Kini fokus Jeno hanya pada layar komputernya. Tidak, dia tidak sedang bekerja saat ini. Melainkan sedang bermain game dengan Haechan juga Jisung.
"Geser dikit Chan, terus langsung tcuss tembak. Kena tuh!"
Atensi Jeno tidak lepas pada layarnya, mengabaikan Jaemin yang kini tengah misuh misuh dan uring uringan di atas ranjang.
Jaemin terlalu takut untuk mengatakannya pada Jeno. Ntah apa yang Jaemin takuti, padahal itu tidak perlu.
"Jen" Lirihnya. Menatap Jeno lekat lekat yang masih fokus pada gamenya.
"Jeno.."
"Ish! Kamu ih"
"JENO!" Bentak Jaemin kuat. Namun percuma saja Jeno malah tidak menotis itu sama sekali.
"NAH IYA GITU JIS!"
"Sekali lagi mau ga? Menang nih pasti! Percaya sama gua" Jeno memang sama sekali tidak menotis Jaemin yang kini tengah mengumpulkan seluruh kekuatannya untuk menghajar dirinya.
Membuka earphones yang melekat pada telinga Jeno secara paksa. Dan mulai berteriak tepat di indra pendengaran suaminya. "JENO!" Bentak Jaemin sekali lagi.
Jeno buru buru untuk mematikan layar komputer nya. Tidak memperdulikan bagaimana gamenya yang tertinggal. "Kenapa Na?" Tanya Jeno santai, namun tetap ada rasa takutnya disana.
"Kamu ga dengerin aku terus ih! Aku dari tadi mau ngomong sama kamu!" Jaemin terlanjur kesal. Ingin mencabik wajah suaminya, tapi sayang. Nanti Jeno jadi jelek.
Jeno membawa Jaemin ke dalam pangkuannya, dan Jaemin menerima itu dengan senang hati. Ia memeluk tubuh hangat Jeno erat. Kesukaan Jaemin baru baru ini adalah di peluk Jeno memang.
"Maafin aku ya. Kamu mau ngomong apa?"
"Besok temenin aku ketempat daddy. Nana mau kasi tau daddy, kalo Nana ga nakal lagi!" Jaemin berucap sambil memutarkan jari telunjuknya di dada bidang Jeno secara abstrak.
Jeno tersenyum manis, melihat Jaeminnya yang akhir akhir ini minta terus di manja. Selain itu, Jeno juga merasa Jaemin sangat menggemaskan dengan cara bicaranya tadi.
"Boleh! Aku juga kangen sama daddy Na" Jawaban "iya" Dari Jeno atas ajakan Jaemin tadi.
><><><
09.15 am
Hari ini jalan raya lumayan sepi. Jeno juga mengambil cuti satu harinya khusus untuk hari ini, begitu pula dengan Jaemin. Mengambil cuti satu hari di kampusnya.
Karena hari ini mereka mengunjungi pemakaman, maka dari itu keduanya mengkhususkan untuk hari ini saja. Jeno menggunakan setelan Jas dengan rapi, sedangkan Jaemin menggunakan kemeja hitam, celana bahan senada dengan warna atasannya dan begitu pula dengan sepatu.
Keduanya datang untuk memberitahukan bahwasannya telah menepati janji pada mendiang Yuta.
Jaemin fokus pada layar ponselnya, ya sekedar hanya melihat notif lalu membalasnya.
 ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄
Jie Jie Nana! ♡
KAMU SEDANG MEMBACA
✔|Trying To Change •Nomin•
Fanfiction★𝗖𝗼𝗺𝗽𝗹𝗲𝘁𝗲 [05/02/21] ‼️[BXB AREA]‼️ °•jadilah pembaca yang bijak°• ‼️(.◜◡◝ ) ☞Murni hasil dari renungan Winter tengah malem. Tidak menjiplak karya siapapun‼️  ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ Setiap orang mempunyai batas sabarnya tersendiri. Mampukah seora...