Kejadian di stasiun radio tiga hari lalu masih membekas di ingatan Gia. Rasa sesak yang luar biasa. Perasaannya semakin campur aduk ketika kejadian yang menurut Gia memalukan itu harus disaksikan oleh teman barunya, Lisa. Gia tidak bisa menyembunyikan dirinya yang terlihat menyedihkan hari itu di hadapan Lisa. Pikiran buruk sudah mengepung Gia habis-habisan, apa yang Lisa pikirkan tentang dirinya?
Gia mengurung diri di kamar sejak tiga hari lalu. Meminta bantuan Mbak Tini untuk membatalkan jadwal pekerjaannya dan mengirim kabar ke kampus untuk tidak ikut kegiatan belajar karena sedang sakit.
Setelah kejadian di stasiun radio hal yang paling Gia takuti adalah Lisa akan bertanya padanya. Walaupun ketakutan Gia tidak terjadi. Lisa hanya sempat mengirim pesan dua hari lalu, bertanya apakah Gia sehat? Lisa khawatir karena tidak bertemu di kampus. Gia memilih tidak membalas pesan dari Lisa. Hingga hari ini Lisa tidak menghubungi Gia lagi. Ada 3 panggilan masuk tidak terjawab dari Banyu sejak kemarin. Gia ingin sekali mengangkat telepon dari Banyu, tapi tidak bisa. Gia takut Banyu tahu apa yang terjadi dari Lisa.
Gia takut kalau Lisa atau Banyu menghubunginya karena ingin menanyakan tentang berita buruk soal kasus Papa yang semakin ramai dibicarakan di media massa dan sosial media. Gia takut sekali. Baru saja Gia merasa punya hidup yang lebih normal. Baru saja Gia belajar berani membuka diri untuk berteman dan pelan-pelan bersosialisasi dengan nyaman. Hal itu tidak berlangsung lama. Sebuah kejadian membuat trauma lamanya kembali hadir ke permukaan.
Gia berbaring di kasur menatap langit-langit kamarnya. Terbayang salah satu kenangan Gia ketika usia 14 tahun, masih duduk di bangku SMP. Bersekolah di sekolah elite, Gia terhubung dengan lingkaran para anak pejabat dan artis. Para murid bergaul secara berkelompok, sejujurnya Gia tidak ingin bergabung dengan kelompok mana pun. Gia lebih suka menghabiskan waktu istirahat di kelas membaca komik daripada harus berkumpul di salah satu sudut taman sekolah untuk menggosipkan kelompok murid yang lain. Namun Mama selalu menyuruh Gia untuk dekat juga dengan anak dari teman-temannya. Mau tak mau Gia menuruti kemauan Mama.
Hari itu di salah satu sudut taman sekolah, selepas pelajaran olah raga di hari Jumat pagi. Jam istirahat lebih panjang setelah jam olah raga. Gia ikut dalam lingkaran pertemanan yang diketuai oleh Yassy. Ayah Yassy seorang menteri yang terpandang. Ada tiga orang selain Gia dan Yassy yang masuk dalam kelompok tersebut. Inka cewek bule keturunan Swedia, anak seorang Dubes. Ada Melati cucu pemilik pabrik rokok terbesar di Indonesia. Dan Brian satu-satunya cowok dalam kelompok ini, ayahnya seorang pengusaha kelapa sawit salah satu yang terbesar di Indonesia.
"Udah dengar kabar Kania? Papa mamanya cerai," Yassy membuka percakapan tentang seorang murid bernama Kania. Anak dari sepasang artis terkenal, kabar perceraian orang tuanya mencuat beberapa bulan terakhir. Kania pun tak luput menjadi bahan gosip di sekolahnya.
"Iya kasihan, papanya selingkuh udah lama ternyata..." Inka menimpali.
"Duh, untung gue belum sempat ngajak Kania pacaran," Brian membuang napas pelan, sejak masuk SMP ini Brian memang sempat suka pada Kania karena anaknya kalem dan cerdas. Kania salah satu langganan perwakilan olimpiade sains di sekolah.
"Kenapa, Bri?" tanya Melati.
Gia hanya diam seperti biasa, menyimak apa yang teman-temannya bicarakan. Gia tidak pernah tertarik untuk ikut membahas berita tentang murid-murid lain di sekolahnya, karena yang dibahas pasti hanya kabar buruknya saja. Gia lebih mirip benda mati jika berkumpul dengan mereka.
"Ya, soalnya dia sekarang anak broken home," ucap Yassy lurus saja. Gia yang sejak tadi melamun memperhatikan beberapa ekor kupu-kupu otomatis menoleh. Dadanya terasa agak sesak mendengar kata broken home.
"Memang anak broken home kenapa?" tanya Gia, dadanya berdebar cepat dan membuat perasaannya tidak nyaman.
"Anak broken home biasanya hidupnya nggak bahagia dan ya... buah jatuh nggak jauh dari pohonnya gitu deh," jawab Brian.
![](https://img.wattpad.com/cover/267749314-288-k118612.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Buku Harian Bahagia
RomanceBuku Harian Bahagia by Juwita Purnamasari Sinopsis: Nama gadis itu adalah Bahagia, tapi tidak pernah benar-benar tahu apa itu rasa bahagia. Menjadi penyanyi terkenal sejak kecil bukan cita-cita Gia, tapi keinginan orang tuanya. Hingga berusia 19 t...