"Gila, gila, gila, yang nonton live Instagram Gia tadi sampai 12 ribu orang lebih!" Lisa loncat-loncat kegirangan membuat beberapa ekor kucing yang ada di sekitar halaman depan kabur ketakutan.
"Duh, tadi waktu masuk kamera Tante cantik nggak, ya? Gia mendadak sih, Tante jadi nggak persiapan pakai baju lebih bagus, masa pakai daster kayak gini?" Tante Bel cemberut sambil memperhatikan daster panjang warna marun motif gajah.
"Hehe... cantik kok Tante. Kapan sih Tante Bel nggak kelihatan cantik?" Lisa merangkul Tante Bel.
"Menurut kamu gimana tadi Tante, Gi? Nggak bikin live IG kamu jadi aneh, kan?" Kata Tante Bel lagi, masih belum puas dengan apa yang Lisa katakan terkesan gombal, masih mencari jawaban dari Gia.
"Keren Tante, di komen banyak yang bilang Tante Bel cantik banget, tuh lihat deh," ucap Gia jujur. Tante Bel memegang kedua pipinya yang mulai bersemu merah.
"Kamu juga keren, Gi," Banyu berdiri dan menepuk sekali pundak Gia yang masih duduk di lantai memangku kucing sambil menonton siaran ulang Live Instagramnya beberapa saat lalu. Gia memandang punggung Banyu yang berjalan ke arah halaman belakang. Ada rasa aneh yang menyenangkan setiap Banyu menyentuh Gia.
"Eh, eh, Gi... ini akun IG bokap lo, kan? Doski nonton live lo juga, padahal pasti beliau lagi sibuk banget, kan?" Lisa menunjuk antusias ke layar ponsel yang sedang Gia pegang. "Bokap lo komen kasih emot jempol. Ih, salut deh sama keluarga lo saling support banget," Lisa antusias.
Tidak ada yang sadar bahwa saat itu mimik wajah Gia berubah menjadi sedikit ditekuk. Gia buru-buru menyembunyikan perasaannya.
Semoga cuma perasaanku aja... kata Gia dalam hati.
Seperti rencana Gia, sore ini mengadakan live Instagram di Rumah Kucing Kasih Hati, respon netizen sangat baik. Banyak yang bilang senang sekali karena jadi tahu sisi lain Gia yang menyukai kucing. Sebab selama ini Gia nyaris tidak pernah mengunggah apa pun di sosial medianya selain tentang pekerjaan menyanyinya.
"Semoga dari live Instagram kita tadi jadi banyak yang tertarik untuk adopsi kucing di sini, terutama si belang," kata Gia sambil mengelus lembut kucing putih abu-abu yang Gia temukan di jalan sepekan lalu.
"Amin," sahut Tante Bel. "Kalau ada kucing-kucing yang diadopsi Tante juga bisa lebih tenang untuk membawa kucing lain ke rumah, di jalan masih banyak banget kucing yang butuh bantuan. Karena tempat dan pegawai terbatas selama ini Tante nggak bisa membawa semuanya."
"Aku juga akan open donasi di Instagram untuk membantu biaya perawatan di sini, apa boleh?" Gia bertanya ke Tante Bel sebelum memutuskan.
"Oh, ya boleh banget dong! Selama ini Tante juga dibantu beberapa donatur. Nggak mungkin untuk membiayai segini banyak kucing Tante sendiri. Banyak orang baik juga yang ikut membantu." Jawab Tante Bel dengan wajah senang.
"Btw, Banyu ke mana, ya?" Tante Bel menyadari Banyu tidak ikut ngumpul.
"Tadi ke belakang. Biasa Tante, jam-jam segini jadwal pacarnya Banyu telepon nih..." jawab Lisa sambil lalu dan kembali bermain bersama beberapa ekor kucing.
"Ah, iya, betul," Tante Bel terkekeh. "BTW, pada laper kan udah hampir sore? Tante masak sayur asem sama tempe bacem. Yuk, siap-siap makan bareng?" Tante Bel berdiri dan menuju ke arah dapur.
Pacar? Hati Gia mencelos mendengar apa yang Lisa katakan. Ah, ya, pasti, cowok baik kayak Banyu nggak mungkin jomlo lah. Gimana sih aku... hahaha... lagi pula memangnya kenapa kalau dia punya pacar? Itu kan hak Banyu, kata Gia dalam hati yang sepertinya masih belum benar-benar sadar bahwa dia sedang mengabaikan perasaannya sendiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
Buku Harian Bahagia
RomansaBuku Harian Bahagia by Juwita Purnamasari Sinopsis: Nama gadis itu adalah Bahagia, tapi tidak pernah benar-benar tahu apa itu rasa bahagia. Menjadi penyanyi terkenal sejak kecil bukan cita-cita Gia, tapi keinginan orang tuanya. Hingga berusia 19 t...