Bab 03

10 4 9
                                    

Happy reading

.

“Perkenalkan, ini dia anak perempuan saya. Namanya Adeeva.”

Kini Adeeva tampak semakin bingung, dengan apa yang sebenarnya sedang terjadi di hadapannya. Dan untuk apa, Khairunisa mengenalkan dirinya kepada, pada kedua orang asing yang tengah duduk berhadapan depannya itu.

Melihat raut wajah sang anak yang tampak linglung, sontak membuat Khairunisa mendengus samar. Ia tahu, anaknya itu pasti akan terkejut akan sebuah kenyataan, yang sebentar lagi mengguncang batinnya.

“Hai, Adeeva. Aku Park Jimin. Senang, bertemu denganmu.” Seorang pria tampan, bermata sipit itu, menyapa Adeeva ramah. Ia datang dengan ditemani oleh sang mama, yang adalah teman lama dari Khairunisa.

Adeeva tak langsung menjawab. Atensinya justru beralih ke sang mama. Menatap Khairunisa bingung, seolah meminta penjelasan yang jelas. Perasaan Adeeva semakin tak karuan. Hingga Khairunisa menyenggol lengannya pelan.

“Adeeva! Itu, kamu lagi disapa loh!” ucap Adeeva, memperingati anaknya bahwa ada seseorang, yang tengah menyapanya.

“Ah, iya! Saya, Adeeva. Salam kenal,” jawab Adeeva gelagapan.

Adeeva mendengus, menatap Jimin dan juga mamanya canggung. Hingga beberapa saat suasana canggung itu, memenuhi ruang tamu dengan desain klasik tersebut. Sampai akhirnya salah satu diantaranya membuka suara.

“Jadi, apa kau telah memberitahukan kepada, Adeeva. Perihal perjodohan yang akan kita laksanakan?” Perkataan dari Rahma sosok wanita paruh baya di samping Park Jimin itu, sukses membuat Adeeva membulatkan matanya sempurna. Ada raut tak terima dalam ukiran wajah cantiknya.

“Tunggu dulu.” Adeeva yang begitu tampak terkejut, refleks memotong pembicaraan mereka.

Pandangan Adeeva, kini tertuju pada Khairunisa. Netra coklatnya itu menatap lekat wajah Khairunisa. Matanya mulai berkaca-kaca, berusaha menahan diri untuk tidak menumpahkan butiran kristal bening itu, di depan dua orang asing yang tak ia kenal.

“M-maksudnya, Ma? Perjodohan, apa?!” tanya Adeeva. Sungguh, dirinya butuh penjelasan tentang semua ini.

Melihat situasi kondisi yang terjadi antara ibu dan anak itu. Rahma, ibu dari Park Jimin lantas membuka suara.

“Jadi, kamu belum memberitahu hal ini, pada anakmu?” tanya Rahma pada Khairunisa.

Khairunisa mendengus samar, lalu menyunggingkan senyum pada Rahma dan juga Jimin.

“Ya, Rahma. Aku, belum memberitahu pada, Adeeva. Tentang perjodohan, yang akan kita laksanakan.” Khairunisa menjelaskan pada Rahma, bahwa dirinya memang belum memberitahukan hal tersebut pada anaknya.

Rahma lalu beralih menatap Adeeva. “Jadi, bagaimana, Adeeva?”

Adeeva membisu, seolah bibirnya tengah dijahit hingga tak dapat terbuka, dan berkata-kata. Hanya pancaran sedih dari sinar matanya, yang kini tengah mewakilkan suasana hatinya yang tengah kalut.

Melihat sang anak yang hanya diam, kali ini giliran Khairunisa, yang buka suara.

“Adeeva! Jawab, jangan hanya berdiam diri, dan berkutat dengan lamunanmu,” tegur Khairunisa.

Tak kuasa lagi menahan perasaan yang berkecamuk, dalam hatinya. Lantas Adeeva, berdiri dari tempat duduknya, menatap seluruh orang yang ada di ruangan tersebut, secara bergantian.

”Maaf, Ma. Maaf, Tante. Adeeva mau ke kamar dulu. Permisi!” Setelah mengatakan hal tersebut, Adeeva beranjak dari ruang tamunya.

Dengan langkah gontai, Adeeva mulai menaiki anak tangga, yang akan membawanya ke kamar satu persatu. Karena melamun, kakinya tak sengaja tersenggol tangga lainnya. Hampir saja membuatnya celaka.

Long Distance Religionship [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang