Hari ini sudah terhitung 4 hari sejak Jungkook dan Taera menjadi canggung. Taera masih seperti Taera yang biasanya, cantik sekali. Senyumnya yang tidak pernah luntur itu masih terlihat jelas disana.
"Hey Ra."
"Hai Kook."
"Gue langsung to the point aja ya, gue harus ke kafe soalnya jadi ngga bisa lama-lama."
"Oh.. okey... mau ngomong apa?" Taera merasa sedikit sedih karena biasanya Jungkook akan mengajaknya ke kafe.
"Gue... boleh minta waktu untuk sendiri dulu? I mean kita nggak ketemu dulu."
"Kook? Kenapa? Gue bikin salah apa?"
"Nggak Ra... ini bukan salah lo kok."
"Terus kenapa?" Rasanya sakit sekali bagi Jungkook melihat air mata Taera terbendung.
"Gue... nggak tau Ra. Gue lagi kacau, gue nggak bisa cerita. Nggak sekarang."
"Sampe kapan?"
"Gue bakal hubungin lo kalau gue udah siap cerita."
"Kita... selesai?"
"Nggak kok Ra..." Ucapan Jungkook terputus.
"Ngga tau." Jungkook tertunduk saat mengucapkannya, ia tak mampu melihat muka Taera---perempuan kesayangannya setelah Mama.
Taera bangkit dari duduknya, dan tersenyum dengan bendungan air matanya.
"Kook, please always be happy ya. Gue akan tunggu lo." Taera meninggalkan Jungkook dengan perasaan sakit---dan hampa.
Jungkook jujur saat ia berkata ini bukan salah Taera, memang bukan. Tapi rasanya apakah pantas ia menikmati hidup dan menjalin hubungan dengan anak dari seorang laki-laki yang membuat Jungkook kehilangan Papanya? Jungkook bingung, salahkah langkah yang ia ambil?
**
"Mi dimana?" Suara Taera terdengar kacau.
"Ra? Lo kenapa?"
"Jimin lo dimana gue butuh lo."
"Gue di kantin fakultas teknik Ra, lo dimana? Gue samperin."
"Gue di gerbang putih Mi, tapi jangan sama Te. Takut dia marah."
"Yaudah tunggu disitu, gue otw jangan kemana-mana."
Jimin dengan cepat mengambil mobil dan menuju gerbang untuk menjeput Taera. Bagi Jimin, siapapun yang berani membuat semestanya kacau... Jimin tidak akan sungkan untuk mematahkan rahangnya.
"Cepet sini masuk, jelek lo kalo lagi kusut." Jimin menghentikan mobilnya didepan Taera dan membuka kaca.
"Rese lo."
"Hahaha kenapa-kenapa sini cerita."
"Tadi Jungkook ngajak ketemu..." Taera menghela nafas sebentar.
"Lalu?"
"Terus dia minta waktu sendiri. Terus gue tanya kan sampe kapan, dia bilang dia akan hubungin gue nanti. Tapi gue tanya, kita selesai apa gimana dia jawab nggak, terus dia bilang gatau. Dan bahkan gue aja nggak tau alesan dia minta waktu sendiri kenapa."
"Kasih waktu aja dulu Ra. Kayak yang waktu itu gue bilang, kalo dia pergi berarti dia bukan buat lo. Kalo dia balik, dia buat lo."
"Gue bikin salah ya Mi?"
"Gue ngga bisa bilang iya, ngga bisa bilang ngga juga. Yang jalanin lo berdua Ra, jadi gue ngga tau. Tapi gue akan bantu sebisa gue."
"Mi makasih banyak..." Taera menatap Jimin dalam-dalam
KAMU SEDANG MEMBACA
Aeternum
RomanceTentang kisah yang harus usai, Peluk yang butuh untuk dilerai, Juga rasa yang perlu dibiarkan untuk pergi. note : not a bxb story.