nine 🥊 a warm breakfast

1.6K 335 50
                                    

Jisoo melotot begitu melihat pemandangan di hadapannya.

Meja makan pagi itu sudah dipenuhi berbagai piring dan mangkok berisikan lauk-lauk. Begitu Jisoo menjejakkan kakinya di ruang makan yang menyatu dengan dapur tersebut, ia langsung terbuai dengan aroma beraneka masakan. Sudah lama ia tidak makan masakan rumah seperti ini.

"Mah ini mau kedatangan tamu??"

Mama Taeyong muncul dari dapur dengan senyuman lebar yang manis dan dua piring penuh lauk di tangannya.

"Ada kamu, masa nggak dijamu baik-baik."

"Ngerepotin Mama kalau kayak gini ah!" Protes Jisoo, merasa bersalah dengan wanita paruh baya itu.

Mama Taeyong tersenyum lagi, lalu mendorong pelan kedua pundak Jisoo menuju kamar mandi setelah meletakkan lauk sarapan di meja makan.

"Cuci muka dulu sana. Atau sekalian mandi. Habis itu sarapan bareng ya?"

Jisoo buru-buru menahan Mama Taeyong, "Mah mah mah mah!"

"Apaaa??"

Mata Jisoo menyipit, menatap wajah Mama Taeyong di hadapannya itu, "Mama bangun jam berapa buat nyiapin ini semua?"

"Jam 3."

"Kaannn ihhh!!!!"

Di detik berikutnya Taeyong muncul dari balik tembok, dengan wajah baru bangun tidur tapi tetep ganteng khasnya.

"Berisik banget ah Mama sama Jisoo," keluhnya.

Mama Taeyong langsung tersenyum lebar begitu melihat putranya.

"Mbak-mbaknya pada dimana?" Tanya Taeyong begitu melihat dapur yang sepi, padahal biasanya ada 5-6 orang yang berlalu lalang.

Mama Taeyong mengibas-ibaskan tangannya, "Menjamu tamu penting harus Mama sendiri yang masak."

Jisoo menghela nafasnya, tambah merasa bersalah, "Aku nggak mau nginep lagi ah. Ngerepotin Mama kayak gini."

Kedua tangan Mama Taeyong langsung menangkup pipi Jisoo, "Jangan dong. Iya iya, besok kalau kamu nginep disini lagi Mama nggak masak banyak banyak...."

"Janji?"

Mama Taeyong mengangguk sambil cemberut, terlihat terpaksa.

Sementara itu Taeyong berusaha menyembunyikan senyumnya. Ia sudah lama tidak melihat Mamanya sesenang ini.

Jisoo tersenyum manis, lalu Mama Taeyong kembali ke dapur untuk menyelesaikan pekerjaannya.

"Cuci muka dulu cepetan," kata Taeyong sambil menarik Jisoo ke dalam kamar mandi. Pintunya ia biarkan terbuka.

Pemuda itu menyodorkan satu set peralatan mandi pada Jisoo, yang diterima dengan pekikan kagum. Biasanya ia harus membawa atau membeli dulu peralatannya sendiri.

"Lo nggak keluar?" tanya Jisoo begitu sadar Taeyong juga mengambil handuk dan mengalungkannya di leher.

Taeyong tidak menjawab, tangannya malah terulur untuk mengambil sikat gigi di wastafel.

"Cepetan, nggak usah banyak omong," suruh Taeyong. Tangannya bergerak menekan pasta gigi ke sikat giginya.

Jisoo sudah hendak membuka mulutnya untuk protes, tapi gadis itu terdiam begitu Taeyong memandangnya. "Bisa dikasih tau nggak?"

Jisoo kicep.

Gadis itu akhirnya sikat gigi di sebelah Taeyong, mengamati pemuda di sebelahnya itu berkumur dan cuci muka.

𝐞𝐢𝐧 𝐋𝐢𝐞𝐛𝐡𝐚𝐛𝐞𝐫 [𝒕𝒂𝒆𝒚𝒐𝒏𝒈𝒙𝒋𝒊𝒔𝒐𝒐]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang