Setelah penantian lama akhirnya hari ini datang juga. Jaemin telah mempersiapkannya dengan mantap sematang mungkin. Ia juga sudah melist beberapa tempat yang harus mereka kunjungi.
Yap benar.
Hari ini adalah hari dimana Jeno menggunakan cutinya yang berarti hari ini mereka pergi berlibur selama tiga hari kedepan yang dimulai hari ini.
Jam menunjukkan pukul 11.00am. Kini Jaemin tengah memainkan ponselnya dengan asyik seperti tidak memeperdulikan kini Jenonya kesepian. Sedari tadi Jeno tidak diajak bicara oleh Jaemin. Beberapa kali Jeno mengajaknya untuk mengobrol ringan tetapi beberapa kali juga Jaemin menanggapinya dengan tidak sungguh sungguh. Ada rasa kesal sejujurnya tapi Jeno kesampingkan. Ia ingin liburan ini ia manfaatkan sebaik mungkin.
"Ih jen masi lama ya sampainya? Aku sudah bosen banget" Adu Jaemin pada suaminya yang kini tengah menaruh seluruh fokus pada jalan raya.
"Kan kamu sendiri yang minta kita pergi ke sana. Sudah ku bilangkan bakal makan waktu dua jam untuk nyampenya" Tutur Jeno
"Heummm lama banget" Jaemin tengah meringkukan dirinya di kursi penumpang. Mengangkat kedua kakinya untuk naik ke atas dan menyelimuti kedua kaki mungilnya dengan tangan melingkari kakinya sendiri dan diiringi ekspresi seperti merajuk pada Jenonya saat ini.
Beruntungnya saat ini lampu merah. Jeno melihat Jaeminnya sedang kesal sambil terus meracau yang tidak jelas.
"Na" Tegur Jeno lembut, lalu mendaratkan telapak tangan besarnya tepat pada kepala Jaemin. Mengelus surai lembutnya dengan sayang.
"Apa sih!" Decak Jaemin. Sepertinya Jaemin yang dulu akan muncul kembali kepermukaan.
Jeno hanya membalasnya dengan tertawa ringan. Ia tidak tahan dengan Jaeminnya jika lucu seperti ini.
"Kenapa marah dengan pilihan sendiri, hm?"
"Kan kamu yang mau kita liburan dipantai terus menginap di villa yang sudah kamu pilih. Lagian juga yang nge jadwalin semua kegiatan kita sampe tempat pun juga kamu yang melist itu semua" Jelas Jeno.
"Udah ah! Males aku sama kamu!" Balas Jaemin jengkel.
"Loh, kenapa sayang?"
"Nanti juga kamu yang menang debat. Dan semuanya dijadiin boomerang untukku!" Jaemin menendang angin menunjukkan bahwa ia benar benar kesal.
Aneh. Padahal hal tersebut untuk apa ia kesali. Tak ada konteks yang jelas. Tapi terserah Jaemin saja.
Jeno hanya membalasnya dengan tersenyum manis pada Jaemin. Lampu lalu lintas kini sudah berganti warna menjadi warna hijau. Yang menandakan kendaraan di barisan Jeno boleh melaju sekarang.
><><><
Sudah sedari dua jam lalu mereka sampai di tempat tujuannya. Keduanya memutuskan untuk istirahat saja hari ini dan bermanja manja ria. Jeno yang tengah fokus bermain game diponselnya dan Jaemin yang menyibukan diri dengan melihat lihat resep makanan.
Jaemin yang posisi awalnya menyender dibahu sang suami kini beralih memilih untuk merebahkan dirinya dan di daratkan kepalanya pada paha Jeno. Nyaman rasanya.
"Malam ini makan apa ya?" Tanya Jaemin yang masih senantiasa melihat lihat resep makanan juga daftar makanan di layanan pesan antar.
"Nana maunya makan apa?" Tanya Jeno balik. Sama halnya, Jeno juga tidak kehilangan fokusnya bermain game.
"Aku semua oke sih. Jeno mau makan apa?" Kini Jaemin tengah menatap suaminya penuh sayang. Jeno yang mendengar Jaemin menyebut namanya, langsung tidak memperdulikan gamenya dan fokus pada Jaemin sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔|Trying To Change •Nomin•
Fanfic★𝗖𝗼𝗺𝗽𝗹𝗲𝘁𝗲 [05/02/21] ‼️[BXB AREA]‼️ °•jadilah pembaca yang bijak°• ‼️(.◜◡◝ ) ☞Murni hasil dari renungan Winter tengah malem. Tidak menjiplak karya siapapun‼️  ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ Setiap orang mempunyai batas sabarnya tersendiri. Mampukah seora...