"jinn. Kamu udah laper belum?" Tanya Mingi
"Lumayan sih"
"Kita istirahat dulu aja ya. Bentar lagi nyampe di rest area"
Ryujin menganggukkan kepalanya.
Sore ini, Ryujin dan Mingi kembali ke Bandung. Sudah setengah perjalanan yang ditempuh, cukup membuat Mingi merasakan pegal di kakinya karena menyetir.
Mingi membelokkan mobilnya ke rest area untuk beristirahat sebentar. Ia memarkiran mobilnya di parkiran mobil. Kemudian, mereka turun dan menuju restoran fast food yang ada di sana.
Mereka memesan makanan kemudian duduk di samping jendela besar. Ryujin dan Mingi mulai memakan makanannya.
"Kak, masih kuat nyetir?" Tanya Ryujin
"Masih. Kenapa?"
"Aku gantiin aja, ya? Kasian Kak Ming ku tinggal tidur daritadi"
"Aduuhhh pacar aku perhatian banget ziii" kata Mingi
"Ih kak beneran ini"
"Nggak apa apaa, ujiinn. Aku masih kuat kok. Beberapa jam lagi juga udah sampe" Kata Mingi meyakinkan
"Yaudah. Nanti kalo capek bilang"
"Iyaa sayangkuuu"
Setelah kurang lebih 1 jam mereka istirahat, mereka pun melanjutkan perjalanan. Hari pun semakin malam, terlihat mobil-mobil menyalakan lampunya untuk menerangi jalanan.
Ryujin sedikit bosan karena pemandangan jalan tol yang kurang menarik menurutnya.
"Bosen?" Tanya Mingi
Ryujin mengangguk "hmm, lumayan"
"Liatin mukaku, pasti nggak bosen" Kata Mingi dengan pedenya
"Mana keliatan orang gelap gini" Gumam Ryujin tapi masih terdengar oleh Mingi.
"Ecieeee pengen banget liatin mukaku" Goda Mingi
"Dih apaan"
"Heleh. Sok sok dih apaan, padahal wallpaper lock screen aja pake fotoku"
"Nyenyenye"
"Oiya kak btw kan ya" Ryujin menjeda kalimatnya"Apaan tuh"
"Eciee kepo ya"
Gantian Ryujin yang menggoda Mingi, tapi Mingi tidak merespon sehingga Ryujin sedikit kesal.
"Ih suka gitu deh" Kata Ryujin sok sokan ngambek
"Canda sayangg. Apa apa apa"
"Kemaren, pas di Sephora, aku ketemu sama Kak Nancy"
"Kalian nggak jambak-jambakan kan?"
"Ya nggak lah. Aneh lo"
"Yaaaaa kali aja kamu balas dendam kan. Keren tuh di mall jambak jambakan terus viral hahaha. canda beb"
"Dihh sayang rambutnya tau. Kak Nancy jugaa udah minta maaf kok. Jadi yaa udah baikan dehh"
"Bagus dong. Itu jadi pelajaran kalo semua masalah itu bisa diselesaikan tanpa pake emosi" Kata Mingi sambil mengusap pucuk kepala Ryujin
"Heleh. Tadi katanya keren kalo ada jambak jambakan"
"Becanda atuh ujinnn"
Ryujin terkekeh.
"Dan tau apa yang lebih mencengangkan?" Ucap Ryujin sedikit di dramatisir.
"Apa?"
"Kak Nancy udah punya suami. Geula suami cuy. Lama nggak ketemu tiba-tiba udah ada pawangnya" Kata Ryujin sambil bertepuk tangan
"Iyaa, dia udah punya suami"
"Kok kak aming nggak ngasih tau sih?"
"Kan kamu nggak nanya"
"Iya juga sih. Tapi kok bisa tau?" Tanya Ryujin penuh selidik
"Aku diundang"
"Diundang? Terus berangkat sama siapa?"
"Iyaa diundang, sama Yunho. Tenang atuh neng ujiinn, jangan cemburu gituu" Kata Mingi sambil mencolek daging Ryujin
"Saha teh yang cemburu? Biasa aja"
"Hahahaa iya deh iyaaa. Aku tu mau ngajak kamu sebenernya. Cuma kamu pas itu lagi sibuk banget dan aku lupa ngabarin. Ya maapin abang deh" Kata Mingi sambil menggenggam tangan kanan Ryujin dengan tangan kirinya.
"Santai kali, kak. Serius banget sih hahaha"
Ryujin dan Mingi kembali diam, masih dengan tangan kiri Mingi yang mengenggam tangan kanan Ryujin.
"Udah mau masuk Bandung ya?" Kata Ryujin setelah melihat maps yang terpampang di layar mobil Mingi.
"Iya. Kalo kamu mau istirahat dulu gapapa loh. Masih lama juga kok"
"Nggak deh. Mau nemenin kak Mingi aja"
"Aih cucwitnyeeee"
Tiba-tiba saja topik pernikahan terlintas di pikiran Ryujin setelah membahas tentang Nancy beberapa menit yang lalu.
"Kak, rasanya nikah gimana ya?"
"Ya nggak taulah, kan aku juga belum nikah"
"Hmm iya juga ya"
"Kenapa? Kamu mau nikah sekarang? Kalo aku sih ayo ayo aja langsung ke KUA" Kata Mingi yang berhasil mendapatkan pukulan dari Ryujin di lengannya.
Untung saja mobil dalam keadaan gelap, jadi Ryujin tidak perlu menyembunyikan wajahnya yang memerah seperti tomat sekarang ini. Ryujin malu euy.
"Mau kerja dulu?" Tanya Mingi
"Iya dong. Aku pengen ngerasain juga dunia kerja itu kaya gimana"
"Yahh padahal aku punya niat mau langsung nikahin kamu habis kamu lulusan"
Lagi-lagi Ryujin memberi pukulan di lengan Mingi. Cukup. Ryujin malu.
"Apaan sih kak"
"Dihh malu malu tapi mau kan"
"Udah ih. Gombal mulu"
"Kamu kalo salting tu gemesin tau. Pipinya merah kaya tomat. Sayang lagi gelap, jadi nggak bisa liat deh"
Cukup mas cukup. Aku sudah meleyot - Ryujin
"Kamu target nikah umur berapa sih?" Tanya Mingi
"Mmm berapa ya. 24 atau 25 mungkin"
"Heum agak lama ya sist. Nego lah. 23 gitu. Biar nggak tua tua amat akunya"
"Ya tanya papa sana boleh nggak"
"Ecie ngarep ya mau ku nikahin"
"Nggak juga"
IYA LAH BEGO - Ryujin
"Helehh"
"Udah ah bahas yang lain aja" Kata Ryujin
"Teteh ujin udah nggak kuat gaess bahas nikah nika- aduh iya iya canda ihh" Kata Mingi sambil mengusap lengannya karena cubitan Ryujin.
Setelah itu, mereka berdua kembali diam. Ryujin masih deg-degan karena membahas pernikahan yang nggak jelas tadi, padahal dia yang memulainya.
"Tapi jin... "
Ryujin menoleh ke Mingi.
"Kalo ku lamar sekarang, kamu mau nggak?"
🌻🌻🌻
Maaf kalo kurang greget:'
Terima kasih sudah nunggu, nge vote, dan komen cerita ini🥰

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐊𝐀𝐊 𝐀𝐌𝐈𝐍𝐆 - 𝘚𝘰𝘯𝘨 𝘔𝘪𝘯𝘨𝘪✔️
Hayran Kurgu"KAK AMIIINNGG" - Ryujin "HEH SARIP, GUE MINGI YAA" - Mingi © 𝐉𝐮𝐧𝐢 𝟐𝟎𝟐𝟎