Hidup baru Jo bersama enam makhluk berbulu dari dunia lain terasa menyenangkan dan lebih baik.
Jo tidak lagi semiskin dulu.
Terimakasih kepada para bangsawan itu yang sekarang ikut membantunya dalam hal finansial untuk menjaga nyawa mereka setelah gerutuan Jo tempo hari.
Dan hal yang paling hebat dari bantuan itu adalah, mereka tidak makan mie instan lagi setiap hari.
Jo tidak tahu harus bersyukur seperti apa lagi karena sudah memohon habis-habisan agar bisa tetap hidup bersama mereka. Keputusannya memang bagus. Lihat, Jo sudah tidak menyedihkan lagi.
Setiap hari, para makhluk itu yang memang masih bekerja—karena mereka memaksa untuk melakukannya, akan membawa makanan siap saji yang berbeda-beda.
Dana makan mereka yang aslinya hanya sedikit sekarang berkembang jadi sepuluh kali lipat. Boros memang, tapi Jo berusaha memaklumi. Para bangsawan itu tidak akan jatuh miskin dan berhak untuk menyombongkan kekayaan mereka.
Lagipula, bukannya sudah seharusnya mereka makan enak setiap hari?
Lalu, dia akan jujur sekarang, tapi dia merasa bahagia. Jo yang dulu mungkin akan menyangkalnya dengan cepat. Tapi tidak untuk sekarang, Jo dengan rendah hati akan mengakui hal itu.
Mereka benar-benar bisa mengambil tempat di hati Jo rupanya.
Kemudian, tentang drama kecil tempo hari. Setelah pelukan bersama itu, tidak ada yang terjadi. Tidak ada yang membahasnya lagi karena sepertinya mereka mengerti kalau topik ini masih sensitif untuk Jo.
Jo juga tidak berusaha untuk melakukan apa-apa. Menurutnya, pertemuan kemarin hanya sebuah kebetulan, tidak ada yang perlu diperbaiki atau diluruskan dari hal itu. Mereka juga tidak mencarinya lagi ataupun menengok keadaannya meskipun ibunya sudah tahu dimana dia tinggal sekarang, jadi Jo juga memutuskan untuk melakukan hal yang sama. Memilih untuk tidak pikir panjang atas apa yang terjadi kemarin.
Masa lalu akan tetap jadi masa lalu, semuanya sudah terlewat dan Jo terlalu malas untuk menyambungnya kembali. Fokus utamanya sekarang adalah hari-hari baru yang sedang dia jalani.
Dengan orang-orang baru dan juga suasana baru yang sialnya lebih menyenangkan ketimbang kehidupan aslinya.
Jo tentu tahu, semua ini bisa selesai kapan saja, tapi satu yang jadi harapannya, dia tidak ingin semua berakhir dengan cepat.
Sekarang, agenda mereka pada pagi hari ini adalah menunggu untuk sarapan bersama sambil menonton film kartun seperti biasa, kali ini, mereka semua berkumpul lengkap, karena Will dan Seth sedang tidak melakukan penyelidikan.
Mereka berdua memang rutin melakukan penyelidikan dua hari sekali atau mungkin sesering yang mereka bisa karena semua penghuni rumah ini tentu ingin tahu bagaimana perkembangan di Avantheim. Apakah mereka harus bersembunyi lebih lama, apakah mereka harus datang untuk bala bantuan, atau apakah mereka akan pulang karena semuanya telah usai.
Dan untuk sementara ini, semuanya masih berjalan baik, yang kadang malah membuat mereka heran.
Untuk apa mereka harus bersembunyi kalau realitanya Avantheim bisa memegang kendali sampai selama ini?
Lalu, biasanya sejauh yang mereka ingat, perang dengan bangsa orc tidak akan memakan waktu selama ini. Karena bangsa orc akan menggila di hari pertama, mereka tidak peduli kalau pada akhirnya mereka kalah ataupun gugur, karena yang mereka cari sedari awal dalam perang hanyalah kesenangan.
Sungguh aneh rasanya saat memikirkan bangsa orc mampu menahan diri selama ini. Dan lebih aneh lagi saat memikirkan bahwa itu memang strategi mereka untuk menang.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Avantheim
Fantasy[ fantasy ] [ GS ] [ baku-non ] [ end ] Bagaimana rasanya tinggal bersama enam makhluk bertelinga bulu dari dunia lain? Tidak tahu? Jonathan hadir disini untuk menceritakan pengalamannya.