WAJAH berjenggot merah di luar jendela itu tertawa nyengir. "Itu Andy!" seru Pete. "Masuklah, Andy, tapi lewat pintu depan!"
Andy pergi, dan tidak lama kemudian masuk ke dalam Ruang Koleksi, diantar oleh Stevens, kepala pelayan.
"Halo," katanya menyapa anak-anak sambil tersenyum lebar. Kemudian, sebelum Jupe sempat memperkenalkannya pada Jim Clay, Andy melihat segala benda seni Asia yang terdapat dalam ruangan itu. "Wah, asyik!" Ia berkeliling ruangan.
"Kostum syaman Mongol asli! Dan ini, vas dari dinasti Ming, dan juga asli! Permadani dinding dari zaman Sung, singa-singaan zaman Ch'ing dari
batu giok, dan sebuah patung Budha dari zaman Tang! Semuanya serba
asli!"
Andy berumur sekitar dua puluh lima tahun, bertubuh jangkung dan keren. Ia memakai kemeja yang sudah nampak tua. Kemeja yang bergaya Indian lengkap dengan rumbai-rumbai itu dipakainya di luar celana kordoroi yang sudah bertambal-tambal. Kakinya terbungkus sepatu Indian berlaras tinggi. Sebuah gitar tersandang di punggungnya, sedang sebuah medalion besar dari perak tergantung pada rantai yang melilit lehernya, di tengah-tengah dada yang nampak di balik kemeja yang terbuka kancing- kancing atasnya. Perhiasan itu terayun-ayun sementara ia berjalan dengan asyik berkeliling ruangan, mengamat-amati koleksi benda-benda seni yang terpajang di situ.
"Indah!" katanya penuh semangat. "Benar-benar top!"
Jim Clay memperhatikan pakaian dan gitar yang disandang Andy, dengan mata terkejap-kejap.
"Anda tahu tentang seni Asia, Mr. - ?"
"Cukup Andy saja," kata pemuda pengembara itu. "Andy ini sarjana seni rupa," kata Jupiter menjelaskan.
"Aku suka hidup bebas," kata Andy sambil memandang anak raja minyak
itu. "Tanpa dibebani rumah, mobil, serta pekerjaan tetap. Aku pergi ke mana aku mau dan kapan saja aku kepingin, itulah yang kuingini." Diperhatikannya Jim Clay. "Kau ini anak H. P. Clay? Jalan pikiran ayahmu sangat berbeda dengan aku. Bagaimana dengan kau?"
"Ayahku pengusaha yang sangat sukses!" kata Jim Clay.
"Itu tergantung dari bagaimana kita menafsirkan kata sukses," kata Andy. "Coba lihat segala barang bagus yang ada di sini. Membuat dan memandangnya, itu asyik, tapi mengumpulkannya dalam sebuah ruangan sehingga orang-orang tertentu saja yang bisa melihatnya, itu merupakan kejahatan!"
"Semua diperoleh ayahku secara jujur! Ia membelinya!" tukas Jim Clay. "Mestinya semua ini dihadiahkan - dikembalikan pada pemilik semula," balas Andy dengan menukas pula. Kemudian ia nyengir. "Tapi kalian bukan meminta aku datang untuk mendengar ceramahku. Ada apa, Jupe?" Jupiter lantas bercerita tentang gelandangan tua yang dilihat Frankie Bender berkeliaran dekat gua.
"Aku kenal orang itu. Dia biasa kami sapa dengan sebutan 'Mayor'," kata Andy. "Soalnya, ia selalu memakai jaket sersan mayor Angkatan Laut."
"Anda tahu di mana ia sekarang berada?" tanya Jim Clay.
"Mungkin saja," kata Andy, sambil memandang Jupe serta kedua temannya. "Kenapa kalian mencari dia?"
Bob menjawabnya. "Kami diminta untuk -"
Jim Clay buru-buru memotong.
"Maaf, aku ingin bicara sebentar dengan kalian bertiga saja," katanya sambil memandang Trio Detektif.
Andy menatap anak raja minyak itu sekilas dengan sikap geli, lalu mengangkat bahu dan melangkah pergi, untuk melihat-lihat benda-benda seni yang terpajang dalam ruangan itu.
"Begini," kata Jim buru-buru pada ketiga remaja yang ada di dekatnya. "Sebaiknya kalian jangan mengatakan apa-apa padanya tentang Setan Menandak. Jangan sampai terlalu banyak orang yang tahu tentang pencurian itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
(25) TRIO DETEKTIF: MISTERI SETAN MENANDAK
Science Fictionsebenarnya aku tak tau pasti arti dari judul ini, ku kira "DANCING" berarti menari, sedang menari. terjemahan mengatakan Menandak(?), apa itu menandak? apa Dancing itu menandak? british aksen kah? atau apa? entahlah? Dan ku temukan jawabannya alih...