Urusan diantara Taera, Taehyung, dan Jungkook sudah selesai semalam. Namun tinggal 1. Jimin dan si kembar. Sejak 2 hari lalu Taera dan Taehyung belum berbicara apapun dengan Jimin. Bahkan bertukar pesan pun tidak. Sejujurnya Taera juga tidak tenang. Taera meraih ponselnya dan memberanikan diri untuk menghubungi Jimin.
"Hallo Mi?" Taera membuka suara dengan ragu.
"Iya Ra?"
"Lo dimana?"
"Di rumah temen gue Ra, kenapa?" Taera mendengar suara perempuan diseberang sana.
"Oh... lagi sibuk ya? Gue mau ketemu, pengen ngobrol sama lo."
"Gue kayaknya gabisa hari ini Ra."
"Oh gitu..." Suara Taera terdengar sedikit lemas.
"Besok gimana? Atau kalo urgent banget nanti malem gue ke rumah lo deh."
"Nggak Mi jangan di rumah, udah gapapa besok sore aja."
"Yaudah besok kita keluar, jam 4 gue jemput."
"Okey Mi."
Sambungan diputus oleh Jimin. Biasanya Jimin tidak pernah memutus sambungan lebih dulu. Taera sedikit panik, apa kata-katanya kemarin ada yang menyakiti Jimin? Ataukah sikapnya selama ini menyakiti perasaan Jimin?
Tak hanya itu, pertanyaan lainpun muncul di benak Taera. Betul, suara perempuan tersebut. Siapa perempuan itu? Kekasih Jimin? Tapi seingat Taera, perempuan yang sedang Jimin sukai sedang unavailable. Ah mungkin perempuan itu sudah putus dengan pacarnya? Pikiran Taera kacau, suara Jimin juga tidak terdengar biasanya. Atau mungkin ini hanya perasaan cemas Taera yang berlebihan. Toh besok mereka akan bertemu kan?
"Ra, boleh masuk nggak?" Taehyung membuyarkan lamunan Taera.
"Masuk Te."
"Lo udah contact Jimin?"
"Udah, besok ketemu. Lo gimana?"
"Belom, paling nanti malem gue samperin ke rumahnya."
"Tapi kok tadi gue ngerasa Jimin agak beda ya Te pas telfon?"
"Beda gimana?"
"Nggak se excited biasanya suaranya tuh."
"Dia stress kali sama masalah kemaren, udah lo nggak usah overthinking."
Ucapan Taehyung ada benarnya. Mungkin saja kejadian kemarin juga membuat Jimin stress. Padahal ini tidak ada kaitannya dengan Jimin, namun ia harus terlibat.
**
Taehyung melangkahkan kakinya menuju rumah Jimin. Sebelumnya Taehyung sudah mengirim pesan pada Jimin, untuk memastikan Jimin ada di rumah.
Sesampainya ia dirumah Jimin, ia sudah melihat Jimin yang terduduk diruang tamunya.
"Jim..." Taehyung membuka suara.
"Duduk dulu Te, ngapain lo berdiri disitu." Jimin tertawa kecil.
"Ah lo mah ketawa, gue panik."
"Kenapa musti panik coba."
"Ya gue gaenak lah sama lo. Harusnya gue kemaren nggak main emosi aja ke lo, harusnya gue ngertiin posisi lo Jim."
"Udah nggak usah harusnya harusnya, udah kejadian. Gue juga paham kok lo emosi, gue nyimpen rahasia sebesar itu dari lo. Maaf ya Te."
"Gue juga minta maaf." Taehyung memeluk Jimin. Hal ini jarang sekali terjadi diantara mereka, bisa dibilang hanya setahun sekali jika salah satu dari mereka sedang berulang tahun.

KAMU SEDANG MEMBACA
Aeternum
RomanceTentang kisah yang harus usai, Peluk yang butuh untuk dilerai, Juga rasa yang perlu dibiarkan untuk pergi. note : not a bxb story.