"Selamat pagi Mbak Pacarnya Taeyong."
Jisoo melotot, lalu menarik lagi tangannya yang hendak membayar kopinya.
"Apa-apaan???"
Bang Sungjin si Penjaga Kantin pagi ini terkekeh, "Katanya udah jadian sama Taeyong? Hebat banget kamu bisa naklukin dia?"
Jisoo memekik, "Lo kesambet apa sih Bang? Gosip dari mana coba?!"
Bang Sungjin udah mau membalas omongannya Jisoo tapi kesela duluan.
"Pagi, Sayang," Jisoo menoleh lalu melotot waktu ngeliat Taeyong jalan memasuki kantin, "Bang nescafe yang item dong satu, kayak biasanya. Yang dingin."
Sungjin melirik Jisoo dengan tatapan mengejek lalu mengambil pesanan Taeyong yang ada di kulkas khusus, sementara Jisoo buru-buru meminum kopinya karena merasa otaknya akan meledak sebentar lagi.
"Ini apaan lagi sih, Yong?" sentak Jisoo.
Taeyong menatap Jisoo balik, "Kemarin ternyata banyak orang yang ngeliat kita makan berdua doang, trus jadi banyak yang bergosip. Karna gue males klarifikasi satu-satu, mending dijalanin aja."
"Dijalanin aja apanya?"
"Lo jadi pacar gue," kata Taeyong yang lebih ke arah nada perintah.
"Pura-pura pacar maksud lo?" koreksi Jisoo.
Taeyong memutar bola matanya, "P.a.c.a.r. Kurang jelas? Kenapa? Karena gue nggak suka hal palsu. Paham?"
Jisoo mengusap wajahnya frustasi, "Biar apa sih? Lo segitu pedulinya sama omongan orang? Sama perhatian publik hah?"
Taeyong mengedikkan bahunya, "Siapa yang nggak peduli?"
"Gue!" tembak Jisoo langsung
Helaan nafas pendek kembali keluar dari mulut Taeyong, "Ya udah sih ah terima aja. Lo ngga usah bayar uang SPP, bayarnya jadi pacar gue aja. Simple toh?"
Jisoo melotot untuk yang kesekian kalinya, "Cuma jadi pacar lo? Buat bayar SPP berpuluh-puluh juta itu?!"
"Emang nenek lo kepala yayasan apa?!" lanjut Jisoo.
"Baru tau?"
Jisoo mengerang dan mengusap wajahnya, jengah akan obrolan yang makin nggak masuk akal itu.
Ya Jisoo butuh uang... Nggak mau bebanin Papa Mamanya lagi... Tapi tuh ini... bisa dibilang uang haram nggak sih?
Mata Jisoo langsung memicing menatap Taeyong begitu merasa ada yang janggal.
"Apa?"
"Ini gue ceritanya disuruh jual diri gitu ya ke lo?" tanya Jisoo, "lo butuh partner sex ya?"
Bang Sungjin yang baru balik dari dapur langsung kaget begitu mendengar kalimat Jisoo yang terakhir, "Heh!!!! Kalian masih sekolah!!"
Taeyong mendecak kesal lalu menjitak Jisoo, "Lo tuh nggak usah suudzon kenapa sih?"
"Ya habis lo mistis banget?!"
"Misterius, Jis," koreksi Bang Sungjin.
"Ya itu maksud gue ih."
Taeyong lebih memilih buat membayar kopinya lalu meninggalkan kantin daripada merespon pertanyaan Jisoo barusan soalnya capek debat, "Pulang sekolah gue tunggu di lapangan basket. Telat balikin 2x lipat."
"LO TUH YA! WOY!"
"Jisoo kopinya belum dibayar."
"Lee Anjim Taeyong."
🥊🥊
"Jis tadi dicari Minhyun."
Jisoo langsung menoleh dan menatap Joy horor, "Ya allah gue kenapa dikejar-kejar orang mulu sih ah capek!!"
Jennie meringis lalu memakan roti bakarnya, "Mau balikan kali?"
"Gila, giliran gue udah nggak sayang dianya baru sayang gitu?" cibir Jisoo, "Telat bos."
Jeongyeon dan Nayeon baru mau meledek sahabat mereka ketika Yuta dan Johnny tiba-tiba berdiri di samping meja mereka. Mereka berlima langsung kicep.
Tangan Yuta meletakkan 5 susu kotak dan beberapa bengbeng, sementara Johnny meletakkan 5 tumpuk nasi kotak di meja mereka.
"Dari Bos."
Jisoo mencibir pelan, "Nggak punya kaki sendiri apa gimana sih dia tuh."
Mata Yuta menatap Jisoo tajam, "Iya nanti gue sampein."
"YA NGGAK USAH! BISA DIGANTUNG GUE!!"
Johnny menyela, "Katanya kalo nggak dihabisin sampe istirahat ke 2, disuruh balikin 2x lipat."
Erangan frustasi keluar dari mulut Jisoo, "Iya ancem aja balikin 2x lipat terus."
Yuta dan Johnny meninggalkan meja mereka, membuat Joy, Jennie, Jeongyeon, dan Nayeon yang terbengong-bengong langsung memekik heboh.
"JIS GUE DUKUNG LO PACARAN SAMA DIA!!"
Jisoo melotot.
"Enak Jis sumpah kalau kayak gini caranya gue bisa menghemat pengeluaran bulanan gue."
Jisoo menyerah. Ia mengedarkan pandangannya ke kantin, berusaha mencari sosok Taeyong, lalu merasa melebur ketika menemukan Taeyong yang ternyata ngeliatin dia daritadi.
Seringaian tipis muncul di bibir Taeyong, berhasil membuat Jisoo bergidik ngeri. Kalo kayak ini aura premannya Taeyong makin keluar.
Jisoo menyipitkan mata, samar-samar menatap bibir Taeyong yang bergerak seolah berbicara dengannya.
"Makan yang banyak."
Jisoo nyesel dulu pernah bermimpi punya pacar pentolan sekolah. Nyesel, soalnya hatinya nggak kuat, dan Jisoo takut falling in love with him. The dangerous one.
[ to be continued ]
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐞𝐢𝐧 𝐋𝐢𝐞𝐛𝐡𝐚𝐛𝐞𝐫 [𝒕𝒂𝒆𝒚𝒐𝒏𝒈𝒙𝒋𝒊𝒔𝒐𝒐]
Fanfic"ein liebhaber means a lover. that's me when the world lets us met for the first time." "nggak ngerti, Yong." [warning : harsh words] [start : 29th April, 2021] was #10 in jisoo ㅡ30/6/21