"KALIAN kan detektif," ujar anak perempuan berambut merah itu dengan bersemangat. "Kalian pasti bisa menemukan Anastasia! Ini, bayarannya!" Disodorkannya uang lima puluh sen yang ada dalam genggaman tangannya yang tidak bisa dibilang bersih.
Pete tertawa saja.
"Pekerjaan kami bukan mencari boneka yang hilang, Winnie!"
"Ya, kami menangani kasus-kasus yang agak lebih penting daripada itu,
Winnifred," ujar Jupiter Jones menimpali.
"Lagi pula, bonekamu yang hilang itu pasti terselip di salah satu tempat, di rumahmu sendiri." Bob Andrews memandang gadis cilik tetangga Pete yang baru berumur enam tahun itu sambil nyengir.
"Ya, betul!" Pete tertawa lagi. "Coba kaucari dulu baik-baik, Winnie. Sana, pulanglah - kami harus mengantar proyektor film ayahku ini, untuk dibetulkan."
Saat itu hari pertama liburan musim semi. Ketiga remaja pria itu, yang sebagai tim penyelidik Trio Detektif cukup dikenal orang di kota kecil Rocky Beach, baru saja selesai membenahi garasi rumah keluarga Pete. Sejak pagi mereka sibuk dengan pekerjaan itu. Mereka hendak pergi mengantarkan proyektor film milik ayah Pete ke tempat reparasi untuk diperbaiki, ketika Winnifred Dalton muncul dari balik semak tinggi pembatas pekarangan rumah Pete dengan rumah sebelah, lalu meminta bantuan pada mereka. "Kami bukannya tidak kasihan mendengar kau kehilangan bonekamu," kata Pete lagi, "tapi Ayah ingin proyektor ini lekas-lekas dibetulkan. Kami harus pergi sekarang, Winnie."
"Anastasia bukan hilang, tapi pergi sendiri! Ia terbang!" seru Winnie. "Ia
tadi ada di pekarangan, kutaruh di tempat tidurnya. Tahu-tahu ia terbang!"
Mata Jupe terbelalak. "Bonekamu terbang -"
"Ayo, Winnie, jangan suka mengarang-ngarang," kata Pete memotong. "Sudahlah, kami harus pergi sekarang. Nanti ayahku marah!"
"Tapi aku tidak mau kehilangan Anastasia!" Gadis cilik itu menangis. "Aduh, jangan menangis dong," kata Bob membujuk. "Kau pasti akan -" "Apa maksudmu tadi, Anastasia, tahu-tahu terbang?" kata Jupiter.
Keningnya berkerut.
"Terbang, ya terbang! Aku tidak bohong!" Winnifred menghapus air matanya. "Kemarin malam Anastasia kutinggalkan dengan tempat tidurnya di pekarangan. Ketika aku hendak masuk ke tempat tidur, aku memandang ke luar lewat jendela. Kulihat dia terbang, menuju sebuah pohon! Tadi pagi ayahku mencari di pohon itu, tapi Anastasia sudah tidak ada lagi di sana! Ia takkan pernah kembali lagi!"
"Yah," kata Jupiter, "bisa saja kita mencarinya sebentar."
"Aduh, Jupe," keluh Pete, "kita kan masih harus mengantar proyektor ini!"
"Mana mungkin boneka bisa terbang sendiri, Satu," kata Bob.
"Betul," ujar Jupiter mengiakan. Penyelidik Satu Trio Detektif itu kelihatan serius. "Dan justru karena itulah kita perlu memeriksa ke atas pohon.
Takkan banyak waktu yang kita perlukan untuk itu." Winnifred mengeringkan air matanya.
"Kutunjukkan pohon itu!" katanya bersemangat, sambil tersenyum. Ketiga remaja itu mengikutinya menembus pagar semak, memasuki pekarangan rumah sebelah. Mereka mendatangi sebatang pohon alpukat yang tumbuh dekat jalan, di balik pagar yang membatasi halaman depan
rumah. Dahan-dahannya yang besar menjulur rendah, menaungi halaman itu. Winnifred menuding ke tanah di bawah sebuah dahan yang panjang. "Anastasia kutinggal tidur di situ!"
Jupe dan kedua temannya mencari-cari di sela dedaunan lebat serta buah hijau yang bergelantungan pada pohon yang sudah tua itu. Mereka mengais-ngais tumpukan daun yang terhampar di bawahnya. "Tidak ada boneka di pohon," kata Pete. "Di tanah juga tidak ada," kata Bob melaporkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
(25) TRIO DETEKTIF: MISTERI SETAN MENANDAK
Science Fictionsebenarnya aku tak tau pasti arti dari judul ini, ku kira "DANCING" berarti menari, sedang menari. terjemahan mengatakan Menandak(?), apa itu menandak? apa Dancing itu menandak? british aksen kah? atau apa? entahlah? Dan ku temukan jawabannya alih...