jaemin harapkan jika anaknya menikah dan hidup dengannya.
><><><
TTC ini ceritanya ringan
Have a nice day everyone💚❤
Mampir gitu bisa kalii👻👊🏻💗
KAMU SEDANG MEMBACA
✔|Trying To Change •Nomin•
Fanfiction★𝗖𝗼𝗺𝗽𝗹𝗲𝘁𝗲 [05/02/21] ‼️[BXB AREA]‼️ °•jadilah pembaca yang bijak°• ‼️(.◜◡◝ ) ☞Murni hasil dari renungan Winter tengah malem. Tidak menjiplak karya siapapun‼️  ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ Setiap orang mempunyai batas sabarnya tersendiri. Mampukah seora...