bab 20 Rahasia Terbongkar

63 12 2
                                    


"APA maksudmu, Jupiter?" tanya Mr. Clay. "Di mana topeng itu kautemukan?"

"Di tengah belukar, di belakang pondok ini, Sir," kata Jupiter, sambil melangkah lambat-lambat memasuki ruangan. "Kostum yang selebihnya

juga ada di situ, termasuk lampu-lampu merah berukuran kecil serta

baterai yang membuat mata topeng ini nampak seperti menyala. Begitu pula bahan-bahan kimia untuk menimbulkan asap dan api yang memancar. Bukan soal sulit, bagi orang yang memiliki pengetahuan tentang ilmu kimia." Dipandangnya Mr. Clay. "Jika Anda periksa topeng ini serta bagian-bagian lain dari kostum makhluk itu, saya rasa nanti Anda akan melihat bahwa semuanya itu berasal dari koleksi Anda."

"Memang - seingatku memang ada topeng-topeng seperti itu dalam gudang tempat penyimpananku," kata Mr. Clay sambil mengerutkan kening. "Di situ banyak benda-benda dari Mongolia yang tidak kutaruh dalam Ruang Koleksi, karena belum kuklasifikasikan. Tapi apa yang menyebabkan kau pergi mencari ke belakang?"

"Sejak semula saya tidak percaya bahwa yang selalu muncul itu benar- benar makhluk gaib. Lalu setelah menyadari tipuan yang ditujukan pada kita, berbagai hal yang kelihatannya sepele mulai saya lihat pertaliannya. Untuk sementara saya mengira, mungkin itu sebenarnya seorang syaman dari Mongolia yang datang hendak mengambil Setan Menandak. Tapi itu saya anggap tidak mungkin, ketika Mr. Chiang kemudian muncul. Mr. Clay berniat mengembalikan patung itu, jadi untuk apa seorang syaman datang

untuk mengambilnya?" Remaja bertubuh gempal itu menggeleng-geleng.

"Tidak, sosok itu pasti sesuatu yang lain! Karenanya saya lantas pergi mencari ke belakang, mengikuti dugaan yang timbul."

"Tipuan apa maksudmu, yang ditujukan pada kita?" tanya Pete yang tidak bisa lagi menahan rasa ingin tahunya.

"Itu, pemusnahan patung, Pete. Setan Menandak tidak musnah!" "Tapi kita semua kan melihatnya sendiri," kata Mr. Chiang sambil menggeleng. "Kau sendiri juga melihat -" "Kita melihat sebuah patung dimusnahkan," kata Jupiter. "Tapi kita tidak melihat patung yang itu dimusnahkan. Bukan Setan Menandak asli yang kita lihat tadi itu, tapi yang palsu!" "Palsu?" kata Bob sangsi. "He, Jupe, kau kan bukan ahli tentang -"

"Wah, Jupe," kata Jim Clay. "Kau tidak mungkin bisa mengatakannya dengan begitu pasti. Bahkan aku pun takkan mungkin bisa."

Mata H. P. Clay menyipit.

"Kau benar-benar yakin, Jupiter?"

"O ya, yakin seyakin-yakinnya! Yang lumer itu tiruannya yang benar-benar persis. Itu saya ketahui. Menurut perkiraan saya, yang membuatnya

pencuri bertubuh kecil yang berjubah itu. Tampangnya sama sekali tidak

seperti pencuri, ya, Pete?"

"Memang," kata Pete. "Aku ingat, waktu itu kita sempat merasa heran." "Saya rasa, nanti kita akan tahu bahwa sebenarnya ia seniman, walau bukan seniman yang jujur," kata Jupiter lagi. "Ia yang membuat tiruan itu, yang kemudian dibawa ke Rocky Beach, tapi tercecer di tengah jalan! Dan karena itulah kita terlibat dalam urusan ini."

"Apa yang menyebabkan kau bisa merasa begitu yakin, Jupiter?" tanya Jim Clay dengan heran. "Ketika kita menemukannya tadi, kelihatannya seratus persen sama dengan yang asli."

Jupiter mengangguk.

"Tiruannya memang bagus, tapi menurut dugaanku itu dibuat berdasarkan contoh dari foto-foto saja. Bukan dengan melihat patung yang asli! Mungkin karena hal itu tidak mungkin dilakukannya tanpa menimbulkan kecurigaan, sedang foto-foto yang dipakainya sebagai contoh tidak menampakkan semua detil dengan jelas. Jadi karenanya ia membuat suatu kekeliruan!"

(25) TRIO DETEKTIF: MISTERI SETAN MENANDAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang