six 🥊 savior

1.7K 360 37
                                    

sorry for the long rest!!! T.T



"Demam lo?"

Jisoo yang lagi melamun menoleh, mendapati Sowon yang barusan keluar dari kamar kosnya dengan kaos, celana pendek, jaket, serta dompet dan hp di tangannya. Jam segini biasanya waktunya anak-anak kos buat cari makan malam.

Yang ditanya mengernyit, "Nggak. Kenapa? Muka gue pucet?"

"Merah, njir," koreksi Sowon sambil menatap Jisoo aneh, "mikirin apaan lo?"

Jisoo nyengir, memilih untuk nggak menjawab pertanyaan Sowon barusan. Ia bisa diledek habis-habisan kalau Sowon tau yang ia pikirkan barusan adalah Taeyong.

"Makan malam apa hari ini?" tanya Jisoo sambil menggandeng Sowon keluar kos, lalu berhenti di depan gerbang buat mikir mau makan apa.

Sowon mengamati sekelilingnya, lalu tatapannya berakhir di pujasera yang terletak tidak begitu jauh dari kosan mereka. 

"Pujasera sana aja lah yuk. Gue kangen nasi gorengnya," ajak Sowon.

Jisoo mencibir, "Bilang aja lo mau ketemu Dowoon sekalian."

Giliran Sowon yang nyengir, nggak mau menjawab.

Dua cewek itu akhirnya menyeberang, lalu masuk ke ruko pujasera yang lantai atasnya digunakan sebagai kos-kosan putra tempat pacarnya Sowon itu tinggal.

Malam ini pujasera agak ramai, kebanyakan isinya anak-anak sekolahannya yang ngekos dan lagi cari makan malam.

Jisoo menahan nafasnya begitu melihat rombongan yang duduk di bagian pojok pujasera itu. Iya, siapa lagi kalau bukan Taeyong.

Lama-lama ia bisa hafal muka pemuda itu saking seringnya ia menemukannya. Nggak di sekolah, di depan kos, di stand es kepal favorit Jisoo di samping sekolah. Dimana-mana kayaknya selalu ada sosok Lee Taeyong.

Cewek itu pura-pura nggak melihat, lalu buru-buru ke stand nasi goreng untuk memesan makan, sementara Sowon ke bagian stand minuman.

Sowon selesai duluan, dan Jisoo rasanya pengen ngumpatin cewek itu karena milih meja di belakang mejanya Taeyong persis. Untung Sowon ngasih tempat duduk buat Jisoo yang membelakangi cowok itu, jadi Jisoo nggak ketauan-ketauan amat.

"Lo gue pesenin es teh, Jis."

Jisoo mengatupkan bibirnya, panik karena Sowon sempat menyebut namanya. Ia bisa merasakan beberapa orang di belakangnya menoleh ke arahnya.

Akhirnya cewek itu mengangguk, lalu duduk di hadapan Sowon. Memunggungi Taeyong yang entah sedang apa.

Beberapa saat kemudian pesanan mereka berdua datang. Nasi goreng buat Sowon dan kwetiau goreng buat Jisoo. Minuman mereka menyusul nggak lama setelah Jisoo menyuap kwetiaunya.

Sowon selesai menghabiskan nasi gorengnya dalam beberapa menit, sementara Jisoo masih asyik menikmati makannya sembari main hp.

"Ke atas bentar ya," pamit Sowon begitu makan dan minumnya habis semua.

Jisoo melirik sahabatnya itu dengan tatapan malas, seolah-olah jengah melihat semua teman-teman di sekitarnya pada bucin.

Jisoo kan juga mau :(

Sowon akhirnya beranjak ke atas, meninggalkan Jisoo yang masih makan dengan santai. Setidaknya butuh 30 menit buat nunggu Sowon kangen-kangenan sama pacarnya itu, jadi Jisoo memutuskan untuk berlama-lama menghabiskan makan malamnya.

"Lo ngehindar terus dari gue ya?"

Jisoo menghela nafasnya, lalu membalas tanpa menatap orang yang berdiri di depannya itu.

"Sibuk," ucap Jisoo. Ia menyuap kwetiaunya lagi lalu mendongak karena merasa aneh dengan suara yang berbicara dengannya barusan.

Detik berikutnya ia tersedak ketika melihat siapa gerangan orang yang berdiri di hadapannya sekarang.

Hwang Minhyun. Mantan pacarnya.

Bukan Taeyong.

Cewek itu berusaha menetralkan nafasnya karena tersedak kwetiau yang super licin itu bukan hal yang menyenangkan, lalu balik menatap Minhyun yang masih berdiri.

"Kenapa sih? Apa lagi yang perlu dibicarain?" Tanya Jisoo jengah.

Minhyun menatap Jisoo tidak percaya, "Banyak! Lo main pergi pergi aja, nggak mau denger apa alasan gue ata-"

"Atau apa? Nggak cukup lo taruhan sama temen-temen lo dengan gue sebagai targetnya? Harga diri gue di mata lo cuma sebatas 5juta, Hwang?" Balas Jisoo, yang tanpa sadar suaranya mengeras sehingga beberapa orang di pujasera memfokuskan perhatian pada mereka berdua.

Moodnya makan hilang seketika.

"Udah ya, Minhyun. Gue nggak mau berurusan lagi sama lo. Cuma bikin sakit hati doang," ucap Jisoo sambil berdiri dan membereskan barangnya. Ia tidak mau terlihat lemah atau menangis di depan Minhyun seperti ini, jadi jalan tercepatnya adalah melarikan diri.

Di luar dugaan, Minhyun malah merampas dompet yang dipegang oleh Jisoo dan membantingnya kembali ke meja, membuat gadis itu akhirnya memelototinya karena membuat keributan.

"Gue belom selesai," kata Minhyun dengan nada yang ketara marah.

Sebelum Jisoo sempat bereaksi, lengan jaketnya sudah ditarik sedikit ke samping, dan detik berikutnya gadis itu mendapati Taeyong yang tadi menarik lengan jaketnya berdiri di sebelahnya.

"Dan dia udah bilang nggak mau berurusan lagi sama lo," ucap Taeyong dingin pada Minhyun, "lo nggak denger dia apa emang tolol?"

Minhyun menggertakkan giginya, kesal, "Ini nggak ada urusannya sama lo, jadi minggir."

"Ohoho," Taeyong tertawa meledek, "ada. Lo belum tau kayaknya ya?"

Taeyong maju selangkah dan Jisoo langsung menarik ujung kaos pemuda itu, seolah tau jika Taeyong kembali melangkah, maka hal yang akan terjadi selanjutnya adalah gelut.

Peka dengan permintaan Jisoo barusan, Taeyong menoleh ke gadis yang sekarang tampak agak pucat itu, "Lo mau ngomong apa? Ada hal yang mau disampaikan ke Si Brengsek ini?"

Gadis itu diam, pikirannya berkecamuk. Ia enggan marah-marah disini, enggan jadi pusat perhatian orang-orang.

Sementara Minhyun kesal dikatai begitu, tangannya langsung terangkat untuk meninju wajah Taeyong, tapi bukan Taeyong namanya kalau berhasil ditinju. Ia menampis kasar tangan Minhyun, lalu kembali menatap Jisoo.

"Nggak ada? Bagus. Nggak usah buang-buang tenaga lo buat marah sama orang nggak tau adab kayak gini," Taeyong kembali bersuara.

Jisoo mengeratkan cengkeramannya di ujung kaos Taeyong, tapi pemuda itu malah melepaskannya dan beralih menggenggamnya erat, membuat Minhyun sontak melotot.

"Lo baru putus dari gue 2 minggu yang lalu dan sekarang udah punya gandengan lagi?" Tanya Minhyun tidak percaya, "how f-"

"Sekali lagi gue denger lo ngomong yang jelek-jelek tentang Jisoo," sela Taeyong dengan nada mengancam, "gue pastiin lo punya dua pilihan."

"Pindah sekolah atau memohon biar lo dipindahin ke gue," ujar Taeyong dengan tatapan tajam mengarah langsung ke kedua mata Minhyun.

"Cowok kayak lo kadang-kadang nggak pantes buat hidup."

Jisoo kemudian bisa merasakan tangannya ditarik pelan. Taeyong mengambil dompet serta hp Jisoo di meja dengan cepat lalu menatap Minhyun sekilas dengan tajam.

"Dia cewek gue kalo lo belum tau," ujar Taeyong, lalu menarik Jisoo agar pergi dari hadapan Minhyun.

Sampai di luar pujasera, Jisoo menghentikan langkahnya, sehingga mau nggak mau Taeyong juga berhenti.

"Kenapa?"

Jisoo tampak ragu, "Belum bay-"

"Gue anter lo pulang dulu."



to be continued  ]

eaea

𝐞𝐢𝐧 𝐋𝐢𝐞𝐛𝐡𝐚𝐛𝐞𝐫 [𝒕𝒂𝒆𝒚𝒐𝒏𝒈𝒙𝒋𝒊𝒔𝒐𝒐]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang