#13 Nempel tross♡

2.3K 225 16
                                    

07.30pm

Jeno sudah sampai di rumahnya sekarang. Jaemin bersorak senang saat mendengar mobil Jeno sudah di depan. Jaemin buru buru keluar untuk menghampiri Jeno. Jeno yang melihat Jaeminnya sudah berdiri tegak di teras sambil melihat kearahnya dengan sigap ia mengambil langkah besar agar bisa segera memeluk Jaeminnya.

Tangan itu terbuka lebar untuk memberi pelukan pada suami kecilnya. Jaemin menerima pelukan hangat itu dengan senang hati. Ia mulai berlari kecil ke arah Jeno. Jeno yang melihat Jaeminnya seperti itu mulai menarik kedua sudut bibirnya. Dan terukir lah senyum manis di wajah tampan itu. Tak lupa eye smilenya juga ikut serta.

Jaemin sangat senang dipeluk seperti ini oleh Jenonya.

"Kamu sudah makan?" Tanya Jeno lembut. Dan hanya dibalas anggukan kecil oleh Jaemin.

"Aku sudah nunggu kamu lama banget loh, sampe bosen akunyaa!" Rengek Jaemin. Ia tak berbohong saat mengatakannya. Jaemin memang benar benar bosan untuk menanti Jeno pulang.

Jeno yang mendengar rengekan Jaemin hanya membalasnya dengan senyuman. Lalu dilanjutinya dengan mengelus rambut belakang Jaemin.

"Maafin aku ya. Udah yuk sekarang kita masuk kedalam!" Ajak Jeno pada Jaeminnya. Jaemin mengiyakan kalimat ajakan Jeno tadi. Lalu mereka berjalan beriringan sampai masuk ke dalam rumah.

Jeno memilih untuk mandi terlebih dahulu. Dan Jaemin hanya bisa menunggu lagi sampai Jenonya selesai mandi. Jaemin kesal. Agaknya aktivitas menunggu Jeno sudah masuk kedalam list hal hal yang Jaemin tidak sukai.

20 menit kemudian Jeno sudah selesai dengan kegiatan membersihkan tubuhnya. Ia menghampiri Jaemin yang sedang memakan camilan sambil menonton talk show.

Kaos putih serta celana training hitam panjang, itu pakaian rumah yang sedang Jeno kenakan saat ini. Tampak biasa dan sederhana. Tetapi saat Jeno yang memakainya itu akan tampak luar biasa. Sedangkan Jaemin memenggunakan kaos berwarna hitam, senada dengan celana piyama nya.

"Mau mulai beres beresnya sekarang?" Tanya Jeno tak sabaran. Sebenarnya mereka berdua sudah sama sama tidak sabaran. Dan Jaemin pun mengangguk seru atas ajakan Jeno tadi.

><><><

Finalnya Jaemin yang pindah. Jadi kamar yang mereka gunakan adalah kamar Jeno. Karena kamar Jeno lebih besar ketimbang kamar Jaemin, dan kamar Jeno itu adalah kamar utama maka dari itu ukurannya jauh berbeda dengan kamar Jaemin.

Mata sipit itu tidak lepas untuk melihat sekeliling dan setiap sudut dari kamar Jeno. Rasa penasarannya seorang Na Jaemin kini sudah terbalaskan.

"Kenapa liatnya antusias banget?" Tanya Jeno. Ia tidak tahan melihat pemandangan didepannya, Jaemin tampak imut dengan mata bulat berbinarnya itu.

"Ngga! Siapa juga yang kaya gitu" Jaemin tidak mengakui. Tapi Jeno tau bahwa kenyataannya sekarang Jaemin malu untuk mengatakan yang sebenarnya.

Jeno hanya mengelus sayang pucuk kepala Jaemin sambil menatapnya dengan dalam. Jaemin yang tidak tahan di perlakukan seperti itu ia malah memilih untuk memeluk Jeno dan mengusakkan kepalanya di dada bidang itu sambil menghirup wangi khas dari Jeno dengan pelan.

Jeno hanya membalasnya dengan senyuman manis melihat tingkah Jaeminnya ini sekarang.

"Jangan paksa aku buat jujur. Aku malu" Balas Jaemin yang tengah memainkan jari kelingking Jeno. Jeno tertawa ringan mendengar balasan dari Jaemin.

Benar kan nyatanya Jaemin sangat senang bisa mengetahui ada apa dikamar Jeno. Tapi ia tidak ingin mengakuinya bahwasannya ia antusias sekali sejak pertama melihatnya maka dari itu Jaemin tidak ingin dipaksa untuk mengakui dan ia pilih berkata yang sebenarnya saja pada Jeno bahwa ia malu untuk jujur.

Dasar Na Jaemin.

Jaemin mengangkat kepalanya dan dilanjut dengan memandangi wajah tampan suaminya. Jeno menyingkirkan rambut depan Jaemin yang menghalanginya untuk melihat mata bulat yang lucu itu.

"Kapan kita mau pindahin barang barangku?" Tanya Jaemin

"Emm, setelah kamu lepasin pelukan ini"

Jaemin cemberut lucu setelah mendengar jawaban dari Jeno. Ia tidak ingin mengakhiri pelukan manis ini.

Waktu demi waktu telah mereka habiskan hanya untuk moment ini. Jadi Jaemin akhiri dan melanjutinya nanti saja. Memilih untuk mengerjakan apa yang seharusnya dari tadi mereka sudah lakukan.

Dimulai dari membersihkan kamar yang akan mereka tempati lalu di lanjut dengan memindahkan barang barang Jaemin. Sejujurnya pada tahap ini Jaemin sudah mulai merasa lelah, Jeno sudah dari tadi memberitahunya jikalau Jaemin sudah lelah ia istirahat sejenak saja. Jeno tidak ingin terjadi apa apa pada Jaeminny, sebab Jeno tau fisik Jaemin lemah. Tapi namanya Na Jaemin ia tetap memilih untuk mengerjakan ini bersama sama. Pikirnya ini akan ditempati berdua sangat tidak adil jika 80% Jeno yang mengerjakannya.

Selesai tepat pada waktu 10.30pm. Keduanya tampak lelah, memilih untuk duduk di sofa sembari menonton TV adalah pilihan keduanya untuk bersantai.

Posisi awal kedua pasangan itu tidak seperti sekarang ini. Awalnya Jaemin memilih menaruh jarak antara mereka berdua karna ia masih malu untuk berdekatan dengan Jeno. Jeno tidak masalah dengan pilihan Jaemin. Tapi dilihatnya semakin lama semakin aneh dan lebih anehnya Jaemin sendiri yang seketika merasa tidak enakan sekarang padahal inikan pilihannya.

Semakin hilang minatnya menonton film yang sedang tayang di TV tersebut. Jaemin menatap Jeno dengan raut penuh kesal tapi jatuhnya itu malah terlihat menggemaskan. Bukannya jahat, tapi Jeno memang sedang benar-benar menaruh seluruh fokusnya pada film, jadi Jeno tidak tau saat ini Jaeminnya sedang menatapnya seperti itu.

"Ish!" Kesalnya.

Jaemin membuang bantal sofa yang sedari tadi ia peluk dan menendang kakinya kearah angin. Menampilkan dirinya saat ini benar benar kesal pada Jeno. Tetap saja hasilnya sama, Jeno tidak melihat kearahnya.

Beri ucapan selamat pada film anda menang dari Jaemin sekarang.

Jaemin langsung membaringkan dirinya pada Jeno kepalanya ia tempatkan pada salah satu paha Jeno. Jeno tersentak kaget melihat Jaemin yang tiba tiba seperti ini. Jaemin menutup matanya ia tidak ingin melihat wajah Jeno.

Jeno hanya mengangkat kedua bahunya yang diartikan 'terserah' dan memilih mengelus dahi hingga rambut Jaemin karna pikirnya Jaemin saat ini sudah mengantuk. Jaemin membuka matanya dipandanginya wajah tampan Jeno ditiap sudut.

Jaemin mengaku kalah pada film dan memilih untuk berbicara pada Jeno tanpa memberikan kode kode tidak jelas seperti yang sedari tadi ia lakukan. Jaemin duduk di pangkuan jeno di tekuknya kaki ramping itu dan ditempatkan di kedua sisi paha Jeno, dikalungkan kedua tangannya pada leher Jeno dan menatap mata Jeno lekat lekat.

Bye film kini Jeno memilih Jaeminnya.

"Kenapa? Ada apa hm?"

Jaemin tidak menjawabnya. Ia masih terus menatap Jeno tanpa henti dengan raut wajah yang sangat menggemaskan.

Jeno lebih merilexkan posisinya dan ditempatkan kedua tangan kekarnya pada pinggul Jaemin. Memperhatikan suami kecilnya yang kini hanya menatap dirinya saja.

"Aku mau tanya sama kamu, boleh?" Tanya Jaemin lembut, menatap Jeno dengan pandangan sayu tetapi tetap memperlihatkan keimutan didalamnya.

"Nana mau tanya apa?" Sejujurnya Jeno tidak tahan berada situasi seperti ini. Seberusaha mungkin jari jari itu ia kontrol untuk tidak meremas pantat Jaemin.

"Tapi kamu janji ya jangan nertawain aku" Balas Jaemin, sambil menyodorkan jari kelingkingnya tepat pada wajah Jeno, dan dibalasnya janji jari kelingking tersebut oleh Jeno.

"Sepulang aku mabuk waktu itu gimana kelanjutannya?"

><><><

Pengen banget amnesia permanen. Pls kasi tutor dong💁🏻💁🏻

Have a nice day everyone💚❤

✔|Trying To Change •Nomin•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang