Happy Reading
.
.
.“Kau ... tunggu dulu! Kau, siapa? Aku tidak mengenalmu,” kata Jungkook.
“Kau, sungguh-sungguh tak mengenaliku?! Tega sekali kau, Jeon Jungkook!” Pria itu protes, merasa tak terima, karena Jeon Jungkook sahabat masa kecilnya itu tak mengingat dirinya.
“Ya, aku tak pernah mengenalmu, Park Jimin!” Jungkook hanya bermain-main saja tadi. Tak mungkin, ia lupa pada sahabat masa kecilnya itu. Park Jimin yang selalu menemani dirinya bermain dulu.
“Sudah ku duga! Tidak mungkin, kau melupakanku, Jungkook! Bagaimana kabarmu? Sungguh, sudah lama sekali kita tak bertemu,” ucap Jimin, lalu duduk di kursi yang berhadapan dengan Jungkook.
“Puji Tuhan, aku baik-baik saja. Lalu, bagaimana denganmu?” Kini giliran Jungkook dengan yang bertanya perihal kabar dari Park Jimin.
“Alhamdulillah. Cukup baik,” jawab Jimin.
Jungkook menaikkan satu alisnya menatap Jimin serius. “Cukup baik? Hey, tunggu dulu! Apa, kau sedang ada masalah?”
Jimin menghela nafas lalu berkata, “Apa, aku harus menceritakan masalahku, padamu sekarang?”
“Tentu, kenapa tidak? Kau bisa menceritakannya padaku! Siapa tahu, aku bisa memberi solusi,” jawab Jungkook.
“Baiklah. Tetapi, sebelum aku bercerita, bagaimana jika kita memesan kopi terlebih dahulu?” Park Jimin menawari Jungkook untuk memesan kopi. Lalu Jimin segera memanggil barista yang ada di cafe itu.
Tak butuh waktu lama, Kopi yang mereka pesan akhirnya tiba di hadapan keduanya.
“Permisi, Pak. Americano satu, dan capuccino satu, ya, Pak. Apa, ada tambahan lain, Pak?” tanya pelayan cafe yang membawakan pesanan milik dua pria tampan itu.
“Tidak ada. Terima kasih,” ucap Jungkook, lalu pelayan itu membungkuk dan pamit untuk melanjutkan pekerjaannya.
“Jadi, coba ceritakan padaku. Kau, sedang ada masalah, apa?” tanya Jungkook, sembari menyeruput secangkir kopi latte miliknya.
Park Jimin pun menyeruput kopi americano miliknya, lalu berkata, “Aku, dijodohkan dengan anak, dari teman lama mamaku.”
Jungkook meletakkan cangkir kopinya di atas meja. “Benarkah? Astaga, ternyata masih ada saja, acara semacam itu di era sekarang ini.”
“Ya, tentu. Namun, aku tak mempersalahkan perjodohan ini. Karena, aku pun menyukai gadis yang akan dijodohkan denganku itu, tetapi ....” Park Jimin menggantung ucapannya.
Jungkook menaikkan satu alisnya, lalu bertanya, “Jadi, yang menjadi masalahnya, apa?”
“Yang menjadi masalahnya adalah. Gadis itu, tak setuju dengan perjodohan ini. Dan, dia juga berkata, bahwa dirinya telah memiliki seorang kekasih,” jelas Jimin.
Jungkook menumpu dagunya dengan kedua punggung tangannya, ia menyimak dengan seksama, semua hal yang Park Jimin ceritakan.
“Jadi, apa yang akan kau lakukan? Apa, kau akan berusaha merebut, gadis itu dari kekasihnya?” tanya Jungkook. Entah mengapa, Jungkook terlihat begitu penasaran pada wanita yang diceritakan oleh Park Jimin.
“Tentu. Aku akan merebut gadis itu, dari kekasihnya. Tak ada yang mustahil, Jungkook. Namun, aku akan tetap bersaing secara sehat.”
Park Jimin mengungkapkan semua masalahnya pada Jungkook. Tanpa ia tahu, bahwa dirinya tengah berhadapan dengan pria yang akan menjadi saingannya nanti.
“Sungguh arogan sekali, dirimu ini, Park Jimin. Kalau aku boleh tahu, siapa nama gadis, yang kau ceritakan itu? Aku sungguh penasaran, secantik apa gadis itu,” kelakar Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
Long Distance Religionship [Completed]
Teen FictionPerjalanan kisah cinta pasangan berbeda keyakinan. Awalnya Jungkook dan Adeeva tidak mempermasalahkan perbedaan besar yang ada diantara keduanya. Namun, seiring berjalannya waktu. Masalah mulai muncul dalam hubungan mereka. Adeeva di jodohkan denga...