Cahaya mulai menyeruak melalui celah-celah pohon-pohon tinggi yang semalam terasa menakutkan. Tapi setidaknya sekarang, hutan ini sudah terlihat seperti hutan biasa bukannya hutan pembunuh berisi makhluk-makhluk gelap.
Ketiga orang itu, Edward, Hyena dan Ron, dengan baju penuh bercak darah, berdiri dengan tenang setelah membabat habis pasukan orc yang berani menyerang mereka kemarin.
Dengan santai, mereka mulai membersihkan pedang mereka yang berwarna merah, saksi bisu dimana ketiga orang ini menghabiskan banyak waktu untuk memastikan tidak akan ada lagi orc yang mengincar putri mereka.
"Kita terlihat seperti mereka sekarang," keluh Ron karena penampilan mereka sekarang memang mengerikan. Darah dimana-mana, membuat mereka terlihat seperti ras orc yang hobi membunuh.
"Setidaknya, penampilan kita jauh di atas mereka. Lihat orc-orc itu, terkapar dengan tidak indah. Mati pun tetap buruk rupa."
"Kalau putri mendengarmu, dia akan tertawa tanpa henti." Edward menanggapi ejekan Hyena itu dengan terkekeh.
"Benar, kita harus segera menyusul putri." Ron jelas ingat bagaimana ekspresi Dania kemarin saat meminta mereka berjanji untuk menemuinya dengan selamat.
"Bagaimana dengan Will dan Seth? Kenapa mereka belum menyusul juga?" Hyena bertanya karena menurutnya Will dan Seth yang belum juga kembali menemui mereka adalah suatu hal yang aneh.
Bahkan sampai pertarungan mereka bertiga selesai dengan status yang menang telak, Will dan Seth belum juga menyusul mereka. Padahal, pertarungan mereka jelas dimulai lebih dulu.
"Mereka baik-baik saja kan?" Tanya Ron khawatir. Meski Will dan juga Seth adalah ksatria muda terbaik dari Avantheim, tapi tetap saja, mereka tidak tahu apa yang terjadi selama pertarungan mereka karena harus bergegas pergi.
"Mereka masih hidup, mereka pasti baik-baik saja, karena mereka sudah berjanji kepada putri untuk kembali," jawab Edward yakin. Karena mau dipikir sebanyak apapun, tidak masuk akal bagaimana mereka bertiga yang jelas memiliki kekuatan di bawah dua teman besar mereka itu bisa menang telak, sementara Will dan Seth terkapar kalah.
Itu tidak mungkin terjadi.
"Kalian pergilah, susul putri. Aku akan kembali untuk mengecek keadaan Will dan Seth dan membawa mereka kembali."
Ron dan Hyena langsung menatap ke arah Edward dengan tatapan ragu. Edward yang menyadari itu kembali menambahkan, "Pergilah, setidaknya putri tahu kita selamat. Aku berjanji akan membawa Will dan Seth kembali."
"Pastikan kau benar-benar membawa mereka kembali dengan selamat." Ucapan Ron disambut anggukan dari Edward. Tentu saja dia harus membawa Will dan Seth kembali dengan selamat. Karena itu adalah keharusan.
Dengan keyakinan itu, lagi-lagi mereka berpisah. Edward berbalik arah untuk melihat keadaan dua temannya, sedangkan Ron dan Hyena tidak punya pilihan selain terus berjalan lurus untuk menyusul putri mahkota mereka.
"Edward." Yang disebut segera menolehkan kepalanya. "Ya?"
"Hati-hati." Hyena menatap dengan penuh kekhawatiran, Edward tahu itu.
"Tentu, terimakasih. Kalian juga berhati-hati." Edward membalas dengan senyum cerah khasnya kemudian segera berlari ke arah belakang.
Hyena kembali menyusul Ron yang sudah beberapa langkah di depannya. "Hati-hati," ledek Ron kembali menirukan perkataan Hyena.
"Diamlah, pendek. Apa kau tidak khawatir dengan keadaan mereka?" Hyena membalas dengan menatap tajam. Temannya ini, memang selalu senang dalam hal ejek-mengejek.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Avantheim
Fantasy[ fantasy ] [ GS ] [ baku-non ] [ end ] Bagaimana rasanya tinggal bersama enam makhluk bertelinga bulu dari dunia lain? Tidak tahu? Jonathan hadir disini untuk menceritakan pengalamannya.