Hari yang ditunggu-tunggu Taera akhirnya tiba. Bahkan selama kelas berlangsung saja Taera tidak bisa fokus pada materinya. Bertanya-tanya apa yang akan dibicarakan Jungkook. Apakah seserius itu?
Begitu kelas terakhir selesai, Taera langsung menghubungi Jimin. Taera tidak menghubungi Taehyung karena ia tau, Taehyung pasti bangun sore kalau tidak ada kelas.
"Miiii, nanti langsung ke cafe apa gimana?" Tanya Taera antusias.
"Semangat banget kayanya ya, ini masih jam 2 Ra. Gue jemput lo dulu aja nanti kita kesana bareng."
"Te udah bangun?"
"Belom lah, nanti aja jam 3an banguninnya. Yaudah nih gue otw ya."
"Okey gue tunggu ditempat biasa ya."
Taera memutus sambungan kemudian berjalan menuju bangku depan lobby. Raga Taera memang ada di lobby kampus, namun pikirannya entah ada dimana. Ia berusaha untuk berhenti membuat skenario-skenario yang mungkin saja tidak akan terjadi nanti.
Tidak sampai 30 menit kemudian mobil Jimin sudah muncul didepan lobby, Jimin membuka kaca dan memanggil Taera.
"Mau makan dulu apa mau makan dirumah?" Tanya Jimin sambil menaruh tas Taera dibelakang.
"Emang Mama masak?"
"Ngga sih, dirumah tadi cuma ada gue sama Te. Nyokap lo tadi nyusulin bokap lo."
"Oh yaudah delivery aja nanti dirumah."
"Yaudah ini berarti langsung pulang aja ya?"
"Iya bos."
**
Taera melirik jam tangannya, waktu sudah menunjukkan pukul 16.39. Taera, Jimin, Taehyung sudah berada disudut cafe Jungkook. Namun Jungkook masih sibuk melayani pelanggannya, karena hari ini hanya ada 1 barista yang masuk.
Selang 5 menit kemudian Jungkook bergabung dengan Taera, Jimin, dan juga Taehyung. Masing-masing dari mereka menyiratkan ketegangan di wajahnya. Tanpa mereka sadari Jimin, Taehyung, dan Jungkook menyimpan rahasianya masing-masing.
"Sorry ya tadi gue bantuin barista gue dulu." Jungkook membuka pembicaraan.
"Santai aja kita juga nggak buru-buru." Ucap Taehyung kemudian menyesap ice americanonya.
"Jadi... lo mau ngomong apa Kook?" Nada Taera terdengar gelisah.
"Gue mau minta maaf dulu waktu itu tiba-tiba ilang nggak ada kabar padahal udah janjian..." Ucapan Jungkook terputus, dapat dilihat kecemasan Jimin dan Taehyung menatap Jungkook.
"Jadi sebenernya kemaren gue udah jalan kesini, tiba-tiba mantan gue nelfon. Dia kecelakaan, kemaren itu sempet koma..." Jungkook terdiam melihat Taera.
"Emm... terus mantan lo gimana?" Tanya Taera.
"Kemaren sempet koma, tapi tadi pagi mamanya ngabarin dia udah mulai gerak tangannya."
"Syukurlah..." Jimin dapat mendengar sedikit rasa sakit yang dirasakan Taera dari perkataannya.
"Tapi Ra, sebelom lo salah paham. Gue nggak ngejauh dari lo karena mantan gue, I swear to God gue udah lama nggak contact-contactan sama mantan gue ini."
"Kook, nggak perlu lo jelasin gapapa kok." Taera tersenyum.
"Nggak, lo perlu tau Ra. Jadi kemarin itu kenapa mantan gue nelfonnya ke gue bukan ke cowonya karena saat itu dia emang lagi menuju rumah gue. Dia mau jelasin semuanya, dia mau minta maaf ke gue karena udah selingkuhin gue demi cowonya yang kemarin. Karena ternyata dia cuman dijadiin bahan taruhan sama cowonya. Begitu dia tau, dia langsung putusin cowonya dan mau ketemu sama gue. Tapi dia malah kecelakaan. Gue tau ini semua juga waktu di rumah sakit diceritain sama sahabatnya dia."

KAMU SEDANG MEMBACA
Aeternum
RomantizmTentang kisah yang harus usai, Peluk yang butuh untuk dilerai, Juga rasa yang perlu dibiarkan untuk pergi. note : not a bxb story.