Ryujin meregangkan tangannya setelah berkutat dengan mouse dan keyboard. Ia membuka ponselnya untuk mengecek jam dan pesan masuk dari Mingi.
Waktu sudah menunjukkan pukul setengah 10 malam. Pertanda, studionya akan tutup sebentar lagi.
"Nggak mau balik sekarang, Jin? Kerjaan lo udah selesai kan?" Tanya Heesung, rekan kerjanya.
"Udah sih. Ini juga mau balik"
"Dijemput sama laki lo kan?"
"Iya kaya biasanya"
"Okelah. Gue duluan ya" Pamit Heesung
"Tiati" Kata Ryujin yang dibalas dengan acungan jempol oleh Heesung.
Ryujin mematikan komputer dan mulai mengemasi barangnya. Tak lupa ia mengabari Mingi untuk segera menjemputnya. Setelah itu, Ryujin keluar dari ruangan dan menunggu Mingi di ruang tunggu.
Hampir 2 tahun Ryujin bekerja di tempat ini membuatnya memiliki satu kebiasaan yang dilakukan sampai sekarang.
Mengamati setiap sudut ruangan.
Bagaimana tidak? Studio ini dirancang dengan apik oleh arsiteknya, lebih tepatnya pemilik tempat ini. Studio ini memiliki konsep industrial modern, dimana elemen-elemen struktural bangunannya lebih banyak di ekspos. Memang seperti bangunan belum jadi, tetapi tampaknya sangat menyatu.
Itu yang membuat Ryujin betah di studio ini. Ya tidak munafik juga ia sering mengeluh dengan pekerjaannya yang sangat menguras tenaga.
Ponsel Ryujin bergetar dan muncul pesan dari Mingi kalau ia sudah sampai di parkiran. Segera Ryujin keluar dari ruang tunggu. Ia langsung masuk ke dalam mobil Mingi.
"Assalamu'alaikum, kak" Sapa Ryujin kemudian mengecup tangan Mingi.
"Wa'alaikumsalam. Gimana hari ini?"
"Ya seperti biasa. Kak Mingi gimana?"
"Alhamdulillah ada proyek baru dari atasan. Senin besok dibahas lagi buat kelanjutannya"
"Semoga lancar ya"
"Aamiinn. Kamu juga jangan capek, jangan stres. Kasian minju" Kata Mingi sambil mengelus perut Ryujin yang mulai membuncit.
"Hahaha iya iyaa"
"Jalan-jalan dulu asik kali ya. Sama cari makan"
"Boleh deh. Aku juga laper hehe"
Mobil Mingi bergerak meninggalkan parkiran dan menyatu bersama mobil lain di jalan raya.
Ngomong-ngomong, Mingi dan Ryujin sekarang jadi pasutri. Mereka memutuskan menikah setahun yang lalu.
Ryujin sih katanya pengen 1 tahun lagi. Tapi dinding pertahanannya runtuh. Entahlah hanya Ryujin dan Tuhan yang tahu alasannya. Dan sekarang, Ryujin tengah mengandung dan memasuki 6 bulan.
Nah, minju yang dimaksud Mingi tadi itu singkatan dari Mingi Junior. Ya siapa lagi yang membuat sebutan itu kalau tidak bapak Mingi sendiri.
Tak lama kemudian, mobil Mingi terparkir di parkiran foodcourt. Dengan hati-hati, Mingi membantu Ryujin turun dari mobil.
Setelah memesan makanan, mereka mengambil meja di area taman. Ryujin pengennya sih di foodcourt, tapi tidak disetujui oleh sang suami. Takut kecapekan katanya.
Mingi yang capek maksudnya.
Canda, Ming.
Mereka mengobrol seperti biasa sembari menunggu pesanan mereka datang.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐊𝐀𝐊 𝐀𝐌𝐈𝐍𝐆 - 𝘚𝘰𝘯𝘨 𝘔𝘪𝘯𝘨𝘪✔️
Fanfiction"KAK AMIIINNGG" - Ryujin "HEH SARIP, GUE MINGI YAA" - Mingi © 𝐉𝐮𝐧𝐢 𝟐𝟎𝟐𝟎