bab 11 muncul wajah yg tak terduga

78 13 0
                                    


"DIA... dia ada di sini!" ujar Jupiter tergagap.

Ketiga remaja itu terpana, menatap penampilan yang mengejutkan itu. "Apa maksudmu? Siapa yang ada di sini?" tanya Jim Clay, sementara lampu-lampu ruangan dinyalakan. Dengan bingung pemuda itu memandang kian kemari, meneliti ruangan yang penuh dengan berbagai benda itu. "Setan Menandak!" kata Pete sambil menuding. "Itu, di sana -" Ia tertegun, menatap sosok bisu tak bergerak yang berdiri setengah berjongkok di atas tiang tumpuan yang tidak tinggi. Jim Clay menghampiri sosok itu lalu mengetuk-ngetuk. Terdengar bunyi benda yang keras tapi berongga.

"Bukan," katanya, "Setan Menandak terbuat dari perunggu, dan ukurannya jauh lebih kecil. Ini cuma patung peraga biasa saja, yang dipakai untuk menyampirkan kostum syaman Mongol. Ayahku gemar mengumpulkan benda-benda seni dan kerajinan tangan Asia. Pakaian dukun ini seluruhnya asli."

Dengan lambat Jupiter menyeberangi ruangan, mengitari lemari-lemari

pajangan dari kaca, lalu meraba kostum yang membalut patung peraga itu. Rabaannya menyebabkan debu mengepul. Jupiter mundur selangkah sambil mengangguk-angguk.

"Kulihat sekarang bahwa memang lain," katanya. "Tanduknya lebih pendek, sedang kulit yang menyelubungi berasal dari beruang, bukan serigala. Kecuali itu, dari debu yang menempel ketahuan bahwa kostum ini sudah lama tidak dijamah orang."

"Lain dari apa, Jupiter?" tanya Jim Clay.

"Kostum syaman, atau benar-benar syaman, atau entah apa yang sudah beberapa kali kami lihat," kata Pete. "Barangkali ayah Anda memiliki kostum syaman yang lain di sini?"

"Cuma itu saja yang ada. Kurasa kostum begini ini termasuk barang langka," jawab Jim Clay.

"Kostum yang kami lihat itu persis seperti yang nampak pada patung Setan Menandak," kata Bob.

"Mungkin saja patung itu yang menjelma menjadi makhluk hidup." Anak raja minyak itu tertawa lebar. "Patungnya sendiri ada di sana, di dalam kotak kaca itu."

Seketika itu juga ia melongo, sementara matanya terbelalak. Kotak kaca

yang ditunjuknya ternyata kosong. Tidak ada apa-apa di dalamnya! "Lenyap!" seru Pete.

Jim Clay memandang berkeliling dengan sikap bingung. Ia bergegas memeriksa setiap kotak kaca yang ada dalam ruangan besar itu. Di dalam tempat-tempat itu terdapat berbagai patung lain, begitu pula senjata- senjata, vas, topi ksatria, serta beraneka ragam karya seni dan kerajinan lain, tapi patung Setan Menandak tidak ada di ruangan itu!

"Aku... aku tidak mengerti! Mana mungkin ada orang -" Ia berpaling ke arah anak-anak. "Dari mana kalian tahu patung itu hilang?"

Mereka menceritakan semua yang mereka alami selama itu. Jim Clay mendengarkan dengan penuh minat sambil memperhatikan mereka. Setelah itu ia berjalan mondar-mandir.

"Hilang! Dicuri!" Kebingungan mewarnai nada suaranya. "Padahal aku ditugaskan menjaga barang-barang di sini! Ayahku pasti sangat marah jika pulang nanti. Patung itu tak ternilai harganya dan di samping itu..." Ia tertegun, lalu menggelengkan kepala. "Aku tidak begitu tertarik pada benda-benda dari Asia, dan karenanya tidak begitu mempedulikan patung itu. Tapi bagaimana mungkin ada pencuri bisa masuk kemari lalu

mengambilnya tanpa ketahuan, dan tanpa meninggalkan jejak? Selama ini

aku sibuk dengan tugas pelajaranku di college, tapi mestinya Stevens kan melihat kalau ada orang masuk. Atau Quail -" Dengan cepat ia berpaling, menghampiri sebuah pesawat telepon yang ada di dekat situ, lalu menekan sebuah tombol. "Quail? Coba datang sebentar ke Ruang Koleksi."

Jim Clay mondar-mandir lagi.

"Kata kalian tadi, si pencuri itu kemudian kehilangan patung itu? Kalau demikian, entah di mana barang itu sekarang! Ayahku pasti mengamuk. Aku ditugaskannya menjaga ketika ia pergi seminggu yang lalu, dan ia pasti -"

(25) TRIO DETEKTIF: MISTERI SETAN MENANDAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang