Sekarang sudah pukul tengah malam, tapi apa ini? Jaemin belum pulang?! Bahkan ia juga tidak memberi kabar apapun pada Jeno. Sedari tadi Jeno meneleponnya tetapi tulisan di ponsel itu hanya tertera
berdering
Ada rasa sedikit bersyukur didalam hati Jeno melihat saat dia melakukan panggilan telpon bertuliskan 'berdering' bukan 'memanggil'. Dengan begitu sudah dipastikan ponsel Jaemin tidak ia matikan total.
Jeno sudah tidak bisa menahan rasa kantuknya. Ia pun memilih tidur diatas sofa sembari menunggu Jaemin pulang.
Cklkk
Brakk!
Jeno tersentak dari tidurnya, ia melihat Jaeminnya yang sudah sangat berantakan. Pertanyaan demi pertanyaan mulai muncul di pikiran Jeno.
"Aggh! Apaan sih pegang pegang!" Ucap Jaemin seraya ingin melepaskan genggaman tangan Jeno dari lengan rampingnya. Nihil, Jaemin tidak bisa menyingkirkan tangan itu dari tubuhnya. Jeno sama sekali tidak mengubris racauan aneh dan tidak sopan dari mulut kecil Jaemin.
Jeno melihat ada bekas muntahan pada kaos, celana, dan sepatu Jaemin. Tentu tidak mungkin Jeno membiarkan Jaemin nya tidur dalam keadaan seperti itu, itu menjijikan. Sejujurnya Jeno masih malu untuk berinteraksi sedekat ini dengan Jaemin. Tapi jika bukan dirinya yang membantu Jaemin, siapa lagi?
"Diam dan tenang. Aku siapin dulu air mandimu" Titah Jeno. Pikiran kotor mulai berkelana di otak Jeno, tapi ia tahan untuk tidak kelepasan.
Hueekk
Jaemin muntah di atas karpet kecil ruang tamu. Tidak hanya dikarpet, meja dan lantai pun juga terjamah dengan muntahnya. Jaemin merasa perutnya sangat tak enak dan bawaan ingin selalu muntah. Kepala Jaemin sudah sangat pusing. Ia ingin tidur sekarang juga, tapi tidak bisa. Karena perut sialannya itu yang terus ingin memuntahan isinya.
Jeno menghampiri Jaemin yang sedang meringkuk diatas sofa. Jeno sedikit terkejut, kala melihat muntahan Jaemin yang sudah berceceran di ruang tamu. Kiranya tadi suara Jaemin muntah itu Jaemin tidak mengeluarkan isi perutnya, ternyata tidak. Hah, pekerjaan Jeno bertambah lagi.
Jeno meraih pergelangan tangan Jaemin
"Ayo! Kamu mandi dulu baru abis itu tidur" Jeno berusaha membuat Jaemin supaya mau mandi"Ga! Lepasin gw bangsat!" Lagi lagi mulut kecil itu berkata kasar. Jeno mulai sedikit kesal melihat tingkah Jaemin.
Mulai jengah, Jeno mengangkat Jaemin dengan paksa. Jaemin di gendong layaknya seperti karung beras. Yang di gendong hanya diam saja,dan Jeno membawanya paksa untuk mandi.
Didudukannya terlebih dahulu Jaemin dan disenderkan di dinding. Dengan pelan Jeno melepaskan pakaian Jaemin hingga tidak ada satu benang pun yang menutupi. Yah.. itu mengundang nafsu Jeno.
Tapi ia urungkan niat untuk melahap Jaemin, sebisa mungkin Jeno menyingkirkan bisikan setan di gendang telinganya. Walaupun sulit tapi Jeno berusaha sebisa mungkin untuk tidak melakukannya.
Dibasuhnya terlebih dahulu tubuh telanjang itu dengan air hangat. Sekiranya sudah ia usap dan gosok pelan setiap inci tubuh Jaemin tanpa terkecuali menggunakan sabun mandi. Lalu Jeno membantu Jaemin untuk menyikat gigi dan tahap terakhir dari kamar mandi ini ia bawa Jaemin ke bathtub untuk berendam air hangat, supaya tubuh Jaemin menjadi lebih rilex lagi.
Ditinggalnya sebentar lalu Jeno melanjutkan dengan memilih pakaian untuk Jaemin gunakan.
Gotcha!
KAMU SEDANG MEMBACA
✔|Trying To Change •Nomin•
Fanfiction★𝗖𝗼𝗺𝗽𝗹𝗲𝘁𝗲 [05/02/21] ‼️[BXB AREA]‼️ °•jadilah pembaca yang bijak°• ‼️(.◜◡◝ ) ☞Murni hasil dari renungan Winter tengah malem. Tidak menjiplak karya siapapun‼️  ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ Setiap orang mempunyai batas sabarnya tersendiri. Mampukah seora...