Kini jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam, tapi Jaemin tak kunjung tidur juga. Ia asik menonton film netflix di TV. Padahal Jeno sudah menyuruhnya untuk tidur tepat waktu.
Ya begitu lah Jaemin. Sementang besok tidak ada jadwal kuliah, ia memilih untuk menonton film sampai larut malam. Jaemin menonton di kamarnya dengan menggunakan alat proyektor yang ia punya.
Sampai lah dimana saat ini jam sudah menunjukkan pukul tengah malam. Jaemin sudah tertidur dari tadi. Jadi kini film yang menonton dirinya tidur. Tak disangka 30 menit kemudian Jeno sudah pulang. Mobilnya sudah terparkir rapi di garasi rumahnya. Saat Jeno ingin membuka pintu dengan kunci serepnya ia menotis bahwasannya pintu itu tidak dikunci.
Jeno langsung melesat masuk kedalam rumah. Pikiran negatif sudah berkelana di kepalanya. Jeno terus mencari Jaemin di tiap sudut ruangan sambil terus meneriaki nama Jaemin.
Nihil, Jeno tak menemukan keberadaan Jaemin. Sampai ia tersadar kamar Jaemin belum ia cek. Jeno terburu buru menaiki tangga dan membuka pintu kamar Jaemin dengan kasar lalu membantingnya. Hal tersebut membuat Jaemin terbangun dari tidur nyenyaknya. Ia bingung melihat Jeno kini berdiri dengan wajah khawatir begitu besar.
"Ngapain sih! Ganggu orang-
Jaemin belum selesai melanjutkan perkataannya. Tapi sudah keburu dengan Jeno yang kini memeluknya dengan erat. Jeno terus menerus mengecupi pucuk kepala Jaemin. Wajah beserta tubuh Jaemin tenggelam dalam dekapan hangat Jeno. Jaemin bisa merasakan detak jantung Jeno yang begitu kencang dan deru nafas yang terburu buru. Terlihat bahwa Jeno sangat khawatir pada dirinya
"Ih lepasin!" Jaemin meronta meronta untuk segera dilepaskan dari pelukan ini. Jeno pun menurutinya.
Jeno melepaskan Jaemin dari pelukannya tetapi tetap menggenggam kedua pergelangan tangan mungil itu dengan lembut. "Kamu gapapa kan?" Tanya Jeno khawatir
"Lu kan bisa liat sendiri!" Jawab Jaemin cuek. Setelah Jaemin berkata seperti itu Jeno memperhatikan dengan seksama ditiap inchi keadaan tubuh Jaemin
"Lu ini ada apaan sih?! Ganggu orang tidur aja. Asal lo tau, gua dah nyenyak banget tadi tidur. Eh bangsatnya lu malah banting pintu kamar gw. Kan jadi kebangun. Mana abis ini gw ga bisa lanjut tidur lagi. Setan lu!" Kesal Jaemin pada Jeno, dengan tidak melepaskan pergelangan tangannya yang sedang digenggam oleh Jeno sedari tadi.
"Maafin aku ya udah ganggu kamu tidur" Ucap maaf dari Jeno sambil menarik Jaemin ke dalam dekapannya lagi. Hanya sebentar pelukan ini berlangsung.
"Ihh apaan sih! " Ucap Jaemin sambil melepaskan dirinya dari pelukan yang kedua kalinya itu.
"Lagian kenapa bisa kamu lupa untuk kunci pintu? Kan sudah aku bilang, kamu cuma sendirian dirumah. Ga ada yang jagain kamu kecuali diri kamu sendiri. Aku kan juga sudah berkali kali bilang kunci pintunya! Untung aja ga ada orang aneh yang masuk ke sini. Bersyukur dapat nasib baik, kalo ga gimana?" Jelas Jeno khawatir pada Jaemin kecilnya
"Ya maap. Tadi gw abis dari mini market beli cemilan, terus gw cuma tutup pintu aja. Gw lupa nguncinya. Yaa maapin lah. Kan juga gua ga kenapa kenapa" Jawab Jaemin sambil menundukan wajahnya. Katakanlah kali ini Jaemin kalah dan Jeno menang. Moment Jaemin merasa dirinya bersalah itu langka.
"Iya iya, makanya lain kali kalau aku ngomong sama kamu itu didengar, jangan cuma lalu aja. Jangan gini lagi ya" Ucap Jeno dan mengelus lembut pipi Jaemin
Jaemin yang merasa Jeno mencuri curi untuk bisa memegangnya langsung saja menarik diri jauh dari Jeno. Jeno yang melihat itu heran. Padahal tidak ada sama sekali Jeno sengaja memanfaatkan situasi untuk bisa memegang Jaemin. Dasar Jaemin saja yang selalu menganggap Jeno itu buruk.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔|Trying To Change •Nomin•
Fanfic★𝗖𝗼𝗺𝗽𝗹𝗲𝘁𝗲 [05/02/21] ‼️[BXB AREA]‼️ °•jadilah pembaca yang bijak°• ‼️(.◜◡◝ ) ☞Murni hasil dari renungan Winter tengah malem. Tidak menjiplak karya siapapun‼️  ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ Setiap orang mempunyai batas sabarnya tersendiri. Mampukah seora...